ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ 24 : ᴀQᴜᴀʀɪᴜᴍ

742 95 16
                                    

Setelah pulang dari rumah sakit Seanne buru buru mandi dan mengompres matanya. Tentu saja ia tidak ingin Jeano melihat mata bengkaknya malam ini. Setelah hampir setengah jam Seanne membersihkan diri dan berganti pakaian. Ia duduk di depan kaca meja rias nya. Terimakasih untuk sendok dingin yang membuat mata sembabnya menghilang. Setelah mengeringkan rambut Seanne lanjut merias wajahnya. Riasan yang simple namun terkesan elegant untuk dinner nanti.

Ketika asik merias diri ponsel Seanne berbunyi.

"Halo by, udah siap?" Suara Jeano menyambut.

"Belom, sebentar lagi. Kamu udah dijalan?"

"Ini aku baru mau jalan, mangkanya aku telfon kamu dulu."

"Gapapa jalan aja by kamu sampe aku udah selesai ko."

"Oke aku jalan ya by."

"Safe drive Je, bye."

"Bye El."

Panggilan telfon sudah berakhir, Seanne lanjut menata rambutnya, hanya membuat sedikit gelombang agar lebih terkesan fresh. Setelah itu ia memilih pakaian yang akan Seanne gunakan.

Pilihan nya jatuh pada off-shoulder satin dress berwarna putih yang tidak terlalu formal namun masih rapih. Dan ia mengambil clutch velvet maroon untuk melengkapi outfit nya malam ini.

Dirasa sudah rapih Seanne bergegas keluar kamarnya, dan selang beberapa menit mobil Jeano memasuki pekarangan rumahnya. Seanne langsung keluar menghampiri Jeano.

"Mau langsung jalan aja?" tanya Seanne yang tidak menyadari bahwa yang ia ajak bicara malah diam memoerhatikan nya.

"Kenapa Je? Kurang bagus? Aku ganti lagi ya?"

Jeano berkedip beberapa kali memastikan yang di depan nya ini adalah Seanne. Karna jujur saja Jeano sangat sangat sangat takjub karena Seanne jarang berpenam[ilan formal sepereti ini, dan Jeano akui bahwa Seanne sang kekasihnya sangat cantik baginya.

"Hey? Je?" tanya Seanne lagi

"H-hah? Kenapa?"

"Jelek ya? aku ganti aja ni?"

"GAGAGAGAGA GAUSAH GANTI." Jawab Jeano sedikit rusuh.

" Aku dari tadi diem itu karna kamu cantik banget banget banget EL."

Jika biasanya Seanne tidak termakan oleh gombaklan receh Seorang Jeano, kali ini Seane tidak dapat menahan rasa tersipunya. Bahkan ia merasakan pipi nya hampir merah terbakar pujian dari Jeano.

"Udah ayo jalan Jangan gombal terus."

Seanne berjalan menujuk mobil mendahului Jeano.

"Je liat kedepan Je."

Kini mereka sudah dalam perjalanan menujuk tempat dinner, yang jujur saja Seanne tidak tau dimana tempatnya. Seanne hanya meliat tulisan reservasi tapi lupa menanyakan dimana lokasinya.

"Je jalan nya di depan bukan di samping." Seanne mengarahkan wajah Jeano agar menatap ke jalanan di depan.

Pasalnya sedari tadi Jeano selalu mencuro curi pandang ke Seanne yang jujur saja ini membuat Seanne menjadi salah tingkah.

Aapalagi jika sedang lampu merah Jeano akan terus memandanginya. Cpba bayang kan ditatap oleh mata tajam seorang Jeano Keiziro apa tidak seram? Kalau Sean jujur saja iya serasa akan diterkam oleh mata nya itu.

"Abisnya kamu cantik banget by hari ini. Jadi kalo aku bgerasa rugi banget kalo ga ngeliatin kamu terus."

"Gombaaall, mending liat tuh ke depan nanti nabrak." Seanne tersipu dan Jeano tau itu. Jelas terpampang di wajah Seanne.

MR. PERFECTLY FINEWhere stories live. Discover now