#Prolog

22 0 0
                                    

Brub brub brub

Sebuah den-den mushi di dalam kantong pakaian gadis itu berbunyi. Ia merogoh sakunya, mengeluarkan siput itu dan menjawab panggilan.

"Moshi-moshi. Ruby-san." Suara seorang gadis terdengar dari den-den mushi tersebut.

"Oh, Koala?" Ruby menjawab.

"Benar. Bagaimana keadaan di sana, Ruby-san?" Tanyanya.

"Yosh, aku menemukan senjata yang diselundupkan di sini. Wah, lihatlah semua senjata ini."

"Kalau begitu..." tanpa repot-repot menunggu Koala selesai berbicara, Ruby segera memutus sambungan.

Ia merenung di depan semua kotak senjata api itu. "Apa yang sebaiknya kulakukan dengan semua senjata ini?" Gumamnya dengan posisi tangan menopang dagu. "Oh aku tahu!"

Beberapa saat kemudian, Ruby kembali berkumpul dengan tim Koala yang menunggu di sebuah atap gedung. Mereka menyaksikan pemberontakan di negeri itu yang sudah berlangsung berbulan lamanya.

"Ugh, Ruby-san. Bukankah Dragon-san bilang kita harus memusnahkan senjata itu?" Ucap Koala frustasi melihat para pemberontak yang kini gencar menyerang pasukan kerajaan.

Ruby memutuskan untuk membagikan senjata itu pada pasukan pemberontak untuk membantu mereka memenangkan pemberontakan. Yang mana, tindakan itu membuat Koala frustasi.

Sabo terkekeh, "sudahlah, kau seperti baru mengenal Ruby saja."

"Kalian berdua! Berhentilah bertindak seenaknya." Koala merengut kesal.

Hack ikut menenangkan Koala. "Kali ini biarkan saja, lagi pula itu cukup membantu." Hack menunjuk ke arah pertarungan dengan dagunya.

Koala mengikuti arah pandang Hack, menyaksikan sebuah sorakan kemenangan saat pasukan kerajaan dilucuti oleh pasukan pemberontak. Coralis Kingdom terkenal dengan kepemimpinan Ratunya yang sangat kejam selama bertahun-tahun. Rakyatnya yang mulai merasa muak, akhirnya membentuk pasukan pemberontak dan mulai melancarkan aksi pemberontakan di seluruh negri. Hal ini sudah berlangsung selama 3 bulan sekarang, namun pasukan pemberontak kesulitan memenangkan pertarungan karena pasokan senjata yang kurang.

Koala menghela napas, "Ah, sudahlah. Bagaimana aku akan melaporkannya pada Dragon-san."

Sabo tersenyum dan menunjuk Ruby dengan telunjuknya. Koala kembali menghela napas saat menyadari bahwa Ruby kini tengah berkomunikasi dengan pemimpin mereka melalui den-den mushi. "Kalian semua benar-benar membuatku lelah."

Sabo menepuk-nepuk pelan pundak Koala, menenangkan gadis itu. Sementara itu, Ruby melaporkan status mereka saat ini pada Pemimpin Pasukan Revolusioner.

"Ya, rakyat berhasil mengambil alih Coralis Kingdom." Ruby diam sejenak sebelum melanjutkan. "Sepertinya, rakyat akan mengusir keluarga kerajaan dari negeri ini alih-alih memenjarakan mereka."

"Baiklah. Laporan diterima. Kalian mundurlah. Biarkan mereka yang mengurus sisanya."

Setelahnya, Dragon menutup sambungan. Ruby beralih pada 3 orang di hadapannya. "Pekerjaan kita selesai sampai di sini. Kalian kembalilah ke Baltigo."

"Bagaimana denganmu, Ruby-san?" Tanya Koala.

"Aku harus melanjutkan pekerjaanku yang berikutnya."

"Baiklah. Berhati-hatilah."

Mereka berpisah di sana. Tim Koala kembali ke Baltigo, sementara Ruby melanjutkan perjalanannya sendiri.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 09, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Bonds and Revolutions Where stories live. Discover now