Ending

731 84 25
                                    

Seseorang yang memakai baju biru alias baju rumah sakit sedang memandang danau didepannya. Di sampingnya selalu didampingi oleh perawat. Yuna berjalan menghampiri. Dia menyapa perawat itu kemudian meminta agar Yuna sendiri yang menjaganya. Perawat itu mengangguki dengan tersenyum setelah itu berlalu. Kemudian Yuna duduk disebelahnya.

Melihat keadaannya seperti ini membuat hati Yuna sakit. Sesuatu yang menuntutnya membuat dia menjadi seperti ini. Dia bahkan lebih menderita dari dirinya. Dia berhak bahagia, sudah cukup lama dia sakit. Sakit secara fisik, mental, dan pikiran. Semua itu dia pendam sendirian hingga mencapai batas wajar. Dan sekarang dia sudah berakhir dirumah sakit jiwa.

"Dam, apa kabar?"

"Baik," Jawabnya dengan nada lirih.

"HAHAHAHAH!!!" Tawa Yedam menggelegar membuat Yuna kaget.

"Lucu ya, kemarin gue habis bunuh Talia terus kota kita jadi penuh Zombie."

Yuna menghela nafas. Mau tak mau Yuna menanggapi imajinasi Yedam dari pada Yedam berteriak. "Untung kita selamat ya."

"Tapi ini bukan salah gue kan? Kota kita diserang Zombie gara gara Jihoon sama Jeongwoo yang ceroboh?"

"Iya dam..."

Yang tadinya bercerita dengan antusias tiba tiba wajahnya menjadi murung. "Tapi kenapa gue ngerasa bersalah sama temen temen gue Yun? Itu semua kemauan gue, Tapi kenapa gue sedih pas Jihoon berkorban?"

"Karena lu masih manusia. Entah sejahat apapun kalau lu manusia pasti masih punya hati."

Yedam menatap kembali danau didepannya. Tatapannya kosong, dia seperti terhipnotis oleh danau didepannya.

"Dam, gue kemarin muncak. Dan emang bener tanaman itu ada di daerah pegunungan." Yuna mengeluarkan tanaman berwarna ungu. Kemudian menunjukkannya pada Yedam.

"AAAAAAAA!! JANGAN TUNJUKIN TANAMAN ITU KE GUE! AAAA!" Teriaknya sembari menjauh dengan menunjuk nunjuk.

Yuna cepat cepat menyimpan kedalam sakunya. "Udah ga ada oke? Udah ga ada." Yuna perlahan mendekati Yedam.

"JANGAN MENDEKAT!! LU BAWA BENCANA! LU BAKAL JADI ZOMBIE!" Yedam terus menjauhi Yuna.

"Trust me, oke?" Yuna mengulurkan tangannya. Perlahan Yedam membalas uluran Yuna takut takut.

Yuna memeluk Yedam. Pelukannya membuat Yedam menjadi tenang. Isakan terdengar, bahu Yuna lama lama menjadi basah. Beberapa perawat berlarian dengan panik setelah mendengar teriakan Yedam. Tapi setelah melihat Yedam terlihat tenang para perawat menghela nafas.

"Yedam kenapa?" Tanya salah satu perawat.

"Gapapa, dia tadi liat burung gagak terus teriak."

Fyi. Tadi beneran ada burung gagak lewat wkwk

"Oh... Yaudah kalo ada apa apa panggil kita, ya." Kata Perawat satunya.

Yuna mengacungkan jempol seraya mengusap punggung Yedam agar tenang.

"Yun, gue kenapa bunuh Talia?"

Yuna tidak menjawab. Dia harus menjawab apa? Yedam hanya melantur. Yuna tidak tau isi pikiran Yedam.

Yedam melepaskan pelukannya. "Gue haus, bisa diambilin minum?"

Yuna mengangguk lalu berlari kecil menuju showcase yang berada di samping pintu masuk. Saat sudah selesai Yuna berbalik, hal mengejutkan terjadi membuat Yuna langsung berteriak.

"YEDAM!!!!"

Yedam menoleh dengan tersenyum. Dia ingin mengakhiri semuanya disini. Melepaskan raga yang telah membuatnya hidup selama ini.

Tak peduli dengan minumannya yang jatuh, Yuna berlari kencang sebelum Yedam melepaskan genggamannya dipagar lalu jatuh ke danau.

"YEDAM PLIS JANGAN!!!"

Telat. Jari jemarinya sudah bebas diterpa angin. Yedam menutup matanya menikmati hembusan angin. Rasanya seperti anugrah kebahagiaan yang belum pernah dia rasakan. Perlahan. Tubuhnya jatuh sesuai dengan arah gravitasi.

Yuna tak menyerah. Dia mencoba menggapai Yedam, tetapi hasilnya nihil. Tangannya tidak bisa meraih Yedam yang sudah jatuh ke danau.

"YEDAMMMM!!!!!!!"

Para perawat berlarian menghampiri Yuna yang sedari tadi berteriak. Dan ternyata Yedam buhun diri yang membuat semuanya ricuh. Apalagi pasien lain tambah berlarian kesana kemari.

Tangisan tak bisa Yuna tahan. Tubuhnya menjadi lemas. Yuna tidak bisa menopang dirinya lebih lama dan berakhir berjongkok. Isakan tangis terdengar. Sudah lama Yedam menahan semuanya, jadi ini yang dia mau ya? Yedam berhak bahagia dan sekarang dia sudah menemukan kebahagianya. Tapi tidak adil jika orang yang menyiksanya lebih bahagia. Kalau begitu apa Yuna bunuh saja ya mereka? Kalau mereka mati, Yedam akan lebih bahagia.




—the end—




hayoooo siapa yang nyangka endingnya bakal kayak gini? Wkwkwk
Kalian bingung ga sama endingnya?

Kalian inget gak pas yoshi main kartu tarot buat mergokin yedam? Nah, disitu tuh spoiler ending wkwk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Kalian inget gak pas yoshi main kartu tarot buat mergokin yedam? Nah, disitu tuh spoiler ending wkwk

Kalo kalian tanya yuna itu siapanya yedam, yuna itu temen deketnya yedam, yuna yang paling tau masalahnya yedam, di cerita ini yuna sebenarnya sedikit perhatian sama yedam tapi mungkin ga keliatan.

Kalo kalian masih bingung sama cerita ini atau masih ada tanda tanya besar di cerita ini, tanya aja ga usah malu malu hahaha...

Aku mau makasih banget sama kalian udah mau baca dan vote cerita ini dari awal sampe akhir, makasih juga yang mungkin ada salah satu dari kalian promosiin cerita ini meskipun aku ga tau, btw spill dong yang promosiin cerita ini, kalau ada, tulis username nya yaaaa wkwkwk...

Aku juga mau minta maaf kalo ada banyak kesalahan di cerita ini, mungkin ada typo, atau kadang ada yang ga masuk akal sama pikiran kalian. Oh iya, kalian rate dong cerita ini, kritik dan sarannya juga jangan lupaaa...

Mau makasih sekali lagi sama kalian udah mau nemenin aku sampai cerita ini selesai, lopyuuuu❤❤


Oh iyaa!!!!!!! Kalian tau kan di akhir ending ini yuna mau ngapain? Nah, kemungkinan nih ya, kemungkinannn..... Kalau otak aku nyampe aku bakal bikin season 2 wkwk, kemungkinan loh ya wkwk, kalau aku ga males mikir aku bakal bikin s2

Babayyyyy para readers ku tersayanggg❤❤❤

JANCOK!! ADA ZOMBIE!! (REVISI) Where stories live. Discover now