01. Unfamiliar Face

Start from the beginning
                                    

“Apa benar semua orang berbagi kamar mandi bahkan bertelanjang di ruang yang sama? Dan apakah benar ada kasus pelecehan seksual yang dilakukan sesama lelaki?”

“Kau terlalu paranoid, Kwon Soonyoung! Makanya jangan banyak menonton serial televisi, semua itu hanya imajinasimu. Mana ada pelecehan? Buktinya Wonwoo pulang dalam kondisi yang sangat baik, aku sampai tak mengenalinya karena tubuhnya sekarang jadi lebih atletis.”

“Aku tidak mengada-ada, Woozi-ya. Hal itu sungguhan nyata, aku membaca di portal online ada kasus pelecehan yang dilakukan oleh senior saat barak militer kosong. Bukankah mengerikan? Bahkan di tempat yang kita anggap aman saja belum tentu aman.”

Woozi mengerlingkan mata. Diikuti Wonwoo yang tersenyum tipis sembari menggelengkan kepala, sudah lama tidak merasakan kehangatan saat berkumpul dengan tiga rekannya.

“Sudahlah, daripada membahas itu lebih baik kita agendakan pesta penyambutan atas kepulangan Wonwoo malam ini. Berhubung aku dapat cuti dari bos, setidaknya jika kalian free aku bisa reservasi tempat makanan yang enak.”

“Bagaimana menurutmu?” Woozi menatap Wonwoo. “Kau tidak memiliki janji dengan wanita atau siapa pun itu, kan?”

“Aku free.”

Call! Pokoknya kita harus bersenang-senang malam ini. Gara-gara tugas akhir yang semakin menumpuk, aku ingin minum banyak untuk menghilangkan penat! Kalau bisa carikan neorae-bang juga, Jun! Sudah lama aku tidak menari dan menyanyi. Tubuhku kaku sekali.”

“Padahal harimau gila ini setiap hari konser di kamar mandi,” decih Woozi yang langsung menjadi korban kegemasan Soonyoung.

Memang apa yang dilakukan anak-anak di usia mereka selain menikmati masa muda? Menjalani rutinitas sebagai mahasiswa, bergelut dengan tugas dan program magang bahkan memburu kejelasan masa depan yang kelak perjuangkan, bila ada waktu luang sudah seyogianya dihabiskan dengan bersenang-senang.

Sebut karakter Wonwoo cukup bertentangan, tapi dia lebih nyaman bergaul dengan tiga temannya. Tak jarang orang-orang yang mendekati karena alasan kagum. Seperti pada saat keempatnya berjalan melalui koridor, tatapan para wanita tertuju padanya. Seolah Wonwoo adalah pemandangan paling indah yang membuat orang lain terobsesi untuk memilikinya.

Karena itu pula, Wonwoo menganggap semua orang yang baik padanya atas dasar pamrih tidak setulus ketiga temannya.

Dan pikiran buruk itu membentuk Wonwoo menjadi pribadi yang bertahan hidup dengan memanfaatkan kebaikan orang lain padanya.

“Minghao, apakah kau akan ikut malam ini? Kami ada pesta!”

Jun berlari kecil, menghampiri sosok pemuda lalu memeluknya. Sudah tersiar kabar jika Minghao adalah kekasih Jun sejak tahun lalu. Sehingga Wonwoo dan teman-temannya sudah memaklumi itu.

“Oh benarkah, pesta dalam rangka apa?”

“Menyambut kucing jantan ini pulang ke kandang,” Soonyoung merangkul bahu Wonwoo dan membalas anggukan Minghao sebagai sapaan.

“Kurasa akan lebih seru jika mengajak banyak orang, mungkin dengan mengundang sahabat Minghao yang lain. Jun, kau bisa mencarikan tempat yang lebih luas kan?”

“Tentu saja!”

“Kebetulan aku ada kelas sampai jam 8 malam. Apa aku boleh mengajak beberapa teman yang sekiranya kalian kenal?”

call on meWhere stories live. Discover now