Pamit

1K 43 0
                                    

Haii, terimakasih banyak sudah mau berkunjung dan berkenan membaca cerita ini. Salam sayang untuk kalian semua <3

⚠️⚠️

The stories contain a lot of harsh words, family issues and mental health issues.

HAPPY READING <3

***

Hari ini, adalah hari terakhir Nayasa bersekolah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari ini, adalah hari terakhir Nayasa bersekolah. Esok dan seterusnya ia akan Home Schooling, berdasarkan ide dan pilihan Mahen.

Tiga bulan mungkin memang bukan waktu yang begitu lama, namun pendidikan harus tetap dijalankan oleh Nayasa. Maka dari itu Mahen lebih memilih Home Schooling untuk pendidikan sang Adik selama di Canada nanti.

Selama perjalanan ke sekolah, Nayasa hanya mampu terdiam. Pikiran nya berkecamuk, hati nya juga terasa begitu sedih.

Siapa yang tidak bersedih, dirinya akan berpisah dengan guru-guru yang selama ini sangat baik. Nayasa juga akan berpisah dengan teman-teman nya, terutama ia akan berpisah dengan sahabatnya, Raka.

"Cemberut aja dari tadi Abang perhatiin. Sedih yaa mau pisah sama Neo dan seisinya?" tanya Mahen.

Pertanyaan itu membuat Nayasa terkekeh, "Neo dan isinya ngga tuh."

"Loh ya iyaa, kamu bakalan kangen sama sekolah kamu. Kangen sama moment belajar bareng guru, ketemu temen-temen. Apalagi kamu bakalan kangen sama Raka.. Sama Aca juga mungkin (?)"

Nayasa memukul pundak Mahen, "Aduh nih Adik nya Abang kalau salting jelek amat."

Mahen terkekeh, melihat ke arah Nayasa yang semakin mengerucutkan bibirnya.

"Udah ah, hari terakhir sekolah tuh harus happy. Bikin kenangan yang indah sama temen-temen. Jangan lupa pamitan juga sama semua yang Adek kenal, bilangin jangan pernah kangenin Adek."

Entahlah, bibirnya yang mengerucut itu perlahan tertarik membentuk senyuman.

"Adek turun ya, Abang. Makasih udah anter Adek ke sekolah." Mahen mengangguk. Tangannya bergerak mengacak pelan rambut Nayasa.

"Hati-hati, Adik.."

***

"Na!! Gila lo, gue kangen banget sama lo. Lo kemana aja sih?"

Saat ia tiba di dalam kelas, Raka sudah menyambutnya dengan begitu antusias. Nayasa tersenyum mendengarnya, ia akan rindu dengan Raka yang bawel itu.

"Sorry, gue lagi sering di rumah sakit jagain Ibun."

"Ibun?" tanya Raka. Nayasa mengangguk, Nayasa mulai menceritakan apa yang menjadi permasalahannya selama ini, dari tentang ia bukan Adik kandung Skala, hingga Ibun dan bahkan Mahendra. Ia ceritakan semua pada sahabatnya itu.

"Gue seneng lo ternyata masih ada Ibun, tapi gue sedih sama sikap Skala yang kaya gitu ke lo. Tapi ganti nya lo ada Bang Mahen kan?"

Nayasa mengangguk, "Iya, Bang Mahen baik banget sama gue. Gue kaya ngga kehilangan peran Abang, padahal Bang Skala ngga mau nganggap gue Adik lagi."

Semestanya Abang  [TAMAT]Where stories live. Discover now