Bab 3: Pembersihan

Começar do início
                                    

"Apa? Kakak memperkosa seorang wanita?" Isvian

{Benar, aku kemarin mendengarnya kalau Panglima, eh bukan, Pak Reza diturunkan pangkatnya menjadi jenderal. Dia sekarang menjadi tahanan rumah selama masa penyelidikan.}

"Ya sudah, terimakasih atas kabarnya. Jangan latakan apapun tentang ini dan biarkan aku memikirkannya." Isvian

Isvian menutup teleon rumahnya.

"Bwuahahahaha! Rencana kakak memang yang terbaik! Tak aku sangka dia mengirimkan orang kepada Kak Ji eun untuk memaksanya memberikan kesaksian palsu. Aku terkesima dengan cara berfikir kakak karena dia bisa membuat banyak hama yang bersembunyi keluar dari tempat mereka sehingga sekarang kakak bisa menjadi lebih mdauh membersihkan mereka

Berati sekarang aku hanya perlu menyingkirkan orang-orang itu dari satuan pasukanku karena kebanyakan dari mereka mengekor di belakangku untuk mendekati kakak dan mencari momen yang tepat untuk menyingkirkannya. Belum lagi kakak juga telah berhasil menunjukkan sikap tersembunyi dari Ir. Soekarno yang mana itu akan memberikan kesempatan kepada kakak untuk mengatur ulang isi pemerintahan tanpa harus melangkah ke dunia politik." Isvian

Isvian pergi ke kamarnya lalu dia mengangkat kasur dari kerangka tempat tidur. Di bawah kasur terdapat sebuah kotak berbentuk persegi panjang seukuran koper penjalanan. Isvian mengambil kotak tersebut lalu membukanya. Di dalamnya terdapat sebuah pistol Colt M1911 yang telah dilengkapi dengan peredam suara.

"Waktunya berburu pengkhianat." Isvian

~~~~~

Di tempat lain, di sebuah gang di Paris, seorang pria berpakaian tebal di musim gugur mendekati seorang politikus Indonesia yang sedang berlibur di Paris bersama dengan para kolega politiknya. Pria berpakaian tebal tersebut berjalan dengan biasa saja dan tangannya berada di dalam jaket layaknya seorang yang kedinginan.

"Hei, pemilunya tahun depan, apakah kalian sudah siap dengan kampanye untuk tahun ini? Karena kampanye tahun ini akan sangat sengit dengan banyaknya partai yang akan mengikuti pemilu." 

"Aku sudah menyiapkan banyak hal untuk tahun ini. Jadi aku setidaknya bisa bekerja dengan lebih ringan untuk mempersiapkan kampanye karena aku sudah menyiapkan berbagai hal sejak lama-lama sekali."

Pria yang berpakaian tebal memasuki kafe lalu dengan cepat dia mengeluarkan sebuah pistol Luger P08 lalu menembaki 3 orang politikus Indonesia dengan 5 tembakan tepat di kepala mereka yang menyebabkan ketiganya langsung tewas.

*Dor! dor! dor! dor! dor!

"Kyaaaaa!"

"Pembunuh!"

Pria yang berpakaian tebal tersebut langsung berlari keluar dari kafe dan kabur menuju ke gang tempat dimana dia keluar. Para polisi Prancis yang melihat penembakan tersebut mengejar pelakunya dan mereka menyusulnya sampai ke sebuah gang buntu yang pendek. Disana tidak terdapat satupun akses yang bisa digunakan untuk kabur, namun mereka tidak menemukan pelaku selain sebuah pistol dan jaket yang terjatuh di tengah jalan gang.

"Où va-t-il?" 

Di sebuah rumah muncul seorang pria yang memgang pistol Luger P08 di tangannya. Dia adalah Reza yang baru saja keluar dari portal teleportasinya pasca melakukan penembakan kepada musuh politiknya yang menjadi dalang dari lobi kepada presiden terkait pemcatannya. Reza dia langsung tahu karena Raphael-san memberitahunya sehingga dia langsung melakukan tindakan ekstrim dengan membunuh mereka bertiga.

"Sejak awal kalian seharusnya tidak pernah menyingkirkanku dari jabatanku. Padahal aku ingin pesiun pada usia 70 tahunan agar bisa mengurus anak dengan damai. Akan tetapi kalian malah membuatku turun jabatan jauh lebih cepat dari keinginanku. Aku mengetahui kalau aku akan serakah kalau terlalu lama menjabat, namun Indonesia masih belum maju jadi aku masih belum boleh tutun jabatan. Juga selama orang seperti mereka masih berkeliaran di kabinet, aku tidak akan bisa nyenyak seumur hidupku dan merasa reinkarnasiku sia-sia.

Rise of Indonesian Devils In Parallel World: Shadow Era Season 2 [Slow Update]Onde histórias criam vida. Descubra agora