Taruhan - nine

403 49 9
                                    

Hao dan Hanbin udah di kantin. Mereka memilih tempat duduk paling pojok soalnya enak aja gitu. Semua orang menatap gak suka ke Hao karena dekat sama Hanbin. Ya gimana kalau Hanbin nyaman sama Hao, gak ada yang ngelarang.

"Dih, anak baru itu sok dekat deh sama Hanbin."

"Padahal dia biasa aja, kok kayak gitu."

"Murahan banget tau."

"Gue aja rasanya mau buang aja si anak baru itu."

Hao yang dengar itu semua menundukkan kepalanya. Berbagai lontaran terucap dari murid itu. Sungguh Hao bukan orang kayak gitu. Hanbin yang udah bete langsung menemui orang yang membicarakan Hao.

Brak!

"Lo kalau mulut dijaga dong! Hao bukan orang kayak gitu! Ngaca dong! Lo gak menarik dan gue tau lo itu wanita malam. Dasar jalang!"

Hao memegang tangan Hanbin. Ia gak mau kalau Hanbin marah-marah di kantin soalnya ini urusannya. Hao gak suka kalau Hanbin kayak gini.

"Hanbin udah, gak usah diladenin. Kita lanjutin makan aja yuk. Nanti keburu bel."

"Tapi, Kak. Dia udah—"

"Sung Hanbin!" tegas Hao untuk pertama kalinya.

Hanbin dan seisi kantin kaget dong dengar Hao bentak Hanbin. Sungguh Hanbin gak percaya kalau Hao bisa bentak juga.

Hao langsung nyeret Hanbin kembali ke tempat duduknya. Dia gak mau jadi masalah di sekolah ini. Hao dan Hanbin melanjutkan makannya yang tertunda dengan rasa canggung yang melanda.

"Kak—"

"Makan, Hanbin!" tegas Hao tanpa menatap lawan bicaranya.

Hanbin langsung kicep dong sama ucapannya Hao. Dia memilih ngelanjutin makannya daripada kena bentakan dari Hao. Bisa berabe nih urusannya.

___

Hiroto sama Zihao lagi di perpustakaan, mau ngerjain tugas. Lebih tepatnya sih cuma Hiroto doang. Jangan ditanya kenapa Zihao ada disana. Dia lagi nememin Hiroto aja, takut kalau Hiroto diculik sama orang.

"Kak, aku gak paham sama ini. Ajarin dong," kata Hiroto sambil nunjuk soal matematika ke pacarnya.

Zihao tersenyum, ia mengajari Hiroto cara mengerjakan soal. Hiroto dan Zihao pasangan so sweet dan saling bantu satu sama lain. Emang vibes mereka tuh positif.

"Gimana, udah paham belum?" tanya Zihao.

"Paham, Kak. Makasih banyak ya."

Zihao mengecup pipi Hiroto, membuat wajah Hiroto memerah seperti tomat. Hiroto memalingkan wajahnya ke arah lain. Karena Zihao ini orangnya gemesan sama orang. Zihao langsung narik dagu Hiroto lalu menempelkan bibirnya di bibir Hiroto. Saat Zihao gerakin bibirnya, kepalanya langsung digeplak sama orang. Zihao kesal sama orang itu.

"Apaan sih, ganggu banget!"

"Kak kalau mau mesum, jangan di sini anjir! Malu-maluin tau!" kesal orang itu.

Zihao memutar bola matanya malas sama temannya ini. Rasanya Zihao mau buang aja temannya ini.

"Heh bocil, gak usah ikut campur deh. Ganggu anjir!"

Daeul, lelaki itu hanya memutar bola matanya malas dengar ucapkan kakak kelasnya.

"Terserah kakak aja deh."

Hwan yang ada di sampingnya langsung ngelus Daeul. Tau kok kalau kesabaran Daeul setipis tisu dibagi delapan. Itu namanya aja gak punya kesabaran.

"Kak udah ish, gak usah berantem! Ini di perpustakaan tau."

Muka Hiroto udah sepet aja. Bingung dia sama mereka ini. Kuatkan hati Hiroto ini menghadapi mereka.

"Iya iya, Sayang." Zihao mencubit gemas pipi Hiroto.

Daeul mau mukul Zihao tapi ditahan sama Seunghwan. "Yang, gak usah ladenin dia ya. Nanti kakak manjain kamu kayak mereka."

"Kakak sama aja ish!" kesal Daeul.

Hwan ini gemes sama pacarnya. Mau dimakan aja tuh si pacar.

TBC

Taruhan - BinHaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang