Chapter 7

185 19 0
                                    

I'm feeling like I'm famous, the talk of the town. They say I've gone mad. Yeah, I've gone mad

Jungkook mendudukkan dirinya di sebelah Jimin, menautkan jari jemari miliknya dengan Jimin tanpa melepasnya sedari masuk tadi. Matanya membulat bahagia dan tersenyum kelinci ketika Jimin menatapnya heran. Ada banyak pertanyaan dalam benak Jungkook atas kehadiran sang kekasihnya di sini. Namun tanya itu ternyata dihapus sirna dengan perasaan rindu yang membuncah seperti kembang api di musim panas. Jungkook mengamati setiap garis wajah Jimin. Begitu mengagumi setiap incinya. Selalu indah dan menawan seperti biasanya. Selalu begitu.

Sementara Jimin mengedarkan pandangannya ke sekeliling apartement yang Jungkook tinggali. Apartement yang cukup besar untuk Jungkook yang tinggal hanya seorang diri. Ia teringat perkata Namjoon dimana Jungkook memang lebih memilih untuk tinggal sendiri ketimbang tinggal dengan dirinya. Kalo kata Jungkook biar Namjoon bisa lebih punya privasi apalagi soal percintaannya. Dia tidak mau mendengar suara - suara yang tidak - tidak kilahnya pada Namjoon saat diminta tinggal bersama.

Kontras warna dari warna dinding yang berwarna cream dengan dekorasi kayu yang menghiasi bagian yang kosong serta furniture senada yang menambah kesan elegan namun hangat pada ruangan yang Jimin duduki saat ini. Semua tersusun rapi sebagaimana mestinya. Jimin tau Jungkook bukanlah orang yang begitu rapi namun Jungkook selalu bisa mengorganisir semuanya agar terlihat tersusun, begitu katanya. Diatas meja tamu terdapat bingkai bingkai mungil yang menampilkan gambar Jungkook bersama Namjoon juga orang tuanya. Dan yang membuat Jimin penasaran adalah disana juga terdapat foto Jungkook dan dirinya. Foto itu Jimin ingat diambil pada saat mereka masih berteman dekat.

"Kook, kok ada foto itu?" tunjuk Jimin ke arah bingkai foto yang menjadi pusat perhatiannya saat ini.

"Oh yang itu, iya aku cetak. Di situ kamu soalny lucu. Sama lucunya sama kucing yang kamu gendong." jelas Jungkook. Jungkook ingat foto itu mereka ambil saat mereka liburan ke pantai saat mereka menghabiskan libur kuliah mereka saat itu.

"Kamu kapan datang, sayang? Kok gak bilang aku? Kan aku bisa jemput kamu." tanya Jungkook seraya menatap manik mata hazelnut kesukaannya.

"Eh, kan namanya kejutan. Klo gak gitu, kamu pasti gak akan semanis ini kan." sahut Jimin sembari terkekeh melihat Jungkook yang kini menautkan kedua alisnya bingung.

"Lagian aku kesini karena aku marah ya Kook sama kamu. Kamu 3 hari ini gak ada kabar sama sekali. Hp kamu rusak? Chatku gak ada yang kamu jawab, telponku juga begitu." celetuk Jimin yang berpura - pura tak mengetahui apapun.

"M-maaf, dear. Aku bener - bener lagi sibuk kemarin. Ada project besar yang akhirnya mau gak mau menyita waktu dan fokusku. Maaf ya sayang. Aku gak bermaksud buat kamu khawatir." Jungkook tertunduk menghindari tatapan Jimin yang menatapnya seolah meminta penjelasan atas semuanya. 

Jungkook tak bisa menjelaskan kondisi sekarang. Ia dan Jimin baru saja bertemu, bahkan rindunya saja belum hilang. Jika ia harus menjelaskan semua alasan kenapa ia menghindar beberapa hari ini, Jimin sudah pasti akan pergi meninggalkannya. Jungkook yakin Jimin pasti akan terluka dengan apa yang akan disampaikannya nanti. Jungkook tak apa jika setelah nanti ia bercerita semuanya akan membuat Jimin pergi meninggalkannya, tapi setidaknya Jungkook ingin menghabiskan waktu sedikit dengan Jimin.

"Ah gitu. Kamu jangan gitu lagi ya. Klo kamu memang butuh waktu, kamu ngomong aja ya Kook. Kan biasanya juga gitu. Akunya khawatir. Apalagi kita beda pulau gini. Aku jadinya mikir yang nggak-nggak. Atau kamu emang selingkuh ya Kook di belakang aku?" usil Jimin sembari mencubit paha Jungkook gemas.

Yang di cubit tentu saja mengaduh. Tapi rasanya apa yang dikatakan Jimin seakan ada benarnya. Keputusan sang ayah yang akan beberapa minggu lalu sudah bisa dikategorikan sebagai perselingkuhan kan.

Talking To The Moon || JikookWhere stories live. Discover now