Melihat senyuman Ice, [Name] jadi malah ambigu dengan pikirannya. Jadinya ia memalingkan wajahnya, atau menutupnya dengan selimut.

"Loh?"

Melihat perilakunya, Ice bingung kenapa saat ia tatap, Istrinya malah menghindar begitu. Terjunlah dirinya ke kasur empuk itu juga, tiba tiba sudah di samping wanita yang masih malu malu itu.

Ice berusaha menarik selimut besar yang menutupi wajah Istrinya pelan pelan, tetapi alhasil malah ditarik duluan oleh [Name].

"Ck." karena kesal, lelaki itu menarik lagi selimutnya. Kali ini, lumayan kencang ia tarik, namun gagal lagi.

Alhasil lagi, mereka jadi tarik-tarikan selimut dengan ricuh.

"Ih, ih!"

"Bukaaaa!"

"Om, jangan, om—"

"[Namee!]

Set.

Terpampanglah kekalahan [Name] karena wajahnya yang terlihat, hanya sebagian wajah. Lalu ia tutupi lagi, dan di saat itu Ice menghela nafasnya. Menatap Istrinya dengan raut wajah bingung, sambil mengerutkan alisnya ke atas.

"Kok ngehindar?"

"Aku.. aku belum pake baju!"

"..Hah?"

"Makannya Jangan tarik tarik!"

"Ya.. bilang, dong." katanya, dengan pipi kemerahan. Malu.

Waduh, kalau begini, kan. Ice jadi terkesan seperti om om gimana gitu. Tetapi [Name] bohong guys, ia pakai baju, kok. Cuman iseng, niatnya.

Mengetahui hal itu, Ice langsung saja berbalik badan. Lalu membuka suaranya,

"Pake, gih."

"Jangan balik belakang loh, ya!"

"Iya, iya. Aku balik ngurus laporan."

Nah, kan. [Name] gundam lagi, dirinya pura pura mengganti pakaian. Padahal mah, hanya menatap Ice di kursinya tersebut yang sibuk bekerja. Takut, kalau Ice sudah selesai cuti, otomatis [Name] jadi sendirian di rumah.

"Oh, ya. Ice, ehem. Biasanya Istri itu ngurus rumah, kan?"

Perasaan Ice tak enak kali ini.

"Iya?"

"Kan! terus terus, kewajiban Suami itu.. ituan, kan?"

"Kerja?"

"Haduh, maksudnya, penghasilan—yaa gitu, deh!"

"..Oh, uang bulanan?"

Jelek banget ngodenya, Gumam si lelaki.

Jemari tangannya terhenti, yang tadinya memainkan keyboard di komputer. Berniat untuk membalas maksud dari si Istri.

"Boleh aku balik badan?"

"Iya, udaah."

Baliklah si badan Ice tersebut, terlihat lagi Istrinya yang imut berada di kasur yang empuk. Lagi lagi ia tatap dulu, baru memberi jawaban.

Sambil menduduki kursi, kakinya ia letakkan di atas pahanya sendiri. Lalu tangannya ia dirikan di pinggir pegangan kursi, sehingga badannya sedikit membungkuk sambil menatap yang ada di hadapannya.

"Emang belum masuk?"

"LOH—UDAH?"

"Barusan, sayang."

Waduh, [Name] langsung panik tapi juga bahagia.

"Berapa? berapa??"

"Lima puluh juta."

Terkejut, tentunya. [Name] tambah bingung uang perbulan sebanyak itu mau di apakan, pikirnya.

"Tanggung amat, genapin jadi 1M."

"Mau?"

"WOY, KORUP DIMANA LO?"

Nggak, Ice bercanda. Uangnya memang ada miliaran, tetapi untuk perbulan agak sulit gitu, ya. Apalagi Ice masih memasuki dunia perkantoran, itupun pakai orang dalem dari Solar.

"Kamu nggak liat silsilah keluargaku?"

"Oiya, kalo dipikir-pikir Abang-abangmu tajir juga. Bisa diselingkuhin, nggak?"

"..[Name], aku transfer lagi, ya?"

"Oke, nggak jadi!" cetus [Name] sambil nyengir.

═ᐯIᖇTᑌᗩᒪ————————

"Ajarin akuuuu!"

"Malasssssss."

"ICEEEEE!! OM ICEEE!"

"Besokk, ya?"

"BESOK KAMU KAN NGANTORR!"

Glup.

Tak bisa berdiam, akhirnya [Name] ada ide untuk menghabiskan masa gabutnya. Iya, dirinya ingin ngegame seharian sampai jadi pro player. Apalagi, Suaminya sendiri juga termasuk pro, kenapa tidak?

"Fine, aku ajarin."

"YAYY!!"

"Satu syarat."

"Yahh.."

Padahal tadi sudah bahagia sekali, Ice, minimal kasihlah Istrimu bahagia sedikit.

Sebenarnya Ice murni malas saja, mau bagaimanapun, rasa malas sudah melekat pada dirinya. Maksudnya, sudah bagian dari jiwanya, jadi mau digimanapun malas tetaplah malas. Jangan di tiru, ya.

"Oke, apa syaratnya?"

"Cium."

"Ih, om Ice ini suka banget kissu? beneran om om."

"Naluri lelaki, dan bukti cintaku kepadamu."

"ALAY BANGET HOEK."

"Yaudah, mau apa nggak?"

"Tch, kiss dimana?"

Jemarinya langsung menunjuk bagian bibir di langkah pertama, sambil siap memenjamkan mata.

"Aku gabisa disitu.."

"Kenapa?"

"N..nggak tau, pokoknya bagian apa kek! dahi atau pipi kan ada!"

Merona sudah wajah milik [Name], bagaimana tidaknya jika ia selalu dipermainkan Ice terus. Omong omong, Ice semenjak nikah benar benar tidak ada malunya. Jadi cukup good luck untuk mbak nem satu ini, ya.

"Gini aja, aku yang mulai?"

"MULAI MAH MULAI AJA NGAPAIN BILANG BILANG?? MALU AKU, MENDING GAJADI, BYE!"

Nah, kan. Istrinya langsung logout dari kamar, sambil membanting pintu bersama dengan ngambeknya.

Pada harinya itulah, rumah tangga mereka berlangsung lancar. Walau tiap hari ada aja gaduh cekcoknya.

Yang penting tidak nt, Ice.

ᐯIᖇTᑌᗩᒪ————————
END.
————————


wduh sudah end, tp rasanya kurang😀😀

HALOO maaf ini malem bgt, sprtinya udahan dulu yaa kepalaku sakit egk tw knp, smga bsk sembuh jdinya bs nulis chpter spesial

hbis ini ak mauu lanjut ke book Durii, sih. cuman gatau kapan enaknya. langsung aja? atau setelah aku hiatus? iya, kalau bisa habis bawa book ini ak langsung hiatus. jdinya maaf klo progress lama😔 tp klo smpet ak up abis ini

okee see you!

virtual. ✓Where stories live. Discover now