THE OMEGA - 05

1K 83 3
                                    

"Jangan menunduk" gumam Chan sambil mencengkram dagu pria manis itu. Minho sudah sangat lemas saat ini, mungkin sekitar tiga jam dia menyetubuhi Minho dengan kasar.

"Ahhh sakit ahh" pria manis itu tidak tahan lagi. Apalagi posisinya saat itu seperti digantung yang membuat tubuhnya tak bisa bergerak dengan leluasa.

Chan masih menggenjotnya berusaha mencari puncak dari permainannya kali kali ini. Pria itu memegang pinggang Minho dan menghentekannya dengan kasar. Minho tersentak berkali-kali, ini benar-benar menyakitkan.

Suara gesekan kulit terdengar sangat jelas sekali. Suara itu tersebar bergema di ruangan kosong yang agak luas itu.

"Ahhh" Chan akhirnya melepaskan. Pria itu kemudian melepaskan penisnya dari anal sang omega. Cairan sperma itu menetes di lubang Minho saat ini.

Minho berusaha mengatur napasnya, sejujurnya dia sudah sangat lelah diperlakukan seperti itu. Chan melepaskan ikatan rantai di kedua tangan Minho yang tergantung kemudian merebahkan pria manis itu di lantai yang dingin itu.

Suara gemericik lantai terdengar saat Chan kembali menautkan borgol itu di kaki dan tangan kanan Minho.

"Malam ini cukup" gumam pria itu. Minho masih telanjang bulat, ruangan lembab itu membuatnya kedinginan. Tak ada kain atau selimut apapun yang bisa menutupinya.

"Tolong aku" katanya lagi. Chan tiba-tiba terdiam dan menoleh. Minho masih meringkuk di lantai dengan borgolan.

"Belum saatnya" kata sang Alpha kemudian dia pergi dari sana.







***





Suara kletingan alat makan itu terdengar pada jamuan makan malam besar antar keluarga. Chan ada di sana tengah makanan super mewah itu. Di samping nampak seorang beta cantik dengan rambut pirang sebahu yang dihidangkan juga makanan yang sama seperti dirinya.

"Kalian semakin lama semakin serasi" kata salah satu tetua pada mereka. Chan nampak tersenyum tipis sambil memakan makanannya. Di sisi lain, pria manis di sampingnya nampak tersenyum malu mendengar hal tersebut.

"Sudah lima tahun, kenapa kalian belum juga punya bayi?" Tanya yang lain. Chan sebenarnya sangat muak dengan pertanyaan itu. Setiap mereka makan malam keluarga, pertanyaan itu pasti ada.

"Saat ini kita masih fokus berkarir, mungkin nanti" kata Chan sambil tersenyum. Mereka pun mengangguk, tak heran pria yang menjadi pengusaha nomor satu itu menjawab hal demikian.

"Benar kan Hyunjin?" Tanya Chan. Pria cantik itu tersenyum sampai kedua matanya menyipit.

"Baiklah, terserah kalian saja. Yang penting kalian bahagia" kata mereka.

Setelah makan siang, Chan memutuskan untuk langsung pulang. Mobil mewah berwarna hitam itu berbunyi saat Chan menekan kunci itu. Saat bersiap untuk masuk, seseorang tiba-tiba memanggilnya dari belakang.

"Chan tunggu" katanya. Chan menghela napas, jujur malas sekali berbicara dengan beta ini.

"Aku boleh ikut?" Tanyanya. Chan berbalik dan memasang wajah tersenyum kemudian mengangguk.

"Aku ada pemotretan malam ini, jadi apa kau bisa mengantar ku?" Tanya Hyunjin. Mendengar itu Chan langsung mengangguk, dengan tidak adanya beta ini membuatnya dengan leluasa turun ke bawah tanah menemui omeganya.

"Ayo aku antar" kata pria itu sembari membukakan pintu mobil untuk sang istri.

Kurang dari lima belas menit, mereka sampai di kantor Hyunjin. Pria cantik itu bekerja di sebuah kantor entertaimet yang cukup terkenal di kota itu. Dan Hyunjin merupakan seorang model terkenal yang sering mengisi majalah-majalah mahal.

"Sampai jumpa, sepertinya mau harus memasak sendiri nanti pagi" kata Hyunjin dengan raut sedih. Chan pun menggeleng sembari mengusap bahu istrinya.

"Tidak masalah, aku akan memesan makanan nanti. Selamat bekerja" katanya. Hyunjin mengangguk kemudian dia mendekat dan mencium pipi sang suami.

"Sampai jumpa Chan" katanya. Chan kemudian menaikan kaca mobil dan langsung melajukannya pergi dari sana.

Sebelum kembali, Chan singgah di sebuah tempat makanan cepat saji. Sebenarnya agak aneh orang elit sepertinya datang ke sana. Tapi dia agak malas untuk membuat makanan.

"Aku pesan ayamnya dua" kata Chan pada mereka.











***






Minho duduk bersandar di dinding. Seharian ini dia sangat lapar, tak ada yang memberikannya makan. Perutnya sudah bersuara dan agak kembung sekarang karena kosong.

"Lebih baik aku di sana" kata Minho. Dia mengira dirinya akan lebih baik saat ikut bersama Chan, tapi sayangnya sangat mengenaskan.

Saat di tengah peternakan, memang hidupnya tidak senormal orang pada umumnya. Tapi hal seperti makanan atau tempat tidur yang layak dia dapatkan.

Suara langkah kaki itu membuat lamunan Minho buyar. Pria itu kemudian menekuk kedua kakinya menutupi alat kelaminnya yang tak terbalut apapun.

Kunci pintu itu nampak telah dibuka, Minho meneguk salivanya. Perasaan takut itu kini muncul. Dan benar saja apa yang dia pikirkan. Chan datang dengan satu kantong plastik hitam di tangannya.

Tanpa mengatakan apapun Chan menetakan benda itu di samping Minho kemudian menjongkok di depannya.

"Sepertinya kau menunggu ku ya?" Tanyanya. Minho berusaha menatap ke arah lain. Aroma ayam itu membuat hidungnya tergoda.

"Makanlah" kata Chan. Minho masih diam saja, tubuhnya masih bergetar hebat.

"Kenapa dengan wajah mu yang cantik ini?" Tanya Chan lagi saat Minho tak kunjung bergerak atau menjawab. Dia mengusap-usap pipi itu.

"Ayolah, agar kau berenergi. Setelah ini kita akan kembali bersenang-senang" kata Chan. Mendengar itu membuat Minho syok, padahal tubuhnya masih sakit tapi pria ini masih berpikir untuk menyetubuhi dirinya.

"Tidak" jawab Minho. Chan nampak tersenyum miring mendengar. Dia pun membuka kresek hitamnya dan mengekuarkan sebuah paha ayam.

"Ayo aku suapi" katanya. Minho sangat ingin menolak tapi Chan tiba-tiba memegang wajah Minho.










TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

THE OMEGA [ BANGINHO ]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant