Kenniro mengambil piring di meja itu lalu melemparkannya ke lantai dan menciptakan bunyi yang cukup keras

"Kenniro tidak pernah suka dipaksa"

Demario memejamkan matanya saat amarahnya akan meledak. Tangannya sudah mengepal dengan gigi bergemelatuk

"Dan Papa paling tidak suka dibantah"

Demario lalu berjalan menekan tombol yang ada di samping tempat tidur putranya

"Ambilkan makanan untuk Kenniro" ujarnya yang langsung terhubung pada dapur

"Setelah ini makanlah, Papa akan mengawasi mu lewat CCTV. Jika tidak, Papa sendiri yang akan datang dan mencekoki mu"

"Belum juga genap satu bulan gue tinggal disini dan Lo dah berani ngatur gue. Lo itu cuma orang asing yang tiba-tiba masuk ke dalam kehidupan gue yang damai. Bahkan Mama nggak bisa ngatur-ngatur gue kayak gini"

Perkataan dari Kenniro menghentikan langkah Demario di ambang pintu. Demario berbalik dan mencengkeram erat rahang putranya

"Arkh.."

"Dan lihat bagaimana orang asing ini akan mengatur anak nakal seperti kamu" dari cara bicaranya, sudah jelas sekali jika pria itu sedang marah

"Jadilah anak baik selagi Papa tidak ada di rumah"

Demario melepaskan cengkeramannya dan langsung pergi dari sana dengan amarah yang masih menyelimutinya

"Papa katanya? Pengen muntah anjir!"

Demario merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Entah kenapa dadanya sakit saat mendengar Kenniro menyebut dirinya sebagai 'orang asing'.

Seberapa asingnya ia bagi Kenniro? Tapi benar, Kenniro memanggilnya 'Papa' hanya karena ancaman darinya, bukan murni karena Kenniro menerima kehadirannya.

"Mas" Demario menatap Irene yang memanggilnya. Apa ia melamun sehingga tak melihat sang istri yang saat ini sudah ada di depannya

"Kamu mau kemana?"

"Aku mau ke kamar Ken, tadi aku mendengar—"

"Biarkan Kenniro sendiri, dia harus merenungkan kesalahannya" dahi Irene berkerut heran. Kesalahan apa yang di perbuat putranya? Dan kenapa suaminya tampak marah?

"Kesalahan apa?"

"Tidak, hanya masalah kecil"

"Aku akan pergi sebentar. Awasi Kenniro, jangan sampai dia keluar rumah" Irene mengangguk, ia tau masalah yang dialami suaminya saat ini. Identitas Kenniro sudah terbongkar, itu berbahaya bagi putra mereka. Tentu Demario harus berusaha lebih keras lagi untuk melindungi Kenniro.

"Kau tenang saja, aku akan mengawasinya"

"Hm, aku pergi dulu" Demario mengecup dahi Irene dan pergi dari sana dengan Roy yang senantiasa mengikuti

"Apa yang kau lakukan Kenniro? Kenapa Papamu terlihat marah seperti itu?" Guman Irene sambil menatap pintu kamar putranya yang saat ini di jaga oleh dua bodyguard sekaligus

Malamnya, perang dingin masih terjadi antara Ayah dan anak itu. Tapi tak ayal, Kenniro memakan makanan yang telah di sajikan oleh butler di belakangnya, rumput.

Kenniro tak ingin Papanya marah lagi seperti tadi pagi. Jujur, Kenniro takut melihatnya.

Kenniro akui ia salah karena berkata seperti itu Pada Demario. Bagaimanapun, Demario adalah Ayah kandungnya. Tak seharusnya Kenniro mengatakan jika Demario adalah orang asing baginya.

"Kenniro, kau kenapa?" Tanya Olivia melihat Kenniro yang tampaknya selalu curi pandangan ke Demario

"Apa makanannya tidak enak? Mommy akan menyuruh chef  memasak lagi"

"Iya, makanannya nggak enak. Gue mau makan ayam crispy"

Ingin rasanya Kenniro berkata seperti itu, tapi tak jadi kala matanya menatap Demario yang juga balas menatapnya

"Nggak Mommy, makanannya enak"

"Saking enaknya sampai-sampai gue mau berbagi sama kambing!"

"Lalu kenapa melamun? Cepat habiskan dan minum susu mu" mendengar perkataan Demario sontak membuat mata Kenniro melebar dengan kedua tangan yang memegang dadanya

"Mana keluar anjing!"

"Bukan itu sayang, tapi ini" Irene yang memang duduk di samping Kenniro mengarahkan tangan putranya ke gelas berisi susu vanila

Kenniro melirik seluruh keluarga yang seperti sedang menahan tawa. Bahkan para bodyguard yang berdiri di sisi ruangan pun begitu. Roy yang berdiri di belakang Demario pun ikut andil

"Oh! Bilang dong" cueknya, padahal dalam hati ia sudah merapalkan berbagai mantra agar semua orang segera melupakan kejadian tadi









See you next time

🍄🍄🍄

Hampir aja gw lupa kalau ada cerita ini..

ALESSANDRO||END||Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt