Part 23

248 20 21
                                    

"Bagaimana hasilnya?" Tanya Jihoon.

Han menghela nafas panjang. Ia melirik Jennie dan sang atasan.

"Tidak ada hasil. Junkyu masih tetap kyuu. Sangat sulit mengembalikan orang yang terkena little space menjadi dewasa kembali" jelasnya.

Benar apa yang di katakan Han. Saat setelah Junkyu minum obat. Han membawa Junkyu ke kamar dan berniat melakukan terapi atau pengobatan khusus untuk anak itu. Namun sudah beberapa kali cara Han coba, Junkyu tetap menolak dan tidak mau kembali menjadi Junkyu yang dewasa. Sulit bagi Han menyembuhkan hal seperti ini, jika trauma yang si penderita alami sangat dalam. Mungkin efek trauma yang cukup dalam sampai melukai bagian Junkyu yang lainnya juga sehingga membuat si little tidak mau kembali.

Member hanya bisa menunduk. Jennie mengalihkan pandangannya kepada Hyunsuk yang masih bersandar pada sofa. Hyunsuk terlihat lelah. Memang, karena Hyunsuk paling ekstra menjaga Kyuu saat kyuu rewel. Meski di bantu Jihoon, tapi yang kyuu mau hanyalah Hyunsuk.

Jennie mendudukkan dirinya di samping Hyunsuk.

"Jangan di pikirkan. Aku tau kau lelah. Hyunsuk-ah, tapi kau hebat. Kau seperti eomma sesungguhnya. Jangan khawatirkan apapun, percayalah kalau Junkyu akan baik baik saja. Arraci?" Tutur Jennie.

Hyunsuk mengangguk singkat. Jihoon hanya bisa diam setelah mendengar penjelasan dari Han. Namun saat keadaan hening, mata Han tertuju pada Doyoung. Han mengernyit.

"Dia kenapa mirip dengan Junkyu?" Tanya Han sambil menunjuk Doyoung.

"Ini Kim Doyoung, adiknya Kim Junkyu" jawab Yedam.

"Ah, bagus. Aku ingin bertanya sesuatu. Bisakah kau jelaskan masa masa yang di alami oleh Junkyu?" Tanya Han.

Doyoung mengernyit. Kemudian ingatan dulu terputar di otaknya. Dimana saat Junkyu di siksa habis habisan oleh appanya dan di kirim ke rumah sakit jiwa sampai dirinya tak bertemu dengan Hyeongnya selama 1 tahun. Doyoung menceritakan semua itu kepada Han. Dari awal mereka di seperti itukan sampai mereka sekarang sukses. Mungkin memang benar, luka yang dulu masih membekas di ingatan Junkyu. Junkyu orangnya memang mudah kepikiran. Doyoung sendiri takut, takut Hyoengnya mengalami depresi dan berakhir seperti eommanya.

Mendengar penjelasan Doyoung membuat Jennie, sang atasan juga Han sedikit terkejut. Anak sekecil itu menerima banyak cobaan dan siksaan yang berat. Pantas saja Junkyu tidak mau kembali. Anak itu terlanjur lelah sekarang.

"Jadi sekarang bagaimana sajangnim?" Tanya Jennie.

Sang atasan terlihat menghela nafas.

"Kita ak--"

"Aku sudah kembali. Maaf merepotkan.."

Ucapan sang atasan terpotong oleh suara lirihan tersebut. Mereka menoleh ke belakang, mendapati Junkyu yang tengah berdiri di tangga. Junkyu berbicara normal. Itu tandanya?

Hyunsuk berdiri, ia menghampiri Junkyu dan membawanya duduk bersama.

"Aku terlalu takut Hyeong, maaf. Aku, aku benar benar tidak tau harus bagaimana. Caraku melampiaskan semuanya, atau mencari ketenangan dengan aku beristirahat dan membiarkan Kyuu menggantikanku. Maaf jika aku merepotkan, maaf jika kalian membenci kyuu. Maafkan aku" jelas Junkyu di iringi beberapa kata maaf.

"Tidak Junkyu-ya, kami senang. Tapi--"

"Mian, mianhae"

Ucapan Hyunsuk terpotong. Hyunsuk menarik Junkyu kedalam dekapannya. Hyunsuk tau, Junkyu tengah mengalami takut sekarang. Junkyu terluka. Junkyu rapuh. Itu yang Hyunsuk tau.

"Mian, hiks mianhae. Mian"

Hyunsuk menggeleng kuat. Hyunsuk Tidka kuat dan ikut menangis. Hyunsuk lemah kalau soal member menangis atau member terluka.

"Sstttt, Jun. Junkyu hey, dengar Hyeong Saeng"

Hyunsuk menangkup kedua pipi Junkyu. Mata Junkyu sudah berair.

"Hyeong, Hyeong mianhae nee? Maaf karena Hyeong menginginkan mu kembali. T-tapi Hyeong tidak membenci Kyuu atau dirimu. Kau tidak merepotkan kami sama sekali Saeng" tutur Hyunsuk.

"T-tapi"

"Percaya padaku kan?" Tanya Hyunsuk.

Junkyu mengangguk ragu. Hyunsuk kembali memeluk Junkyu. Entah kenapa, pelukan itu menjadi ringan. Tangan Hyunsuk juga rasanya lemas.

"Hyunsuk! Hyunsuk!" Jihoon menahan Tubuh Hyunsuk, sedangkan Jennie menahan tubuh Junkyu.

Jihoon menggendong Hyunsuk dan membawanya ke kamar, di ikuti Jaehyuk yang menggendong Junkyu dan membawanya ke kamar. Sang atasan memijit pelipisnya.

"Han, urus mereka dulu. Obati Hyunsuk, dan rutinkan Junkyu. Aku akan kembali ke agensi. Jennie, kau ikut? Member lain menunggumu pasti"

Jennie mengangguk.

"Junghwan-ah, Haruto, Jeongwoo. Jadi maknae yang baik ya. Keadaan kalian sedang tidak baik baik saja. Percaya semuanya akan baik baik saja" tutur Jennie.

Ketiga maknae tersebut mengangguk. Jennie menatap Doyoung.

"Dobby, ya?"

Doyoung menatap lekat Jennie.

"Dari mana Nuna tau?"

Jennie terkekeh.

"Jadi adik yang baik untuk Junkyu ya? Kamu hebat. Nuna pamit dulu, kapan kapan Nuna berkunjung kesini bersama member lain" jelas Jennie.

Doyoung mengangguk.

"Gumawo, Nuna"

Jennie mengangguk. Ia menatap member Treasure yang masih ada di ruang tengah. Jennie tersenyum. Jennie mengusap pipi Doyoung sebelum akhirnya mereka ia pulang ke agensi.

•••

Di kamar Jihoon sibuk memberi minyak kayu putih kepada Hyunsuk. Entah Junkyu di bawa ke kamarnya oleh Jaehyuk.

"Hyeong. Hyunsuk Hyeong"

Jihoon mengguncangkan tubuh Hyunsuk. Jihoon jadi prustasi. Ada apa si ini sebenarnya? Jihoon lelah dengan ini! Jihoon tidak kuat. Asli, seperti kayak. Argghh. Susah di jelaskan kalian pasti paham maksud Jihoon kan?

Jihoon menjatuhkan tubuhnya ke lantai dan bersandar ke kasur Hyunsuk. Jihoon menangis.

Ceklek.

Pintu terbuka menampilkan Yoshi dan Mashiho. Mereka saling menatap. Jihoon kenapa menangis? Seumur umur, meskipun Jihoon lelah atau sedang stres atau lebih dari itu. Dia tidak akan menangis. Tapi apa sekarang? Jihoon menangis sambil memeluk kedua lututnya.

Jujur, Jihoon prustasi dengan masalah yang menimpa grupnya. Sangat prustasi. Yoshi menghampiri Jihoon. Dia belum berani menenangkan Jihoon jika anak itu belum puas menangis. Yoshi dan Mashiho fokus ke Hyunsuk dan membiarkan Jihoon memuaskan dirinya menangis sampai tenang dulu. Uisa Han datang untuk memeriksa Hyunsuk. Awalnya Han juga terkejut melihat Jihoon menangis. Namun Yoshi menyuruh Han abaikan dulu.

Setelah memeriksa Hyunsuk, Han menjelaskan kalau Hyunsuk kurang istirahat dan sedikit kelelahan. Maka dari itu Hyunsuk sampai pingsan. Setelah selesai memeriksa Hyunsuk. Han pamit untuk kembali bekerja, Yoshi dan Mashiho mengangguk. Han sudah pergi.

Yoshi dan Mashiho saling menatap. Di rasa, suara tangisan Jihoon sudah tidak terdengar. Yoshi turun dari kasur. Ia menghampiri Jihoon. Yoshi mengangkat kepala Jihoon. Ah. Ternyata tidur. Yoshi menyibak rambut yang menutupi wajah anak itu. Yoshi juga tidak lupa mengusap wajah Jihoon yang sembab dengan air mata. Setelah selesai, Yoshi menggendong Jihoon dan membaringkannya di samping Hyunsuk.

Mashiho meringis melihat keadaan kacau Jihoon. Sulit bagi mereka menerima ini. Tapi kenapa harus grupnya? Jihoon dan Hyunsuk keduanya adalah leader. Pasti sangat sulit bagi mereka menerima ini semua. Apa lagi, jadwal tour yang sangat padat. Jihoon tentu saja pasti stres memikirkan itu semua.

Mashiho menyelimuti kedua leader itu hingga sebatas dada. Mashiho mengecup singkat kening Jihoon dan mengusak lembut Surai Hyunsuk.

"Jalja-yo uri leader" bisik Mashiho tepat di telinga Jihoon dan Hyunsuk sebelum akhirnya mereka keluar dari kamar.

TBC

My Great Brother || KyuDo [END]Where stories live. Discover now