Part 11

261 28 8
                                    

"Nak maafkan appa"

"Maaf? Kau pikir dengan cara maaf semua kesalahanmu bisa tuntas termaafkan olehku? Bagaimana biaya sekolahku dulu? Bagaimana kehidupanku dan Junkyu Hyeong dulu? Dulu, anak seumuran aku dan Junkyu Hyeong harusnya menikmati masa SMP dan SMA bersama. Tapi aku harus membantu Kyu Hyeong untuk bekerja walau aku tetap masih sekolah. Tapi coba pikirkan baik baik. Bagaimana, jika maafmu tiba di telingaku, saat aku sesukses sekarang?" Tajam Doyoung.

Sungguh. Doyoung muak dengan tua Bangka ini yang merusak acara liburannya. Untung saja Asahi menghubunginya tadi sebelum Asahi mengintrogasi para polisi. Bisa bisanya tua Bangka ini membuat kerusuhan di Agensi besar YG entertainment? Sialan. Bisa bisanya juga membawa bawa polisi? Bahkan? Bagaimana para penggemar memandangnya nanti?! Sialan.

"Mianhae appa. Appa mianhae adeul"

Doyoung berdecih.

"Sekarang aku tanya. Dimana kau saat kami melakukan debut? Semua orang tua datang dan hadir. Dan hanya aku dan Junkyu Hyeong yang orang tuanya tak hadir karena eomma telah tiada dan appa? Dimana appa saat itu? Dan dimana appa saat kami berdua sakit bersamaan! Dimana appa hah?! Sekarang? Sekarang baru muncul? Apa appa waras? MICHOSSO?!" Bentak Doyoung lagi.

Hyunsuk berusaha menahan tangan Doyoung untuk tidak gegabah main tangan. Karena mereka idol. Jangan sampai terkena kasus.

"Kau sudah gila ahjussi" sarkas Asahi.

"Ck. Kau tau apa bocah?" Tanya Ahjussi Kim dengan nada remeh pada Asahi.

Asahi mendongkak. Ia tersenyum miring.

"Cihh. Kau bertanya tau apa aku? Perjuangan mereka." Tajam Asahi.

•••

Sekarang sebagian member Treasure sudah pulang ke dorm. Asahi menyuruh Jihoon untuk tidak membawa Junkyu ke agensi, tapi membawa Junkyu ke dorm saja. Kenapa? Ya karena itu. Jangan sampai Junkyu tau soal appanya yang datang secara tiba tiba.

Saat ini, Junkyu tengah merebahkan dirinya di sofa bersama Jaehyuk yang sedang menonton tv. Yoshi dan Jihoon, mereka memilih beres beres dorm. Sedangkan yang lain mereka berdua suruh untuk membereskan kamar masing masing kecuali Junkyu dan Jaehyuk. Kenapa? Jangan di tanya! Kamar Junkyu dan Jaehyuk always bersih bahkan kalian tak akan pernah menemukan noda sama sekali di kamar mereka. 

"Jaehyukiee. Aku hausss~"

Jaehyuk melirik Junkyu.

"Sebentar, aku ke dapur"

Junkyu tersenyum saat Jaehyuk melenggang pergi ke dapur. Para member sekarang lebih sangat memperhatikannya. Semoga saja, ini tetap berlanjut. Ya walau Junkyu tidak tau sampai kapan. Semoga saja selamanya. Hhe.

•••

"Tenang Doy tenang ya?" Ujar Hyunsuk lembut sambil membisikkan beberapa kata penenang.

Setelah perdebatan tadi, ahjussi Kim memilih pergi dari agensi dan entah ada ucapan yang katanya dia akan kembali lagi. Setelah itu, Doyoung menangis histeris di ruang latihan. Semua staff disana diam membungkam. Sebenarnya, Doyoung hanya anak polos yang tidak tau apa apa. Keadaan agensi juga sekarang sudah agak sepi di luar. Orang orang sudah pada pergi meninggalkan agensi karena sang pemilik mengatakan bahwa ini semua salah paham. Sekarang ini, yang ramai di ruang latihan Treasure. Para staff, manajer, bahkan stylish semua berada disana menyaksikan kesedihan yang Doyoung alami. Doyoung tak henti menangis dan terus terisak. Beberapa staff sudah mencoba untuk menenangkannya namun tak berhasil.

Hyunsuk memeluk erat tubuh Doyoung. Menyalurkan rasa hangat sekaligus memberikan rasa penenang kepada adik kesayangannya. Beberapa menit. Doyoung sudah tenang, namun matanya sembab. Hyunsuk menghapus air mata Doyoung yang sedikit tersisa. Doyoung menatap nanar Hyunsuk. Hyunsuk mengangguk. Melihat anggukan Hyunsuk, Doyoung malah bergerak cepat memeluk Hyunsuk.

"Kita pulang ya?" 

•••

"ARRRGHHHH!"

Sebuah vas bunga dan figuran pecah begitu saja karena di lempar oleh pria paruh baya berbadan kekar itu. Kim Junsoo. Junsoo terlihat sangat marah entah kenapa. Dia mengambil sebuah foto yang sangat ia rindukan, namun seseorang itu telah membencinya.

"Tunggu permainanku.




























Asahi."

•••

"Kami pulang"

Jihoon dan Yoshi segera menghampiri Hyunsuk dan Asahi serta Doyoung mumpung member lain tengah berada di dua game. Jihoon sedikit terkejut melihat wajah sembab Doyoung. Keadaan yang sangat kacau. Doyoung kacau. Astaga, bagaimana jika Junkyu tau? Harus jawab apa dia? 

Jihoon menatap Hyunsuk. Hyunsuk mengangguk. Jihoon mengambil alih tubuh Doyoung dan membawanya untuk duduk di sofa. Sedangkan Yoshi mengambil air minum di dapur dan memberikannya pada Doyoung.

"Woahh kalian sudah pulang?" Teriak Junkyu.

Glek!

Mereka masing masing meneguk ludahnya kasar. Junkyu. Astaga, bagaimana cara menjelaskannya?

Junkyu mendudukkan dirinya di samping Jihoon. Junkyu sedikit terkejut dengan wajah sembab Doyoung.

"Mwo?! Yak. Kau kenapa hm? Hey? Katakan pada Hyeong" ujar Junkyu. Walau terkejut, tapi ia berusaha untuk terlihat santai dan bertanya selembut mungkin.

Doyoung melirik Hyunsuk dan Asahi.

"Tadi ruang latihan gelap, Doyoung terkunci. Jadi dia berteriak dan menangis karena takut. Lumayan lama juga dia menangis, jadi sembab seperti itu" jelas Hyunsuk. Ya walau agak tidak masuk akal. Semoga saja Junkyu percaya.

Junkyu menatap Doyoung. Ia memeluk tubuh bergetar Doyoung dan mengelus elus punggung serta Surai Doyoung lembut.

"Kau pasti ketakutan hm? Tak apa, Hyeong disini Saeng" ucap Junkyu lembut tepat di telinga Doyoung.

Meski Junkyu tidak tau alasan sebenarnya. Tapi hati Doyoung agak tenang. Pelukan Junkyu sangat hangat. Sangat nyaman. Doyoung suka. Untung saja, Junkyu percaya dengan jawaban Hyunsuk.

Junkyu melepaskan pelukannya. Ia menangkup kedua pipi chubby adiknya.

"Sudah nee? Kajja. Kau perlu istirahat. Tidur bersama Hyeong untuk malam ini ya?"

Doyoung mengangguk.

"Nee"

•••

Malam hari tiba. Semua member telah pergi ke mimpi masing masing. Tampak di kamar masing masing mereka tidur dengan damai. Ada yang berpelukan, saling menendang. Bahkan tidur damai tanpa menendang atau berpelukan.

Kini di kamar Junkyu, hanya Doyoung yang belum tidur. Junkyu membaca buku untuk menemani Doyoung sampai Doyoung mengantuk. Merasa bosan, Junkyu menyimpan bukunya dan menatap Doyoung yang masih melamun. Junkyu meraih tangan Doyoung dan mengelus elus lembut.

"Masih takut ya?"

Doyoung menoleh.

"Hyeong. Musseowo" lirihnya.

Junkyu tersenyum. Ia meraih kepala Doyoung dan menyandarkannya ke bahunya serta memeluknya. 

"Hyeong disini Saeng, Hyeong disini. Tidak usah takut okay? Jika ada yang menjahatimu. Katakan pada Hyeong. Arraci?"

Terasa anggukan Doyoung di pelukan Junkyu. Junkyu terus memeluk Doyoung sampai akhirnya Doyoung terlelap dengan Junkyu yang ikut terlelap dengan keadaan yang masih memeluk Doyoung.

TBC

My Great Brother || KyuDo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang