Unistus

99 18 2
                                    

- Unistus -
Chapter 1

Həzz alın! In other word, enjoy!

"(Name)! Sini sini. Aku sudah menjagakan tempat duduk untukmu!" Seorang gadis dengan rambut sedang cokelat melambaikan tangannya ke arah orang yang dia panggil (Name).

'Mimpi? Dia kan...'

"(Name)? Ada apa?" Tanya gadis itu.

"Yuzuriha Ogawa?..."

————————————————

"Kau yakin kau tidak sakit, (Name)?" Tanya Yuzuriha.

"Aku tidak sakit, Yuzuriha. Tenang saja." Bujuk (Name).

"Habis! Kau tiba-tiba memanggil nama lengkapku."

"Ahaha..." sebuah keringat sebesar biji jangung turun dari pelipisnya.

'Kenapa lagi tiba-tiba aku mimpi, minpi itu?' Pikir (Name).

"Oh ya (Name). Nanti istirahat kau bisa ke kantin sendiri? Taiju memanggil ku di pohon belakang sekolah."

'Sudah waktunya yah...'

"Tentu, tidak masalah!" Balas (Name).

————————————————

"Oi. Apa yang kau maksud?" Si penggila sains, yang merupakan kunci agar peradaban manusia kembali itu sedang mengunci pergerakan gadis di depannya. Atau lebih tepatnya biasa disebut, kabedon.

Flashback

"Sial! Kalau semisalnya Taiju akan menyatakan perasaannya, itu artinya pembatuan akan dimulai! Aku tidak ingin mengalami kegelapan itu lagi selama 3.700 tahun." Gumam pelan gadis itu menggunakan bahasa indonesia, sambil melihat adegan Taiju akan menyatakan perasaannya kepada Yuzuriha.

Entah bagaimana, ia bisa mengerti dan berbicara dalam bahasa jepang atau nihongo. Gadis itu terus saja berbicara tentang "masa depan" dari mimpi itu dengan bahasa indonesia.

Seorang laki-laki yang dari tadi meminum cola sambil menyaksikan sahabat sedari kecilnya itu menyatakan perasaanya kepada gadis yang sudah lama ia suka.

"Bukankah nanti Tsukasa yang akan jadi villainnya? Ah tapi dia ujung-ujungnya akan mati. Tapi kira-kira apakah dia bisa di selamatkan? Kalau tidak salah di endingnya, Senku kan membuat mesin waktu."

Matanya membelak begitu dia mendengar perkataan kalimat gadis di dekatnya itu. Suara kaleng cola menghantam lantai koridor sepi itu, kemudian di susul dengan bunyi yang lebih keras lagi.

Pakk!

Dinding di belakang gadis yang sedari tadi mengumam di hantam oleh lelaki itu.

"Oi. Apa yang kau maksud?" Si penggila sains, yang merupakan kunci agar peradaban manusia kembali itu sedang mengunci pergerakan gadis di depannya. Atau lebih tepatnya biasa disebut, kabedon.

"A-apa?"

"Kau tidak dengar apa kataku? Apa maksudmu dengan segala omong kosong yang kau katakan sebelumnya?"

Omong kosong? Benar itu semua hanyalah omong kosong. Tidak mungkin apa yang gadis itu ucapkan akan menjadi kenyataan dalam sekejap. Tapi kenapa, kenapa Senku malah merasa bahwa perkataannya itu bukan sekedar "omong kosong belaka"?

"A- kau... mengerti apa yang aku ucapkan?" Tanya gadis itu dengan bahasa indonesia.

Senku terkejut saat ia sadar bahwa gadis itu tidak berbicara dalam bahasa asing yang ia tidak tau bahasa apa itu. Tapi anehnya, dia mengertu apa yang gadis itu katakan. Senku yakin, dia belum mempelajari bahasa lain selain jepang juga bahasa inggris.

"Hah? Tunggu kenapa aku bisa-" ujung mata Senku menangkap sebuah sinar hijau yang menuju kearah mereka. Sesaat sinar hijau itu menyentuh sedikit bagian tubuh mereka, seketika tubuh mereka akan berubah menjadi batu dan di telan oleh kegelapan.

————————————————

3.700 tahun berlalu. Bumi menjadi sangat sepi semenjak manusia membatu. Namun hal itu tidak akan berlangsung kebih lama lagi.

Krieek!

Suara-suara aneh terdengar dari sebuah patung batu. Patung tersebut terletak di dalam goa yang berisikan banyak kelelawar. Patung tersebut terkena tetesan hijau atau lebih tepatnya, kotoran kelelawar.

Suara-suara lainnya mulai terdengar, hinggal patung tersebut pecah, menampilkan seorang lelaki telanjang dengan rambut seperti lobak.

"Tahun 5738. Sama seperti yang gadis itu katakan, 3.700 tahun yang lalu. Yang benar saja, siapa sebenarnya gadis itu?"

————————————————

Dalam kegelapan, gadis itu terus merutuki nasibnya. Menunggu 3.700 tahun sebagai batu. Dia bahkan akan sujud syukur jika dia bisa bangun dengan anggota tubuh yang lengkap.

Mari berdoa agar dia tidak menjadi salah satu korban dari seorang Shishio Tsukasa.

Kr... Kriek! Krek..

Suara-suara retakan batu terdengar beberapa saat. Awalnya dia hiraukan, hingga retakan itu menjadi semakin besar dan membebaskannya dsri pembatuan.

'Ughh! Silau sekali.' Pikirnya

Lengan kanannya yang bebas, ia pakai untuk menutupi pemandangannya dari cahaya mentari yang menyilaukan. Sorot matanya memincing, meminimalisirkan cahaya masuk.

'E-eh?'

Arah pandangan gadis itu mengedar. Gadis itu tertegun akan pemandangan laut yang memanjakan mata.

"Wah...cantiknya!" Gumamnya.

Gadis itu berjalan semakin dekat dengan pesisir pantai, hingga kakinya bersentuhan dengan air laut yang dingin dan segar.

"Haa~ udara laut memang yang terbaik!"

Ketika ingin menikmati udara pantai seidkit lebih lama, gadis itu merasakan angin menerpa seluruh tubuhnya. Perasaan dingin yang terasa agak aneh membuatnya melihat ke bawah.

"Eh?"















"HEH?!" Baru lah dia sadar bahwa pakaiannya telah terdaur ilang oleh alam, beberapa juta tahun yang lalu.

Tehee •.<
Unistus - bahasa Estonia (mimpi)

Yayımlanan bölümlerin sonuna geldiniz.

⏰ Son güncelleme: Sep 16, 2023 ⏰

Yeni bölümlerden haberdar olmak için bu hikayeyi Kütüphanenize ekleyin!

Just A DreamHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin