Lembar 2

132 30 9
                                    

"Bagaimana dokter? Apa putriku akan baik-baik saja?"

Segera setelah (name) melepaskan stetoskopnya, ia tersenyum seraya mengusap puncak kepala seorang gadis kecil yang sedang terbaring penuh keringat.

"Syukurlah gejalanya masih ringan jadi putrimu akan baik-baik saja. Sepertinya akhir-akhir ini putrimu sering keluar dan bermain ketika matahari sedang panas-panasnya, benar begitu?"

Kedua orang tuanya mengangguk pelan. "Benar. Beberapa hari ini dia memang sering bermain ketika cuaca sedang terik," ucap sang ibu. Suaminya ikut menimpal. "Apa itu berbahaya?"

Wanita itu membereskan peralatannya. "Bagi anak-anak yang sedang dalam masa aktif-aktifnya, bermain di luar ketika cuaca sedang terik memang tidak bagus karena bisa menyebabkan serangan panas. Bukan hanya anak-anak saja, tapi kita orang dewasa pun bisa terkena serangan panas."

"Aku akan memberikan obat penurun panas agar demamnya segera reda. Selain itu, jangan membungkus tubuh putri kalian dengan baju atau selimut yang tebal karena bisa menyebabkan tubuhnya menjadi lembab dan dingin karena keringat. Beri dia makanan seimbang dan banyak minum air putih agar tidak dehidrasi."

Mendengar penjelasan yang cukup panjang membuat kedua orang tua itu mengangguk puas dan berterima kasih pada (name). Gadis kecil yang tadinya hanya terbaring saja juga memaksakan dirinya untuk duduk dan berterima kasih pada (name).

Begitu keluar, rupanya kepala desa sedang duduk bersandar seraya menikmati angin sepoi-sepoi. Dia bahkan terlihat terkantuk-kantuk karena kepalanya hampir sering terjatuh secara tidak sengaja.

"Pak kepala desa?"

"Ya??"

Refleks pria tua itu menegakkan kembali tubuhnya. Wajahnya mendadak berubah cerah, lebih tepatnya dia terkejut karena panggilan (name) yang tiba-tiba.

Wanita itu terkekeh pelan. "Saya sudah selesai. Apa masih ada anak yang perlu saya temui?" tanyanya dengan nada sopan.

Kepala desa itu menggeleng. "Ini adalah rumah terakhir. Semoga saja tidak ada kejadian anak demam lagi setelah ini."

Memang sejak (name) menyanggupi permintaan kepala desa, mereka berkeliling dan mendatangi beberapa rumah yang tercatat ada seorang anak yang sakit disana. Mungkin ada sekitar lima rumah yang didatangi oleh (name) bersama kepala desa pagi ini.

Rata-rata penyebab demam yang dialami oleh mereka adalah sama. Di saat musim panas seperti ini memang tidak aneh kalau menjumpai anak-anak yang terkena demam. Orang tua hanya perlu mengontrol dan membatasi anak-anak mereka agar tidak bermain saat matahari sedang terik-teriknya.

Mereka berdua berjalan bersama menyusuri perumahan yang amat sederhana. Kebanyakan rumah-rumah di desa ini masih bergaya tradisional. Meskipun sudah ada rumah yang semi modern, peminat rumah tradisional masihlah banyak apalagi untuk turis-turis yang datang berkunjung ke desa ini.

"Mama!!"

Terdengar suara yang nyaring dari kejauhan ketika (name) sedang mengobrol dengan kepala desa. Begitu wanita itu menoleh ke belakang, Kazuki bersama teman sebayanya tengah berlari ke arahnya sambil membawa sebuah kincir angin di tangan mereka.

"Mama lihat! Kami semua membuat kincir angin!" ujar Kazuki dengan mata berbinar.

(name) terkikik geli. "Kalian sangat hebat. Diajari siapa?"

Seorang anak bernama Koutarou menjawab dengan bangga. "Paman Yuuji yang mengajari kami!"

Yuuji, atau nama lengkapnya Itadori Yuuji adalah seorang pemuda yang sering bermain bersama anak-anak, termasuk Kazuki. Yuuji memang punya daya tarik tersendiri untuk anak-anak. Dia selalu saja membuat anak-anak nyaman bermain bersamanya dan dia juga mengajarkan banyak hal pada mereka.

THIS IS MINE, NOT YOURS || JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang