Montreal

1.8K 189 26
                                    

Tiba di Bandara Pierre Elliot Montreal jam dua siang saat panas matahari menyengat membakar bumi. Taehyung mendorong troli berisi tas dan barang-barangnya. Sementara Jungkook berjalan menarik koper besar di di sisi kiri Taehyung.

Ya, Taehyung tidak datang sendirian. Ia pergi bersama Jungkook. Pertama atas desakan Jaehyun yang sudah tidak sabar untuk menuai hasil investasi. Ia tidak mau menunggu Taehyung pulang dari Kanada untuk melanjutkan bisnis mereka.

Kedua, karena sebenarnya baik Jungkook maupun Taehyung memang sudah seperti medan magnet yang saling berdempetan. Selain takut akan hubungan jarak jauh. Keberadaan Jungkook juga bisa jadi alasan agar Taehyung tidak berlama-lama di Kanada.

Untuk persoalan Grace akan ia pikirkan nanti. Saat ini, Taehyung butuh istirahat setidaknya lima jam sebelum melanjutkan perjalanan ke kediaman calon mertuanya. Sekaligus, ia akan menyelipkan penisnya di belahan pantat Jungkook. Sebelum buah zakarnya bengkak karena terlalu lama menyimpan sperma.

Sepanjang perjalanan, Jungkook lebih banyak diam. Menjaga jarak pada Taehyung di kursi taxi yang akan membawa mereka ke hotel. Kelelahan? Bisa jadi. Ini kali pertama Jungkook melakukan perjalanan jauh ke luar negeri.

Namun, hal yang paling membuatnya murung adalah cerita Taehyung-saat mereka di pesawat-tentang gadis bernama Grace yang usianya baru 21. Punya kecantikan alami khas kanada. Berpendidikan, cerdas, dan dari keluarga terpandang. Membuat hati Jungkook mencelos. Betapa dia seperti upik abu di depan putri raja.

Taehyung beberapa kali menyentuh tangannya, tapi Jungkook bersikeras menolak. Sampai Taehyung menyerah, membiarkan Jungkook sibuk dengan pikirannya sendiri.

Doubltree Hotel Hilton Montreal, menjadi pilihan yang pas saat Taehyung mencari hotel terdekat dari airport. Hanya berjarak 1,1km dari pusat kota. Mereka tiba lima menit setelah lewat dari pintu keluar bandara.

Jungkook belum berbicara ketika supir taxi yang mereka tumpangi menurunkan barang-barang mereka dari bagasi di depan hotel. Kemudian seorang pegawai hotel menyambut mereka di pintu, lalu memanggil bell boy untuk membawakan barang-barang mereka ke kamar.

Suite pribadi dengan ranjang king dan tempat tidur sofa, akan lebih berguna bagi Taehyung dan segala rencanya. Sayang sekali, saat memasuki kamar Jungkook masih saja diam. Tapi bola matanya tampak membesar. Jelas ia terkejut dan terpana pada tempat yang Taehyung pilihkan untuk mereka.

"Beristirahatlah dulu!" Taehyung menawarkan ranjang bersprei putih bersih yang masih rapi. Menepuk bantalnya.

"Aku harus turunkan pakaian dulu." Jungkook menghindar.

"Tidak perlu. Kita di sini mungkin lima jam saja."

"Kau begitu tergesa untuk bertemu kekasihmu itu?"

Taehyung tergelak, lalu memeluk Jungkook yang coba meletakkan tas besarnya di lemari.

"Wangi bayi yang kusuka." Taehyung menghirup leher Jungkook. Aroma parfum bayi dan keringatnya, menciptakan perpaduan yang manis dan menggugah selera.

Jungkook tahu ia tidak berhak untuk cemburu. Tapi tetap saja dadanya sesak memikirkan itu semua.

Ia pikir mungkin harusnya ia bersenang-senang saja selagi masih berdua. Tidak perlu libatkan perasaan terlalu dalam. Toh, Jungkook sudah punya Jaehyun dan Taehyung sebentar lagi akan jadi milik gadis kanada. Mereka tidak akan bersama selamanya. Tapi mereka bisa menciptakan kenangan yang bisa diingat selamanya.

Daripada bermuram durja, memikirkan hal yang bukan haknya. Akan lebih baik jika Jungkook menuruti saja ajakan setan yang berbicara. Untuk menyentuh surga sekali lagi dengan pria ini. Pria yang selalu bisa memuaskannya dalam segala hal. Pujian, dan kenikmatan.

Toxic Friend (Tamat Di Pdf) Where stories live. Discover now