'sial! Kenapa tenaganya kuat sekali! Padahal aku sudah menggunakan tenaga dalam ku. Apa ia hasira? Tapi siapa?' batin tanjiro menebak nebak.

Tak ada seorang warga biasa memiliki tenaga dalam, hanya seorang pemburu iblis dan iblis itu sendiri yang memiliki tenaga dalam

Di sela sela ciuman panas, tanjiro berkata "tuanmmh– sayaghhh— normal anghh—"

Tanjiro memukul pelan tangan yang memegang tangannya, memberitahu bahwa ia kehabisan nafas

"Hah hah hah... Tolong hentikan ini tuan, atau tuan akan mendapat konsekuensinya!" Ujar tanjiro dengan sekali tarikan nafas

Muzan tak berniat membalas ocehan tanjiro, matanya terus menatap tanjiro yang sedang mengatur nafasnya

Wajah yang memerah dengan bibir penuh Saliva, benar benar terlihat menggoda di mata muzan. Dada rata yang naik turun mengais oksigen benar benar membuat perasaan muzan di penuhi kesenangan. Dengan pasti, tangannya terulur menyentuk puting tanjiro dari luar baju. Membuat tanjiro mengerang tertahan

"Mngghhh—"

Tanjiro menggeliat, masi berusaha melepaskan diri dari orang yang tak tau siapa mengukung nya

Muzan sekarang lebih intens menjamah tubuh tanjiro, setelah cukup sabar membuang buang waktu

"Tu-tuan nghh— aku benar benar akan melukai mu jika kau tidak berhenti sekarang!"

"Aku tak peduli" muzan mengembalikan suara aslinya. Membuat tubuh tanjiro menegang

Tanjiro seakan hafal dengan suara muzan, ia lebih memberontak dari yang tadi. Tanpa tanggung tanjiro mengeluarkan seluruh kekuatannya. Namun aneh nya, muzan bahkan tak bergeser barang sedikit oun dari atas tubuhnya

"Sial! Muzan sialan! Lepaskan aku!"

Meski mata tanjiro tertutup, ia sangat yakin dengan orang yang menyewa nya ini adalah muzan. Iblis yang ia cari selama ini, dada tanjiro dipacu adrenalin di iringi rasa takut. Bagaimana pun, muzan bukan sosok yang bisa ia lawan saat ini, karna tanjiro masi begitu lemah. Tanjiro sadar akan kekurangannya itu..

"Tidak sebelum aku mendapatkan apa yang aku mau"

Muzan dengan kasar menyobek baju tanjiro menggunakan kekuatannya, hingga menampakkan puting merah yang menggoda

Muzan kemudian mengarahkan kekuatannya untuk menahan pergerakan tanjiro, sedangkan ia mulai menggerayangi tubuh tanjiro yang terekpos

"Muzan sialan! Berhenti–AGHH—" Tubuh tanjiro menggelinjang saat merakan tangan kasar menyentuh penisnya yang setengah tertidur

"Apa yang kau lakukan, jangan menyentuh milik ku!" Tanjiro berteriak, tubuhnya meremang merasakan sensasi asing pada miliknya yang kini telah bangun dan mengeras karna tangan cabul yang bermain di sana

"Lepasngghh— ahhh—"

Muzan terus memainkan benda pusaka tanjiro, ia terlihat menikmati setiap erangan dan ekspresi yang tanjiro buat

"Berhentilah merengek, cukup mendesah saja" muzan berkata dengan nada datar

Tanjiro terus memberontak tak memperdulikan perkataan muzan, ia harus melawan muzan. Entah itu demi harga dirinya sebagai seorang pria, atau untuk keluarganya

"Nghh— ahhhh— ughhh— sialanngghhh—" umpatan dan desahan saling menyatu, muzan menikmati raut tersiksa tanjiro ketika ia memainkan benda puasa tanjiro

Tangan yang bebas mulai tertarik untuk menyentuh lubang yang akan ia masuki, membuat tubuh tanjiro menggelinjang takut

'sialan! Aku tak bisa menggerakkan tangan dan tubuh ku!' batin tanjiro frustasi

Jari dengan ruas panjang itu mulai masuk, membuat tanjiro tak nyaman. Tanjiro bergerak untuk menjauhkan pantatnya, alih alih menjauh jari muzan kian masuk makin dalam

"Kau benar benar binal, apa kau benar benar tak sabar untuk hidangan pertamanya?" Tanya muzan main main, kemudian menambah satu jari lagi. Kemudian merenggangkan lubang tanjiro dengan cara menggunting jari, membuat erangan kesakitan tanjiro keluar

"Akhh! Sialan, keluarkan itu. Keluarkan!" Tanjiro sedikit berteriak

Muzan menatap kesal ke arah tanjiro, pemuda ini terlalu berisik. Pikirnya

Kemudian menyumpal mulut tanjiro menggunakan baju yang telah muzan sobek

Muzan kembali berkutat pada lubang tanjiro, merasa lubang tanjiro sedikit rileks. Muzan mulai membuka celananya, memposisikan miliknya tepat di depan lubang tanjiro

Merasakan benda asing yang ia ketahui hendak menerobos lubangnya, mata tanjiro terbelalak. Ia bergerak lebih brutal dari gang tadi, muzan yang kesusahan memasukkan miliknya mencengkram kaki tanjiro

Dan dengan sekali hentak, muzan memasukkan miliknya. Membuat tanjiro menjerit sakit. Mata tanjiro berembun, kemudian meneteskan air mata tak kuasa menahan rasa sakit pada lubangnya

Kepala muzan menadah ke atas, menikmati sensasi pijitan lubang tanjiro pada miliknya

"Ini dia, akhirnya kau masuk ketempat seharusnya. Hahh..." Ujar muzan, mendesas di akhir kalimat

'lubangnya memijit milikku kencang, sial! Seharusnya aku melakuannya lebih cepat. Ini benar benar nikmat...'

"Aku akan bergerak" ujar muzan. Yang mendapat gelengan keras dari tanjiro

Muzan mulai bergerak, tak memperdulikan tanggapan tanjiro dan juga air mata yang di keluarkan tanjiro

Tanjiro benar benar membenci muzan sekarang, hidupnya kacau karna pria ini. Namun tanjiro benar benar bersyukur, muzan menutup matanya. Dengan begitu, ia tak akan melihat bagaimana muzan menggancurkan hidupnya yang kedua kali

Muzan bergerak lebih cepat, membuat tubuh tanjiro tersentak sentak. Desahan tanjiro mengalun lebih indah dan keras, membuat muzan bersemangat untuk terus menghujam lubang tanjiro dengan kasar

Malam itu, kesenangan terlukis jelas di wajah muzan. Namun berbeda dengan tanjiro, malam itu adalah kehancuran untuk harga dirinya sebagai seorang pria...


Bersambung....




The Darkness [Muzan x Tanjiro]Where stories live. Discover now