Prolog

4 0 0
                                        

Ketika takdir membawa tuk saling bertemu, menjalani perkenalan yang berujung terciptanya sebuah rasa yang tak mampu ditafsirkan. Kau hadir layaknya senja, menciptakan keindahan yang hanya bisa kulihat dan rasakan. Haruskah aku membingkainya sepenuh hati? Maaf aku selalu berentah, aku menginginkanmu apakah itu mungkin?

"Sudah kuduga kamu bakalan disini," ucap seseorang mengejutkan. Ziad tertegun dan menoleh ke sumber suara, binar matanya langsung menangkap sosok wanita seusianya sedang tersenyum di bawah rindangan pohon. Lantas Ziad pun membalas senyuman itu, lalu meraih tangannya untuk dirangkul dan kembali melangkah tanpa mengucapkan sepatah kata. Wanita itu menghentikan langkahnya, lalu membawa pandangannya menatap Ziad saksama. "Aku baru saja datang, kok malah pulang." Cegat Zila. "Salah sendiri baru datang. Aku udah dari tadi disini makanya mau pulang," ucap Ziad sambil tersenyum. "Sekarang?" tanya Zila. Ziad mengangguk "ya udah pulang saja, lagian kesini buat cari aku kan." Ini abang psikolog atau gimana, deh? Enteng banget nebak jalan pikiran orang, gerutu batin Zila.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 05, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ZiladWhere stories live. Discover now