BLESSED-CURSED

113 15 4
                                    


Jake as devil
Hee as human
tw//graphic of violence, mention of blood, gunshot, and fire
a/n: inspired from anime the black butler/kuroshitsuji

BLESSED-CURSED

"Apa yang kamu inginkan?"

"Aku ingin orang itu mati."

"Aku bisa mengabulkannya, dengan satu syarat."

"Berapa uang yang kamu inginkan? Aku akan memberikannya, asalkan orang itu mati."

"Aku tidak ingin uangmu."

"Lalu?"

"Aku ingin jiwamu. Aku ingin kau menukar keinginanmu dengan jiwamu."

"Setuju."

BLESSED-CURSED

Heeseung membuka matanya perlahan. Acara pesta selalu membosankan untuknya, tetapi ia tidak punya pilihan lain selain mengikuti serangkaian kegiatan memuakkan tersebut. Sebagai satu-satunya pewaris tersisa di keluarganya, ia harus selalu terlibat dalam hal-hal tersebut.

Hanya saja semua orang lupa, bahwa Heeseung hanyalah seorang anak berusia 17 tahun, yang terpaksa menjadi pewaris karena seluruh keluarganya telah dibantai habis. Hanya dirinyalah yang tersisa, menanggung semua luka dan mimpi buruk yang tak berkesudahan sepanjang hidupnya seorang diri.

"Tuan muda..."

Heeseung mendongak, menatap pelayannya yang membawakan secangkir teh untuknya.

"Aku bosan, Jake..."

Jake tersenyum, sebelum berdiri di samping Heeseung yang sedang menonton para saudagar kaya bermain biliar.

"Kenapa anda tidak ikut bermain? Setidaknya anda tidak akan bosan kalau ada disana."

Heeseung berdecih. Jake sama sekali tidak memberikan solusi untuk mengatasi kebosanannya, tetapi jika dipikir lagi mungkin ucapan Jake ada benarnya. Daripada hanya menonton, rasanya tidak masalah jika ia ikut main satu kali.

"Oke." Heeseung berdiri dari bangkunya, dan berjalan menghampiri orang-orang tersebut, "Apa keberatan bila aku ikut bermain?" Orang-orang tersebut langsung memberi ruang, salah satu dari mereka menyerahkan tongkat biliar yang tidak dipakai.

"Suatu kehormatan bisa bermain dengan anda, Earl."

Heeseung tersenyum. Ia membidik bola putih ke arah bola yang telah disusun di tengah meja.

Ctak!

Empat bola bergulir dengan mudah masuk ke lubang. Heeseung tersenyum miring, ia kembali membidik bola lain untuk dimasukkan. "Akhir-akhir ini bisnis berjalan sangat baik. Bukankah begitu, Earl?"

Heeseung melirik pria gemuk berkumis yang mengajaknya berbicara. Heeseung ingat bahwa orang itu memiliki usaha tambang berlian. "Ya, tampaknya memang sedang baik. Aku harap ini akan bertahan lama." Heeseung menanggapi sambil tersenyum kecil.

"Jangan senang dulu. Bukankah bisnis itu seperti roda? Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi ke depannya." Pria tinggi bersurai pirang tertawa meremehkan ucapan Heeseung. Tak ada yang menanggapi, termasuk Heeseung yang tahu betul siapa orang itu. Keluarganya lenyap karena ulah orang itu.

"Ah, benar kata anda, Tuan Hwang Youngchul. Kita tidak boleh sesumbar akan sesuatu yang belum pasti." Ucap Heeseung setelah terdiam beberapa sekon. Jake memperhatikan dari kejauhan dengan senyum tipis terpatri di wajahnya.

"Lagi pula, apa yang bisa dilakukan anak manja sepertimu? Menjalankan bisnis perusahaan keluarga? Aku yakin dalam hitungan jari perusahaan keluargamu akan tamat, sama seperti keluargamu."

[8th] Songfic Dimenssion: SADAME || JAKESEUNG ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang