"ARMETTA . kenapa yang aku lakukan rasanya tidak pernah benar hah ? jangan kau fikir aku tidak tau kelakuanmu diluar bagaimana. Kau fikir tidak ada resiko yang menantiku kalau ada yang tahu aku membeli air terlarang itu untuk hal yang bukan seharusnya"

"sayang , aku hanya ingin membantu membalaskan dendammu , itu saja" katanya polos.

"cih , aku tahu kau sakit hati pada digo karena dia tidak mengingatmu sebagai rekan one night stand nya bukan ? dari awal misiku menghancurkan digo bukan wanita itu" angkuhnya. Metta membelalakkan matanya kaget. Seharusnya dia tahu kalau kekasihnya adalah seorang David erlangga yang akan tahu apapun yang ingin dicarinya.

"eh , ah itu dulu sayang . sekarang aku hanya mencintaimu" elaknya. Walaupun sesungguhnya dia belum mencintai lelaki itu sepenuhnya.

David tersenyum miring mendengar pengakuan wanita yang sudah menjadi kekasihnya itu. " tentu saja kau mengatakan seperti itu , karena kau takut aku meninggalkanmu kan ? tapi kalau kau sedikit saja berbuat macam – macam , akan kupastikan kau membusuk di gudang. Dan ingat ! dulu kita hanya berhubungan untuk sekedar bersenang- senang. Simbiosis mutualisme sajalah" david meninggalkan metta yang terus mengumpat dalam hatinya.

"kau akan bertekuk lutut padaku" desisnya sepeninggal david.

—-//—-

"jordan ?"

Jordan mendongak memandang digo di depannya. Mereka sudah membuat janji sebelumnya untuk bertemu , meskipun mereka tinggal dalam satu rumah , rumah yang dihadiahkan keluarga sisi untuk mereka. Tapi mereka lebih memilih membahas hal penting di luar rumah , mengingat digo juga masih menjaga sisi di rumah sakit.

"gimana keadaan sisi ?" tanya jordan setelah digo duduk di sofa dalam ruangannya.

" udah baikan , tapi dia beum cerita soal insiden di hotel kemarin" desahnya. Jordan memberikan flashdisk berisi rekaman dimana terjadinya insiden tersebut pada digo. Setelah jordan mengambil notebook di meja kerjanya , digo segera membuka file yang sangat membuatnya penasaran tersebut.

Terlihat jelas dimana dengan sengaja seorang laki – laki dengan baju pelayan hotel menyiramkan air yang ada dalam gelas di tangannya. Melihat itu membuat digo mengeluarkan umpatan keras.

"damn , ini maksudnya pegawai lo nyiram sisi apa ? dan anehnya lagi itu air keras. Emangnya dia mau praktek ipa ? " sengitnya.

"gue udah coba ambil data tuh orang , tapi ternyata dia gak terdaftar di pegawai hotel itu go , apalagi dia pakai masker segala , jadi susah buat kita tahu siapa orang ini sebenernya. Tapi gue kayak pernah liat orang ini deh"

"dimana ?" tanya digo penasaran.

"gue lupa , tapi gue kenal banget sama mata ni orang " digo mendesah frustasi .

"gue titip kak sheila bro" ucapnya pelan. Jordan mengangguk mengerti. Tersirat kekhawatiran besar di mata digo.

"gue pasti jaga dia , kita harus sama – sama jaga mereka berdua , belum lagi teror yang dulu menghantui sisi , gue rasa orang itu bener – bener ngerencanain sesuatu dengan mateng" keluhnya.

"kalau gitu gue balik dulu , sisi pasti nyariin gue"

"sip , salam buat dia. Nanti malem gue kesana sama sheila" digo menganguk sebelum mebghilang dari balik pintu ruangan jordan.

—-//——

Sisi's Pov.

 

Aku terbangun dari tidurku karena merasakan haus lagi. Saat aku membuka mata , tak ada sosok digo di sampingku. Biasanya dia selalu menyapaku saat aku terbangun. Pikiranku kembali berkecamuk pada kejadian malam tadi. Apa mungkin orang itu suruhan dari orang yang menerorku dulu ? aku fikir teror itu akan berakhir setelah aku pindah ke jakarta. Aku menghela nafas berat , apa aku punya salah pada orang itu ?

Be MineWhere stories live. Discover now