Keluarnya Dokter Park dari kamar Taeyong membuat suasana di ruangan itu menjadi hening seketika. Ada hawa canggung yang sangat terkuar dari ruangan itu. Mark dan Alana hanya diam memandang papa mereka yang saat ini sama Shock-nya dengan mereka. Mark hanya menguatkan pelukannya ke Taeyong, pun dengan Alana. Mereka belum mau kehilangan Papa mereka, tidak akan.

Papa?” Alana mulai mengeluarkan suaranya lebih dahulu.

“Jika benar Papa hamil, itu akan tetap menjadi adik kita kan?”

“Iya, Papa kan tidurnya hanya sama Daddy . Jadi itu pasti adik kita, lana!”

Taeyong kaget setengah mati, jadi selama ini anak-anaknya tahu jika ia sering tidur dengan Daddy mereka atau Daddy mereka yang sering tidur dengannya? Taeyong malu sekarang, ia merasa sangat malu. Taeyong melebarkan tangannya, ia membalas memeluk anak-anaknya sama eratnya dengan yang mereka lakukan. Betapa Taeyong belum mau meninggalkan Mark dan Alana, ia masih sangat ingin beradaptasi di sisi mereka.

“Ohiya! Besok aku mau antar Papa ke Rumah sakit ya? Sekalian temenin juga, bagaimana denganmu Lana?”

“Aku juga ikut Kak!”

“Ok! ”

Mereka bahkan tidak membiarkan Taeyong menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka yang sebelumnya. Mark dan Alana memang tidak jauh berbeda dengan Daddy-nya.



.....



Sepulang sekolah, Mark dan Alana segera masuk ke kamar mereka masing-masing. Mereka menyiapkan diri mereka untuk menemani Taeyong ke rumah sakit. Setelah siap, mereka langsung mencari Di mana keberadaan Taeyong sekarang. Akhirnya mereka menemukan Taeyong yang saat ini masih sibuk menyiapkan makanan, entah untuk apa. mungkin makan siang?

Papa! Kenapa Papa masih ada di sini?” teriak Alana kesal. Karena Gadis itu tahu, jika mereka akan pergi ke rumah sakit untuk memeriksa Apakah Taeyong itu benar hamil atau tidak. Tapi melihat Taeyong yang sama sekali belum siap saat ini membuatnya tidak habis pikir.

“Sudah, Papa tidak usah memasak. Kita bisa makan di luar setelah ini.” Mark dengan semangat menarik tangan Taeyong yang baru saja akan memotong brokoli itu. Sebelum mereka benar-benar meninggalkan dapur, Angelin berjalan masuk. “Angelin! Kau bersihkan semua itu ya? Soalnya papa harus pergi bersama kami. Kau tidak usah membuat makan siang, karena makananmu tidak enak!”

Mereka bertiga meninggalkan Angelin yang masih dengan tampang kagetnya. Apa yang dikatakan oleh Mark memang benar, Angeline tidak bisa memasak titik makanan yang selalu dibuat Angelin pasti akan selalu bermasalah, entah itu tidak berasa, keasinan, terlalu manis, dan masih banyak lagi masalah-masalah lainnya. Meskipun agak kasar, tapi itulah Mark. Ia adalah anak yang akan mengatakan apapun itu dengan Sejujurnya meskipun rasanya sangat menyakitkan.




.....




“Jadi Papa beneran hamil kan dok?”

“Dokter jangan bilang kalau dokter salah diagnosis ya?”

“Eum!Benar itu! Kalau sampai seperti itu, dokter bisa dituntut lho!”

“Dokter? Dokter dengar tidak? Kamu bicara dengan dokter ini! ”

“Dokter kok diam saja sih? ”

Devil's Claw • [ JAEYONG ] • [ END ]Where stories live. Discover now