1

395 53 1
                                    

1 Tahun kemudian

Semejak kematian neneknya, haikal jadi lebih mandiri dan melakukannya semua sendiri.

Saat ini remaja 10 tahun itu yang lebih pantas disebut bocah, dengan pakaian lesuh, rambut yang agak kecoklatan, pipi chubby, berkulit tan dan berbadan mungil sedang duduk di trotoar untuk menunggu lampu merah itu menyala.

Lampu merah telah menyala, pertanda semua kendaraan di wajibkan untuk berhenti. Kaki mungilnya berjalan menuju kendaraan yang sedang berhenti dengan membawa gitar kecil di tangannya dan melantungkan lagu dengan suara emasnya.

"Misi bang, minta waktunya sebentar" ucapnya lalu menyanyikan lagu cicak cicak di dinding.

"Cicak cicak di dinding, diam diam merayap, datang se ekor nyamuk, HAP lalu di tangkap"
Tak sebagian orang menatapnya sangat gemas termasuk pemuda yang didepannya tetapi ia tutupi dengan muka datarnya.

Setelah haikal selesai bernyanyi, pemuda tersebut mengeluarkan 2 lembar uang merah lalu di berikan kepada bocah imut itu.

"Eh eh, ini kebanyakan bang" haikal memang sangat tidak tau berhitung tapi dia sangat tau bahwa uang ditangannya ini nilai nya tidak lah sedikit.

"Ambil atau tidak sama sekali"ucapnya dengan dingin dan datar.

"Hehe, kalau begitu makasih yah bang" ucap haikal dengan senang karena uang ini melebihi penghasilan yang ia dapat setiap harinya.

Haikal kadang kadang hanya mendapatkan 20.000, 10.000, atau bahkan 5.000. Tetapi dia tetap bersyukur yang penting dia mendapatkan uang itu untuk makan setiap harinya.

Tanpa haikal sadari, pemuda tersebut memperhatikan setiap pergerakannya yang menurutnya sangat lucu dan menggemaskan.

"Kenapa bocah itu sangat mirip dengan hesa?" Tanyanya kepada dirinya sendiri.

"Kalung itu?"

"Aku harus memberitahukan daddy tentang ini" ucapnya lalu melajukan motornya ke kantor ayahnya.

🌻🐻🌻

Setelah sampai di kantor, pemuda tersebut ia langsung berlari ke ruangan ayahnya berada.

BRAK!!

Pria yang ada di dalam bilangan tersebut kaget atas tindakan putranya yang mendobrak pintu ruangannya.

" apa-apaan kau ini jayden?! Kau tidak sopan sekali mendobrak pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu!"

Jayden vernon arkanantara seorang pemuda yang berusia 15 tahun anak ke 6 dari pasangan jonathan albert arkanantara dan bianca calista arkanantara itu menatap ayahnya dengan serius.

" aku menemukan bocah yang sangat mirip dengan hesa" ucapan jayden membuat johan menatap anaknya dengan tatapan dingin dan datar khasnya.

"Bercanda mu tidak lucu" ucap nathan kemudian mengerjakan kembali pekerjaannya yang sempat tertuda.

"Apakah muka jayden terlihat bercanda dimata daddy?" Ucap jayden kemudian menatap daddynya yang menatapnya kembali.

Nathan yang berusaha mencari kebohongan di mata sang anak itu pun kemudian menggeleng lalu berkata "tidak"

"Kali ini jayden serius dad, wajah anak itu sangat mirip dengan daddy lalu mata bulatnya dan juga alisnya sangat mirip dengan mommy dan juga dia memakai kalaung persis sama kalung hesa yang dimana kalung itu di berikan oma sebelum dia menghilang dad" baru kali ini jayden berbicara dengan panjang lebar kepada daddy yang sifatnya 11 12.

"Lalu sekarang dimana anak itu?" Tanya nathan

"Dia sekarang jadi pengamen dad, dan terlihat dari penampilannya pun sangat lusuh dan kotor, dan dia memiliki suara merdu persis yang dimiliki bang arjun dad" setelah mendengar itu johan segera menelfon asisten pribadinya.

Haikal MahesaМесто, где живут истории. Откройте их для себя