“ Arrgh! ” Terdengar suara seseorang memekik.
Kelihatannya seseorang itu berkelamin perempuan. Dari erangannya yang cukup lembut, perempuan itu sedang mengalami masalah terparah. Kakinya terluka, beberapa tulang patah.
Lalu muncul seorang pria membawa sekantung air dari balik gundukan salju. Pria itu bernama Vincent Mozorov. Tadinya Vincent bekerja disebuah Perusahaan ternama, dan di-tempatkan sebagai Manager.
“ Vincent... ” panggilnya dengan lemas.
Melihat itu tentunya Vincent tidak bisa mengabaikannya, dan berjalan menghampirinya. “ Apa kau memerlukan sesuatu, Elisa? ”, Gadis itu bernama Elisa Heinsburg. Seorang wanita yang terlahir dari keluarga kaya dan ternama. Sangat berkebalikan dengan Vincent yang merupakan warga sipil biasa, demi membiayai kehidupannya Vincent bekerja keras di Perusahaan milik keluarga Elisa, Perusahaan bernama Heinsburg Corpse.
“ Aku... Kedinginan... ” ucap Elisa dengan suara yang sangat lemas.
Mendengar itu Vincent langsung mendekapnya. Mengambil selimut yang berjarak 10cm, tentunya dapat di-raih oleh lengan panjangnya Vincent. Setelah memegang selimut hangat itu Vincent segera mengenakannya kepada Elisa.
“ Aku disini, Elisa... Kita tunggu Robert dan Mina kembali. ” ucapnya perlahan, berusaha menenangkan Elisa.
Setelah mendengar ucapan Vincent, Elisa pun menjadi tenang dan lega. Kemudian dirinya tertidur di dalam dekapan Vincent dengan pulas. Bagi Elisa, Vincent adalah sosok rumah kedua, di-karenakan keluarganya yang selalu fokus kepada pekerjaan, membuat Elisa menjadi kurang perhatian dan kasih sayang. Jadi setelah hadirnya Vincent, dia merasa sangat bahagia dapat menjadikannya rumah kedua.
Setelah Elisa tertidur pulas, Vincent menempatkan tubuh Elisa di-sebuah gundukan es bertekstur lembut yang tidak jauh darinya. Kalau di-hitung-hitung hanya berjarak 1 meter. Tentunya itu bagian terdalam, bagian paling aman untuk tempat bermalam mereka saat ini.
**
Beberapa jam berlalu...
Datang seorang pria dan seorang wanita, bersama sembari membawa buah-buahan segar yang mereka petik diluar sana. “Robert, Mina. Terima kasih untuk bantuannya sejauh ini, meski kita baru bertemu, tetapi kalian sangat membantu ku dan Elisa. ”, mendengar itu Robert dan Mina pun menunjukan senyum diwajah mereka.
“ Tidak masalah. Kami sangat senang bisa membantu mu dan teman perempuan mu itu. ” ucap Robert sekaligus mewakilkan Mina.
Vincent menampakan senyuman indah, dan merasa sangat bangga memiliki teman sebaik dan setangguh mereka. ('Apakah aku akan kehilangan mereka setelah kita berpisah dari sini?') Batinnya.
Tetapi lagi dan lagi Vincent membuang pemikirannya itu, dan memutuskan untuk lebih fokus kepada perawatan Elisa. Selama mereka semua bisa selamat dari peristiwa terburuk ini, Vincent tidak akan perduli meskipun harus melakukan segala cara demi keamanan mereka, Vincent akan menghalalkannya.
**
Keesokan hari...
Waktu menunjukan pukul 07.00 pagi. Namun, semua itu tidak terlihat jelas karena tempat ini tertutup oleh es yang cukup besar. Terlihat Robert dan Mina tengah memasukan beberapa buah ke-dalam kantung yang mereka dapatkan ketika mencari buah-buahan.
“ Kau siap, Vincent? ”, Vincent menoleh. “ Tentu saja! Elisa akan ku bawa juga. ” menampilkan wajah tersenyum, Vincent segera menggendong Elisa di-punggungnya, membawanya ke-tempat yang serasa lebih aman.
“ Hey Robert. Ketika kamu mencari buah-buahan, apa kamu melihat tempat yang bagus untuk kita gunakan bermarkas? ” sembari berjalan Vincent berupaya mengorek sedikit informasi dari Robert, karena bagaimana pun mereka sudah menjelajahi beberapa area di-tempat ini.
“ Tidak ada. Aku tidak melihat adanya tempat yang bisa kita jadikan markas. ” dengan wajah tenang Robert menjawabnya.
Sementara itu Mina hanya fokus berjalan, sembari memperhatikan sesuatu yang tampak seperti jamur, Mina pun berlari mendekatinya, dan dengan kemampuannya sebagai seorang Spesialis Tumbuhan, dirinya memperhatikan jamur itu dan mengenali jenisnya. Di-indikasikan itu jamur yang beracun, memiliki nama Conocybe Filaris.
Mengetahui itu jamur yang berbahaya, Mina segera berlari ke-arah kawanannya dan menjauhkan diri dari jamur itu, untuk menghindari sesuatu yang tak di-inginkan. Setelah berbincang-bincang lama, akhirnya mereka menemukan sebuah tempat yang cocok digunakan untuk bermarkas. Dekat dengan sumber daya makanan, mineral, dan bahan yang dapat di-gunakan sebagai api unggun.
“ Kau ini dan Elisa itu sepasang kekasih kah, Vincent? ” tidak ada angin tidak angin tiba-tiba saja Mina bertanya begitu kepada Vincent, sontak itu membuatnya sedikit terkejut. “ Tidak, kami hanya rekan di-perusahaan yang sama. ” Vincent menoleh ke-arah Elisa dan tersenyum.
“ Aku hanya berharap kita semua bisa selamat dan keluar dari tempat ini... ” mendengar Vincent mengatakan itu, Mina pun merenung, memikirkan beberapa solusi untuk keluar dari sini. Tapi jelas sekali bahwa itu pasti tidak mudah, dan akan memakan waktu lama.
“ Vincent, bisa kamu temani aku mencari kayu untuk api unggun? ” Vincent mengangguk. “ Oke. ” Vincent berdiri dan berjalan keluar dari markas bersama Mina untuk mencari kayu-kayuan yang dapat di-bakar.
Saat itu mereka masih belum sadar, bahwa ada sesuatu yang sedang mengawasi mereka. Sesuatu seperti hewan, namun bertubuh besar dan menyeramkan. “ Kamu sudah dapat berapa banyak, Mina? ” Mina menoleh ke-arahnya. “ Aku baru dapat lima batang, bagaimana dengan mu? ” Vincent pun menghitungnya.
“ Aku dapat tiga-belas batang. Seharusnya ini cukup bukan? Ayo kita kembali, ” ucapnya.
Vincent dan Mina pun kembali ke markas, membawa tujuh-belas batang kayu, menatanya dengan rapi, dan mengambil beberapa batu untuk di-gesekan menjadi api unggun. “ Hangatnya~ ” mereka semua tampak lega mendapat kehangatan di-tengah dingin yang ekstrim ini.
𝗕𝗲𝗿𝘀𝗮𝗺𝗯𝘂𝗻𝗴.
YOU ARE READING
The Fall
Mystery / ThrillerThe Fall. Menceritakan empat orang yang terjebak ke-dalam kawah setinggi 2000 kaki, akibat aktifnya gunung yang menyebabkan guncangan besar. Longsor salju di-titik itulah mereka harus bertahan hidup demi bisa keluar dari tempat ini.
