𝙲𝚑𝚊𝚙𝚝𝚎𝚛 𝟷

69 8 2
                                    


-Selamat Membaca-

"Hati-hati nak! Jangan jauh-jauh dari Khail dan Felipe, Felipe tolong jaga dia, kalau perlu ikat saja dia!" Sahut Eissa kepada anaknya, Gretta yang berada di sampingnya berusaha menahan tawa melihat kelakuan kakanya yang sangat protektif.

"Ya Mom! dan Aku bukan anak kecil lagi!" Grutu Seya berlalu sambil menghentakan kakinya, "Ayo Paman, Aill aku melihatmu tertawa!" tawa Khaill meledak "HAHAHA Sini Seya, akan aku ikat agar tidak kabur-kaburan" "Shut up, Aill" sang ayah terkekeh meilihat interaksi dua remaja yang sudah berjalan terlebih dahulu

"Kami berangkat!"

◇◇◇

"Paman, bagaimana cara kita kesana?" tanya Seya, "Tentu dengan Portkey- hanya itu yang bisa aku gunakan untuk membawa kalian," jawan Felipe sambil melepas dasinya. "okey, pegangan!" dan mereka menghilang.

"hueg! aku mual" Seya bersandar pada pohon di terdekat, "kau tak apa, nak?" tanya Felipe sambil menepuk-nepuk punggung Seya sambil memberikan wewangian herbal untuk meredakan mual.

"Pfft- ini kali pertamamu menggunakan portkey?" kekeh Khaill. "me.nu.rut.MU!?" tekan Seya sambil menatap Khaill tajam, "memangnya kamu?! selalu menggunakan portkey untuk b-" belum selesai Seya mengakatakan sesuatu, Khaill langsung menutup mulutnya "Sstt!"

"What?!" Falipe menatap anaknya dengan sorotan mata tajam, "-akan kubelikan 2 soda muggel untuk menutup mulutmu." bisik Khaill,

"4- 4 kaleng soda muggle" Seya tersenyum miring, "arghh! alright, 4 botol" dengan terpaksa Khaill menyetujuinya, dari pada harus menikmati amarah sang ayah, belum lagi dengan ibunya.

"bee- bertemu dengan kolega dalam proyeknya akhir-akhir ini dengan Profesor Johnny" lanjut Seya tersenyum palsu, "B-betul Father, proyek pedang untuk latihan duel" Khaill tersenyum kikuk. "Aha! ya aku pernah dengan dari Johnny tentang itu."

Seya dan Khail saling melempar tatapan bingung dan juga lega karena kebohongan mereka itu nyata(?)

"Kita sampai" Seya dan Khail yang tengah bertengkar menatap ke depan, terlihat pemandanga Perkemahan Piala Dunia Quidditch yang ramail

"Woah..." Seya dan Khail terkagum-kagum "Tempat dimana penyihir diseluruh dunia berkumpul untuk menyaksikan Piala Dunia Quidditch ke 442" ucap Felipe dengan bangga.

"Ramai sekali, Khaill pegangi Seya, nanti dia hilang" ucap Falipe dan menghiraukan side eyes gadis yang ia bicarakan "Paman!!" Khaill tertawa, laki-laki itu langsung mengaitkan tangannya pada tangan Seya, "ahaha, jangan kemana-mana Seya" kekeh Khaill. Seya terdiam, padahal bukan sekali ini saja mereka berpegangan tangan, tapi ia selalu merasa nyaman tangannya digenggam Khaill...

"Father, kami akan bertemu dengan Viktor terlebih dahulu." Ucap Khaill, "ya, selesai bertemu Krum, kita bertemu di tempat duduk saja. Jaga Seya" tutur Falipe, "Okey Father"

"Sampai nanti Paman!"

◇◇◇

"Krum, ada yang mencarimu!" Sahut seseorang, Krum mengangguk dan berjalan keluar. Baru saja ia membuka tirai, seorang gadis langsung menghujaninya dengan pelukan. "Viktor!" "Hey, kalian datang rupanya," Viktor tersenyum tipis. Khail dan Viktor saling sapa dan melakukan ritual 'tos-tosan' mereka, "yo! Bagaimana kabarmu," tanya Khail, "nervous- yeah."

𝕷𝖆𝖘𝖙 𝕭𝖑𝖆𝖈𝖐Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz