Kakinya melangkah lebih dalam lagi untuk mencari istrinya. Tak lama, ada sebuah tangan lentik yang menutup matanya. Demario pun tersenyum, memegang tangan itu menurunkannya dengan perlahan, lalu ia berbalik dan melihat wajah cantik istrinya yang tengah tersenyum ke arahnya

"Kau yang menyiapkan semuanya?" Suara bariton milih Demario terdengar setelah beberapa detik mengagumi pahatan indah di depannya

"Kau suka?"

"Sangat" balas Demario lalu membawa tangan lentik istrinya untuk ia cium dengan lembut

"Terimakasih"

"Simpan dulu terimakasih mu, aku mempunyai hadiah"

"Apa itu?"

"Sesuatu yang akan membuat hidup kita berubah" masih dengan senyum cantiknya, wanita dengan dress putih itu mendekat ke arah laci dan mengambil sebuah kertas yang membuat Demario menyerngit heran

Setelah berada di depan Demario, wanita itu langsung menyerahkan kertas dengan senyum yang lebih lebar

Demario pun menerimanya dan membuka kertas itu, tak lama setelah membacanya ia menatap wajah cantik istrinya dengan binar di wajahnya

"Irene, kau hamil?" Wanita itu pun mengangguk sambil tersenyum melihat tingkah lucu suaminya yang sedang menutup mulutnya tak percaya

Lalu Irene membawa tangan besar suaminya dan di letakkan di perut ratanya

"Ada baby kita disini"

Demario pun langsung memeluk erat tubuh ramping istrinya, mencium wajah cantik itu berkali-kali untuk mengungkapkan rasa bahagianya

"Terimakasih sayang, terimakasih. Aku akan menjagamu dan juga baby, aku janji"

"Maaf Irene, aku tidak bisa menepati janjiku sendiri" ingatan saat ia masih bersama istrinya kembali menghantui dirinya

Ia berdiri. Melepas jasnya, melonggarkan sedikit dasi dengan dua kancing terbuka. Dan terakhir, menggulung kemejanya sampai ke siku setelah itu pergi dari sana. Bukan untuk pulang, tapi ia akan pergi ke markas Demon sebentar.

.

.

.

"Ken!! Lo bener nggak mau balap nih?!!" Tanya Raka dengan berteriak karena suara motor yang begitu berisik

"Nggak! Gue nggak mau Mama khawatir, lagian tadi gue udah janji sama Mama!"

Kemal menghampiri mereka setelah memeriksa motor yang akan ia gunakan untuk balapan

"Beneran nih gue gantiin Lo?" Tanya Kemal dan langsung diangguki oleh Kenniro

"Iya, tapi lusa gue yang gantiin Lo"

"Beres itu mah"

Mereka berjalan mendekati arena, lalu Kemal melambaikan tangannya sebelum menaiki motornya. Sorak Sorai penonton langsung bersahutan saat balapan akan segera dimulai

Kenniro dan Raka masih tetap setia menunggu di pinggir sesekali meneriakkan nama Kemal. Mereka juga tak mau kalah dari cewek-cewek.

Saat balapan dimulai, disitulah Raka dan Ken mulai mereog. Jika Kemal melihatnya mungkin ia akan langsung kabur saking malunya. Apalagi kedua makhluk itu meneriakkan namanya paling keras

"Kemal!! Itu depan Lo salip! Langsung gas ngenggg..gitu Lo!!" Teriak Raka tepat di telinga Ken yang langsung mendapat geplakan di belakang kepalanya

"Pengang goblok!!"

"Ya itu gue gemes banget sama Kemal! Apa susahnya di salip"

"Eh, tapi Ken" Kenniro kembali menatap Raka dengan tatapan bertanya

"Apa?"

"Lo lusa gantiin si Kemal?" Sebuah anggukan Raka dapatkan

"Tapi lusa itu balapan liar, bukan di sirkuit kek gini" ujar Raka setelahnya

"Lalu apa masalahnya? Toh sama-sama balapan kan?" Balas Kenniro dengan enteng seolah tak ada beban

"Mama lo-"

"Nanti gue izin, gampang itu mah" potong Kenniro yang membuat Raka langsung kicep

"Eh! Kemal menang Rak!!" Teriak Ken, dan kali ini tepat di telinga Raka yang langsung mengusapnya

"Eh! Lo dendam ya sama gue!"

"Mana ada!"

"Pengang nih!"

"Rasain" acuh Kenniro dan langsung pergi menghampiri Kemal diikuti Raka dibelakangnya

"Selamat ya" ujar Kenniro sambil bertos ria ala-ala anak muda jaman sekarang

"Yoi bro" balas Kemal tak kalah gaul

"Kenapa nih si monyet?" Tanya Kemal saat melihat Raka berjalan dengan wajah tertekuk. Apalagi saat mendengar panggilan Kemal untuknya, makin tertekuklah itu wajah

"Biasalah cewek, lagi PMS"

"Heh!! Mulut Lo pengen gue sumpal pakai kaos kaki!" Teriak Raka pada Ken yang saat ini menampilkan raut wajah tak berdosa nya

"Untung Lo sahabat gue" guman Raka tapi masih di dengar jelas oleh Kenniro

"Emang kenapa kalau bukan sahabat?"

"Gue udah buang Lo ke rawa-rawa" sungut Raka tak main-main tapi malah membuat Kenniro dan Kemal tertawa terbahak bahak

"Emang Lo berani sama anaknya Tante Irene? Anak Manja Loh ini"

"Kemal!!" Sekarang giliran Kenniro yang berteriak tak terima di bilang anak manja. Dan itu sukses membuat Raka dan Kemal tertawa bersamaan melihat wajah memerah Kenniro

ALESSANDRO||END||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang