Budak dalam Sebuah Garis Takdir (2)
Apa yang lebih buruk dari seorang budak?
Berjalan di atas bara kerikil tak kenal masa
Tiada pernah menyapa indah luar dunia
Terbelenggu darah dalam ikatan besi kuasa tiran
Tapi tak satupun mengetahui tentang hidupnya, sayangApa yang lebih baik dari seorang budak?
Semesta mengatakan batinnya merona
Baskara bersujud pada mimpinya
Hujan memberkati derap jengkal langkahnyaApa yang lebih buruk dari seorang budak?
Tulangnya rapuh berkeping sebab sang penguasa
Meneteskan amarah batin pada yang tak berdosa
Setidaknya itulah secercah luka perih tak terelakkan
Tapi tak satupun mengetahui tentang hidupnya, sayangApa yang lebih baik dari seorang budak?
Raganya hanyut ditertawakan tanah
Tuhan melindungi setiap deret doa
Dan jiwanya telah mati dalam kebebasan tak berdusta
YOU ARE READING
Budak dalam Sebuah Garis Takdir [END]
PoetryPerjalananku belum selesai, walau perahu sesekali menepi. Tidak jarang orang ingin menduduki, tetapi takdir selalu berbalik. Dari sudut dermaga itu, aku merintih luka-lukaku sendiri. Aku tidak akan percaya takdir, sebelum nasib hidupku mereka tangis...