Gores Tinta di Sebalik Pintu
Seperti inilah diriku, meringkuk di sebalik pintu kayu
Tiada kata dapat kutulis pada sajak yang telah membiru
Meski batinku tak akan pernah dapat membisu
Dan akulah yang mereka maki-maki sekarang itu
Tidak pernah aku berpikir untuk pergi dengan arah jauh
Namun dasar hatiku tak akan bisa diam membatu
Ragaku tak akan lagi sanggup menanggung
Oleh seluruh dosa yang tidak pernah aku tahuSeperti inilah jiwaku, tertampar pada ikatan belenggu
Semua aksara yang kurakit telah usai berlalu
Tinta pena itu telah mengering kelabu
Dan nafasku perlahan larut dalam hujan kabut
YOU ARE READING
Budak dalam Sebuah Garis Takdir [END]
PoetryPerjalananku belum selesai, walau perahu sesekali menepi. Tidak jarang orang ingin menduduki, tetapi takdir selalu berbalik. Dari sudut dermaga itu, aku merintih luka-lukaku sendiri. Aku tidak akan percaya takdir, sebelum nasib hidupku mereka tangis...