Efek kupu-kupu (bahasa Inggris: butterfly effect) adalah istilah dalam teori kekacauan yang berhubungan dengan "ketergantungan yang peka terhadap kondisi awal", di mana perubahan kecil pada satu tempat dalam suatu sistem taklinear dapat mengakibatka...
"Ohh, gapapa nanya doang." Aglio langsung menghilangkan pikiran-pikiran negatif yang sempat menerpa.
"T-tapi gue gapunya duit, gimana dong," ucap Aglio takut. Ia berani bersumpah saat ini Jevan menatapnya dengan sangat mengerikan!
Jevan menghela napasnya pelan. Sebenarnya ia juga tidak terlalu butuh uang ganti rugi. Uang di atm pribadinya sudah lebih dari cukup untuk memperbaiki kerusakan itu.
"Nama lo siapa?" Tanya Jevan. Aglio yang tidak bisa menebak apa yang keluar dari mulut Jevan hanya bingung. Ia sudah membayangkan kata kata mengerikan yang akan diucapkan oleh pemuda berbadan atletis ini.
"H-hah?"
"Ck, budeg apa gimana? Lo murid baru kan? Nama lo siapa?" Ulang Jevan yang sedikit emosi melihat kelemotan adik tingkatnya ini.
"Ohh, gue Aglio," jawab Aglio. Jevan hanya menganggukkan kepalanya.
"Kasih gue nomor lo." Jevan menyodorkan ponsel nya kepada Aglio. Lagi lagi Aglio sama sekali tidak bisa menebak perkataan Jevan. Sontak ia menerima ponsel Jevan dan mengetikkan nomornya sendiri lalu ia namai Aglio.
"Lain kali hati-hati," ucap Jevan yang langsung pergi meninggalkan Aglio sendirian. Tak lama ponsel Aglio berbunyi. Ia langsung memeriksa ponselnya dan menemukan sebuah pesan dari nomor tak dikenal.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Setelah membalas pesan itu, Aglio menyimpan nomor Jevan dan menamainya Jevan serem. Kira-kira apalagi cobaan yang akan dihadapi Aglio?
***
Hari kedua MPLS berjalan cukup lancar. Walaupun hari ini adalah hari paling melelahkan bagi para murid baru. Mereka dilatih dasar kepemimpinan oleh sekolah, dibantu para abdi negara atau tentara yang mengajari mereka berbagai hal. Terutama pelajaran baris berbaris. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan para murid agar selalu bisa mematuhi peraturan.
Suara peluit yang begitu nyaring nyaris memekakkan telinga para murid yang langsung bergegas untuk berbaris di lapangan.
"Sialan banget tuh tentara. Gak bisa sabar dikit apa?" Keluh Ronald setelah sampai di lapangan sambil terengah-engah mengingat jarak kelasnya untuk ke lapangan cukup jauh. Begitu juga dengan Aglio yang terlihat menumpu kedua tangan ke dengkulnya.
"Buset dah, dari kelas kesini udah kaya jarak kutub utara ke kutub selatan!" Ucap Aglio random. Diikuti tamparan pelan di kepalanya. Pelakunya tak lain adalah Ronald.
"Lebay lo kutu kupret!" Aglio hanya tertawa.
"Gue masih cape banget anjir, udah disuruh kumpul aja," gerutu Ronald yang sudah berbaris dengan rapi disamping Aglio.
"Semua cape, Nald. Eh btw ntar pulang sekolah nongkrong yuk. Dimana gitu," ajak Aglio.
"Gue si ayo ayo aja, tapi gua mesti izin bokap nyokap dulu. Ntar mereka malah nyariin gue lagi," ucap Ronald yang hanya dibalas dengan anggukan oleh Aglio.
"Baiklah anak anak, kesimpulan yang bisa kita dapat hari ini adalah jangan pernah menyepelekan waktu dan kepercayaan orang lain kepada kalian. Dan jangan lupakan apa yang sudah kami ajarkan kepada kalian. Mungkin itu dari kami, kurang lebihnya mohon maaf dan terimakasih." Kata-kata penutupan diutarakan oleh salah satu tentara yang mengajari para siswa baru dan diikuti oleh tepukan tangan para murid.
"Terimakasih untuk para pak tentara yang sudah menyempatkan waktunya untuk mengajari sesuatu yang berharga bagi kita semua. Nahh sekarang adik adik bisa kembali ke kelas masing masing dan menunggu informasi selanjutnya," ucap Renata selaku pembawa acara pada hari ini.
Para murid yang sudah kelelahan langsung bubar dan menuju ke kelas masing masing. Saat akan masuk ke dalam kelas, tiba tiba Aglio mendapat tepukan dari bahu belakang nya. Saat ia menoleh, ia mendapati seorang gadis yang ia tebak berasal dari kelas sebelah.
"Ee, aku yakin kamu ngga tau namaku jadi langsung aja. Aku mau minta nomormu dong," kata gadis itu sembari menodongkan ponsel nya. Aglio yang sudah lelah dan malas meladeni gadis itu langsung mengetikkan nomornya di ponsel gadis itu dan mengembalikannya. Si gadis berterimakasih dan dibalas dengan senyuman oleh Aglio. Saat gadis itu sudah pergi Ronald menyenggol lengan Aglio sambil tersenyum misterius.
"Ciee dah digebet orang. Gue iri ah," Ronald berkata dengan mencebikkan bibirnya. Aglio memutar matanya malas. Ia tidak begitu tertarik untuk jatuh cinta. Cinta adalah sesuatu yang merepotkan. Begitulah anggapan nya saat ini.
"Udah ah gue mau istirahat," Aglio segera menuju bangku nya dan langsung menidurkan kepalanya ke meja.
"Eh yo gue mules banget, temenin ke toilet yuk," ajak Ronald tapi hanya dihiraukan oleh Aglio.
"Aglioo ih gue kebelet ni serius," Ronald menggoyangkan tubuh Aglio. Aglio berdecak malas dan tetap pada posisi tidurnya. Karena lelah akhirnya Ronald pergi sendiri ke toilet yang letaknya lumayan jauh dari kelasnya.
"Aduh!" Saat Ronald berlari ke toilet, ia tiba tiba menabrak seseorang dan terjatuh. Orang yang ditabrak Ronald pun mengulurkan tangan bermaksud membantu Ronald yang terlihat kesakitan di lantai toilet.
"Aduh sorry ya, gue ga liat ada orang lain..." Ucapnya terjeda saat kedua netra itu saling beradu tatap. Laki-laki yang ditabrak Ronald ternyata adalah guru jika dilihat dari penampilan nya. Tubuh tegap dengan muka tampan membuat Ronald terpaku selama beberapa detik.
"Kamu gapapa?" Tanya guru tersebut yang melihat Ronald hanya diam menatapnya.
"E-eh, s-saya gapapa kok hehe," jawab Ronald yang membalas uluran tangan guru itu. Guru itu hanya tertawa kecil melihat Ronald yang tergagap.
"Gausah takut sama saya, saya ga bakal gigit kamu kok." Tutur guru itu dengan tersenyum.
'Aarrgghh mati gue disenyumin guru ganteng!' Batin Ronald.
"Yaudah saya duluan ya. Lain kali hati hati," pamit guru tersebut.
"Eh tunggu pak!" Panggil Ronald saat guru itu akan melenggang pergi. Guru itu berbalik saat dipanggil Ronald.
"N-namanya bapak siapa?" Tanya Ronald ragu. Guru itu hanya mengernyitkan dahinya selama beberapa detik dan langsung tersenyum setelahnya.
"Kamu bisa panggil saya pak Garius." Ucap Garius dengan senyuman yang tak luntur dari bibirnya yang membuat Ronald merasakan degupan aneh di dadanya.