🍒 Chp.1 : Prolog

Start from the beginning
                                    

Perlahan Barca mulai mengangkat tangan dan meraih benda pintar miliknya di atas meja lalu menempelkannya ke telinga. Entah karena kebetulan apa lagi, Barca seperti bisa mencium wangi feromon orang yang saat ini meneleponnya dengan sangat jelas, setengah wangi pinus dan setengahnya lagi seperti wangi minumannya yang saat ini masih ia genggam dengan sebelah tangan. Wanginya seperti ia tengah berada di dekat seseorang yang meneleponnya itu.

"...ca, Barca, Barca?... hei! Are you alright?"

Barca menggeleng beberapa kali dan berusaha menyadarkan diri dari firasat dan pikiran yang tidak penting. Ia menelan salivanya kepayahan dan mencoba menjawab panggilan dari seseorang di dalam ponselnya.

"Alright."

"Syukurlah, kukira kamu kenapa." ucap seseorang dari seberang sana.

Barca tanpa sengaja mengingat segala yang ia pikirkan barusan, segala hal tentang Jeffran yang tidak tersentuh tiba-tiba seperti mengganggu pikirannya. Hal yang sama sebenarnya terjadi berulang kali setiap ia dan seorang pria alpha di dalam sambungan telepon itu berhadapan atau bahkan saling berbicara.

"Tumben sekali meneleponku, Kak? Kakak nggak lagi di kastil? Belum pulang bertugas ya?" tanya Barca.

"Kalau lagi di kastil pun memangnya kenapa, Sayang? Bukannya sebentar lagi kita akan-,"

"Nggak!"

Barca merasakan bahwa napasnya tercekat setelah dengan tidak sopan menyentak lawan bicaranya. Cukup menyesal sebenarnya sampai ia merasakan tubuhnya semakin dingin dan rasa pusing tiba-tiba menghujam kepalanya, lantas ia semakin mengencangkan mantel bulu yang ia kenakan dan semakin mendekatkan presensinya ke tungku perapian.

"Ada apa? Kamu kenapa?"

"K,kak... Kak Jeff, di-dingin..." Suara Barca pun mulai bergetar.

"Astaga Barca, ini baru mulai musim panas. Kamu sakit ya? Atau kamu mau heat? Barca? Kamu masih di situ kan?"

Sepersekon kemudian, benda persegi pintar yang berada di tangan kanan Barca pun jatuh ke lantai beriringan dengan bunyi pecahan kaca yang berasal dari gelas minumannya, turut merosot dari tangan menuju lantai. Setelah itu tidak ada hal lagi yang dapat Barca rasakan selain keram di sekujur tubuh dan gelap di netra, sangat gelap.

🍒

"Enough!"

Lontaran kata singkat itu melayang dengan sarkasnya melalui bibir Nakun. Napasnya terdengar mengerang sembari satu tangannya tengah meremas rambut seorang wanita beta dengan posisi kepala wanita itu tepat di depan pinggul Nakun sendiri, lantas satu tangannya lagi berada di balik tubuh menumpu pada meja yang ia duduki berusaha menopang tubuhnya agar tidak terjengkang ke belakang.

Kepalanya kini tengah menengadah dan bibirnya masih mengeluarkan suara erangan luar biasa. Pria alpha itu masih bergetar, merasakan kenikmatan dahsyat yang ia peroleh sore ini. Cukup mengeluarkan keringat juga walau sejatinya ia hanya duduk saja dan hanya tangannya yang bersibuk menekan kepala wanita beta mainannya di bawah sana, agar mencapai kepuasan yang ia inginkan. Ya, tetap saja, untuk seukuran Nakun yang jarang bahkan belum pernah melakukan ritual seks selama delapan tahun ia mendapat fase rut sebagai seorang alpha, dipuaskan oleh seseorang seperti halnya hari ini adalah kegiatan yang memicu adrenalin tersendiri bagi Nakun. Walau dalam kebanyakan hukum alam, rut seorang Alpha bisa bertujuan untuk mencari Omega untuk dikawini, tetap saja Nakun tidak bisa semudah itu untuk melakukan kebiasaan rut seorang Alpha. Apalagi dia sendiri belum punya pasangan.

Setelah disuguhi blowjob oleh Mary, wanita beta berusia 24 tahun yang memang dibayar Nakun untuk melayani dirinya ketika Nakun disiksa oleh birahi yang kadang tidak dapat ia kendalikan sendiri, Nakun meninggalkan apartemen wanita itu dengan hati-hati. Nakun mengenakan setelan serba hitam ditambah dengan masker dan juga topi hitam. Alih-alih ingin terlihat tampan, Nakun justru merasa bahwa kalau bisa ia tidak terlihat oleh siapapun ketika berpergian. Kalau bisa tidak ada yang tahu apapun kegiatannya di luar rumah, tidak ada yang perlu mengaturnya, atau setidaknya tidak ada yang akan memergokinya nanti jika ketahuan melakukan hal kotor seperti yang ia lakukan barusan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: 4 days ago ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SACRIFICE Where stories live. Discover now