7

459 83 0
                                    


Keesokan harinya Seowon mulai bekerja melayani nyonya Irene. Kegiatan paginya di mulai dari membacakan surat kabar yang telat sehari datangnya karna letak kastil yang jauh dan terpencil.



Nyonya Irene sangat suka mendengarkan cerita dari novel-novel yang banyak terdapat di perpustakaan kastil. Dan hari ini nyonya Irene sangat senang karna Seowon bisa membacakan novel-novel berbahasa Itali dan Perancis yang telah lama di simpannya.


Dan juga pada hari pertama Seowon bekerja, ia meminta pemuda itu untuk menulis surat guna meminta novel karya Guy de maupassant dan beberapa penulis roman Perancis lainnya untuk menambah koleksi perpustakaannya.



Pangeran Jake mengunjungi Nyonya Irene ketika Seowon sedang tidak bersama ibunya. Karna itulah Seowon tidak pernah berjumpa lagi dengan sang pangeran.




Pada siang hari ketiga, sesudah mendengarkan Seowon membacakan buku untuknya, Nyonya Irene berkata.



" Saya baru menyadari betapa kejamnya saya karna tidak memberikan kesempatan padamu untuk berkeliling dan menghirup udara segar."


" Tidak masalah, Yang Mulia. Saya senang menemani Yang Mulia disini."


Nyonya Irene menggeleng.



" Tidak tidak. Pergilah ke taman atau ke padang ilalang yang berada di sekitar sini. Kamu harus merasakan bagaimana rasanya bermandikan cahaya matahari di tanah skotlandia ini. Jika terus-terusan berada di dalam kastil lembab ini aku takut kamu akan berlumut dan berjamur nak."

Setelah mengucapkan itu, Nyonya Irene tertawa pelan. Setelah 3 hari bekerja merawat Nyonya Irene, Seowon merasa bahwa ia sangat menyukai Nyonya yang berwajah dingin tapi ternyata senang bergurau itu. Nyonya Irene memang tampak menyeramkan dengan auranya yang berwibawa, tapi ibu dari pangeran tanah Skotlandia itu sangatlah baik hati dan juga ramah.


Tapi Seowon juga paham betul bahwa Nyonya itu juga menyembunyikan rasa ingin tahunya yang begitu besar mengenai latar belakang kehidupannya sehingga mau bekerja di tempat sepi seperti ini.



" Apakah Yang Mulia benar-benar tidak butuh apa-apa lagi?" Tanya Seowon ragu. Nyonya Irene mengangguk sembari tersenyum.



" Jika ada apa-apa aku bisa meminta tolong kepada Wendy, Austin." Jawab sang nyonya.


Akhirnya Seowon mengangguk mengalah.


Seowon berjalan perlahan menyusuri padang ilalang yang sangat luas itu dan mengabaikan taman-taman indah yang berada di sekitar kastil. Ia terlalu terbiasa dengan taman-taman penuh bunga itu.


Cuaca sangat panas dan angin yang bertiup sepoi-sepoi hanya mengurangi rasa panasnya sedikit saja sehingga kini Seowon lebih memilih untuk berjalan di dalam kebun yang kiri kanannya di tumbuhi pohon-pohon rindang.



Sesampainya Seowon di pintu kebun yang di kedua sisinya terdapat patung batu Leopard, salah satu simbol keluarga Mc.Craig, pemuda itu berbelok ke utara menyusuri jalan setapak kecil yang kembali membawanya ke padang ilalang. Seowon terus saja menyusuri jalan setapak itu sehingga tak berapa lama setelah itu ia menemukan sungai kecil.


Sungai itu berair dangkal sehingga Seowon dapat melihat ikan yang tubuhnya berbintik-bintik hitam berenang kesana kemari. Tak jauh dari tempatnya berdiri juga terdapat air terjun kecil yang indah dengan di bawahnya membentuk telaga kecil pula.


Sejenak mengamati keindahan yang tersaji, Seowon kini mulai meniti batu-batu yang menyembul dari dalam sungai untuk ke seberang. Lalu setelahnya ia kembali menyusuri jalan setapak kecil yang kini mulai menanjak bukit melewati pohon-pohon pinus dan semak belukar.


The Duke | Jiwoong X Seowon boys Planet✔Where stories live. Discover now