{5}.Apa definisi rumah bagi Bumantara & Sandhya? //

ابدأ من البداية
                                    

Bugh!!!

Candra terjatuh akibat pukulan papahnya, tak sengaja juga telapak tangannya terkena pecahan itu membuat ia meringis ngilu, dan melihat telapak tangannya mulai mengeluarkan darah akibat pecahan gelas yang kecil dan tajam.

" Pembuat masalah. " Ucap Bastian ke Candra.

" Aku gak sengaja, Yah! " Seru Candra menaiki tangga nada suara nya.

Tanpa belas kasian, Bastian menendang paha anaknya dengan keras membuat sang empu meringis.

" Sekali aja, kamu gak buat masalah. Kamu pikir ini rumah kamu, kamu pikir kamu yang beli rumah ini, HAH?!SAYA YANG BELI CANDRA!!! " Bentak bastian penuh amarah. Lagi, dia menarik tangan putranya sampai pemuda itu berdiri. Tanpa belas kasihan, ia memukul kembali wajah Candra hingga terjatuh.

" Yah! Udah, jangan pukul Candra. " Tangan yang semula terkepal yang sudah sangat siap untuk melayang kan pukulannya melonggar karena mendengar suara anaknya yang satunya lagi.

Catra menghentikan perbuatan papahnya yang ingin melayang kan pukulannya ke saudara nya. Selain melihat kekacauan itu, ia juga bisa mencium bau alkohol yang sudah menyebar di dapur itu.

" Catra, ngapain kamu disini? " Tanya Bastian.

" Tadi ada yang nelpon Ayah. Makanya aku kesini." Bohong Catra.

Dug!!

Sebelum pergi, laki-laki dewasa itu kembali menendang paha dan pinggang Candra dengan sangat keras sebagai akhir. Kemudian pergi dari sana, meninggalkan Candra yang kesakitan sambil memegang paha dan pinggangnya.

" Ayah mabuk lagi. Sebelum papah ngelakuin hal yang lebih dari ini, lebih baik lo jangan tidur disini untuk sementara. " Ucap Catra sambil mengumpulkan pecahan gelas itu.

" Lo... Ngusir gw? "

" Bukan, ini demi lo. " Candra mengangguk sedikit ragu.

" Lo pergi aja sana, biar gw yang beresin ini. " Candra menurut berdiri dengan pelan masih merasakan sakit di paha dan pinggangnya, ia berjalan dengan pelan dan sedikit terseok-seok ke kamarnya.

Ia juga memutuskan untuk mengungsi atau menginap ke rumah Rio, daripada mendapatkan luka di sekujur tubuh nya. Muak aja rasanya.

Kembali lagi ke rumah rio.

Tuk... Tuk... Tuk...

" Bunda gw kayaknya. " Rio berjalan mendekat ke arah pintu dan membukanya, mereka berdua bisa melihat seorang wanita dewasa yang tengah tersenyum manis.

" Loh, Candra. Kapan kesini? " Tanya wanita itu sambil memasuki rumah diikuti oleh Rio di belakang nya. Wanita itu, Anila Pharima Riski, bunda dari Rio Pratama Putra.

" Tadi, tante. "

" Oiya, tante tadi beli bakpao di depan. " Sambung anila sambil memperlihatkan sebuah kresek hitam yang berisi lima bakpao.

Candra dan Rio mengambil bakpao itu lalu memakannya membuat Anila merasa sangat senang. Ia mengusap kepala Aandra yang berada di dekat nya dengan pelan dan lembut sedangkan Rio yang melihat itu menjadi cemberut, Candra mengeluarkan lidah nya untuk mengejek Rio.

DERMAGA//حيث تعيش القصص. اكتشف الآن