V3- Adel's Desire

412 104 9
                                    

Wanita berjas putih yang bernama Chika itu mengerutkan keningnya. Mata coklatnya menyisir pria agak pucat di hadapannya dari atas sampai bawah.

'Ini orang genit banget dah, mana pucet banget. Apa dia pasiennya?' batin Chika.

"Ashel, ini pasiennya?" tanya Chika pada Ashel, sahabatnya, yang sedang luruh di atas lantai bersama Marola dan Indah. Sementara Oniel nampak sibuk menutup pintu lemari sakral yang di dalamnya ada kabut hitam ke dunia vampir.

"KELUAR KALIAN SEMUA!!" seru Oniel dengan kesal, membuat para pengawal, paramedis, termasuk Chika terbirit-birit keluar ruangan itu.

Oniel segera menundukan tubuh 45 derajat di hadapan Adel, keringat dingin membasahi tubuhnya.

"M-maaf tuan, mereka tiba-tiba masuk," ujar Oniel.

Adel menghela napas. "Seharusnya ruangan sakral ini hanya bisa dimasuki keluarga Vantjoro dan Vanderwal..." ucap Adel dengan nada dingin. Ruangan ini adalah ruangan sakral seperti ruangan penghubung ke dunia manusia di Vanderwal. Hanya keluarga Vanderwal yang bisa memasuki ruangan itu. Naas sekali hari ini ternyata banyak orang menerobos masuk ke ruangan sakral ini.

Kalau sampai keseimbangan dunia hancur karena sekat dunia vampir dan manusia hilang bagaimana? Tentu saja, peperangan dua dunia akan terjadi, dan pertumpahan darah tidak bisa dihindari. Maka dari itu, kini kedua dunia sudah diberi penghalang, disegel. Hanya pintu kabut ini lah jalannya, dan pintu ini sangat terbatas. Hanya orang-orang tertentu yang memilikinya. Terutama keluarga Vanderwal, sang penggagas segel dua dunia ratusan tahun yang lalu ketika dunia vampir dan manusia chaos.

"M-maaf tuan!" seru Oniel lagi.

"Maaf saja? Kau tahu kalau jalan dua dunia terbongkar, apa yang akan terjadi? Bukan cuma kau yang mati, tapi semua orang."

Oniel menelan ludahnya.

"Aku ingin minum," ujar Adel lagi. Kemudian dia pergi keluar kamar tersebut meninggalkan keluarga Vantjoro yang jantungnya sudah berlari kesana kemari.

Oniel segera pergi keluar kamar bersama Adel. Dia menunjukan jalan Adel ke arah kamar yang sudah disiapkan Oniel untuknya.

Kamar itu berwarna serba hitam elegan, termasuk dindingnya. Ranjangnya berukuran king size. Di pojok kamar terdapat sebuah kulkas kecil berisi darah yang sudah disiapkan oleh Oniel untuk minum Adel.

"Ini kamar tuan, dan ini stok darah untuk tuan minum," ujar Oniel sambil memperlihatkan 10 kantong darah dari Bank Darah. Adel melihat kemasan itu dan dia tersenyum.

"Hmm, kemasan yang bagus. Di duniaku, darah hanya dimasukan ke dalam kuali, atau sekalian saja diminum dari sumbernya," ujar Adel.

 Di duniaku, darah hanya dimasukan ke dalam kuali, atau sekalian saja diminum dari sumbernya," ujar Adel

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oniel menelan ludahnya susah payah.

"M-maksudnya, tuan minum darah langsung dari tubuh manusia?"

"Hmm, gak juga. Semenjak ada perjanjian segel dua dunia, vampir sudah dilarang memburu manusia lagi. Jadi kami lebih sering minum darah hewan atau hewan suci. Kadang manusia, sih, tapi manusia jahat yang tidak dibutuhkan dunia ini lagi. Ini darah hewan apa kah?" tanya Adel nampak penasaran dengan darah yang dia pegang.

Vanderwal: Cinta, Vampire, dan DarahWhere stories live. Discover now