BAB XIV : KORBAN SILIH

Start from the beginning
                                    

            “Tamam Shud untuk segala usaha dan perjuangan kita. Kita akan menikmati apa yang sudah kita kerjakan. Itu kan maksudmu?”

            “Eh … iya,” jawab Helena gugup.

            “Lalu kenapa wajahmu tampak khawatir?”

            “Aku merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi, Nandi.”

            “Mungkin itu hanya firasatmu saja.”

            “Nandi!” sebuah suara terdengar di depan kamar Nandi, tampak ketua mereka, Helmut, sudah berdiri di hadapan mereka, “Bisa kita bicara empat mata?”

            “Tentu!” jawab Nandi, “Helena, bisa tinggalkan kami berdua?”

            “Oke.”

            “Terima kasih.”

            Helena beranjak meninggalkan ruangan tersebut, tanpa menatap Helmut sama sekali.

            “Jadi ... apa yang mau kau bicarakan, Ketua?”

            Helmut duduk di pinggir dipan Nandi, “Kau sudah menemui ibumu?”

            “Dan Kadhara Santi? Ya!”

            “Sudah tahu apa yang kubicarakan pada mereka?”

            “Mengenai janji menghidupkan Kak Sanjaya? Oh ayolah! Apa-apaan dengan janji itu? Mustahil orang hidup menghidupkan orang mati bukan?”

            “Bagaimana jika itu mungkin?”

            Nandi mendelik ke arah Helmut, “Mungkin?”

            “Aku dan yang lainnya bisa melakukannya ... dengan bantuan seorang rekan.”

            “Benarkah?”

            “Anggap saja ini hadiah ... atas bantuanmu selama ini, Nandi. Tapi untuk melakukannya  ... kita harus menemui seseorang besok. Sekarang tidurlah. Besok kita berangkat pagi-pagi.”

*****

Alam Semesta Valhalla, esok paginya.

            “Semua siap?” Helmut menoleh ke arah Nandi dan Olivia hingga kedua orang itu mengangguk tanda kesiapan, kemudian ditolehkannya wajahnya ke arah Haris yang juga menjawab dengan anggukan, tanda kesiapan.

            “Portalnya akan terbuka selama dua jam saja. Aku dan Helena akan menjaga portalnya tetap terbuka.”

            “Pastikan portal ini tetap terbuka, Professor. Jika aku dapati portal ini tertutup aku akan menjadikan kepalamu hiasan dinding,” celetuk Olivia.

            “Oh yah, seorang wanita yang kelebihan hormon testoteron mengancam akan membunuhku!”

            “Lakukan saja tugasmu, Professor,” ujar Haris.

            “Oke! Kalian bisa masuk sekarang!”

            Keempat orang itupun melangkah masuk dan menghilang ke dalam portal yang baru saja terbuka.

            “Kaspar!” tegur Helena.

            “Ada apa Helena?” jawab Kaspar sekenanya sembari terus membolak-balik halaman kitab-kitab tua yang berjajar di sebuah meja.

Contra Mundi - Putra BumiWhere stories live. Discover now