Ramadhan part 4

215 26 1
                                    


"Bener som? " Tanya Renjun memastikan. Yang ditanya juga ngangguk.

"Sepupu lo? Bang Mark? Dia dateng kesini?" Haechan ngangguk.

"Gimana caranya kok bisa nyasar? " Tanya Jaemin lagi.

"Tau dah tuh, padahal terakhir ke indo waktu umur 10 tahun. Ini udh waktunya buka 'kan? Biar gue yang adzan.. "

" 5 menit lagi. Som taruh aja takjilnya deket makanan yg udh disiapin " Somi ngangguk.

Setelah 5 menit berlalu Haechan langsung adzan tanda waktunya berbuka puasa.

Semua orang yang ada di masjid pun langsung mengucap hamdalah begitu waktunya berbuka puasa.

Yeji menyenggol lengan Somi, "Som merdu ya suara masdepnya lu? "

Somi yg mendengarnya hanya tersenyum malu "Apa sih kak.. "

"Ciee merah tuh pipi" Yeji langsung tertawa begitu melihat Somi dengan wajah memerah.

Lia yg daritadi menyimak mereka berdua pun hanya mencibir "Cakepan juga suaranya Renjun. Apalagi orangnya, beuh kek nih ubin masjid adem.. " Katanya.

Tanpa disadari lia ternyata Renjun dengar semuanya.

"Kalo mau muji seseorang itu biasakan katakan MasyaAllah dulu" Lia langsung tersentak begitu mendengar suara Renjun dibelakangnya.

"Dih mana ada gue muji lo geer lo.. " Ucapnya tak terima.

"Apaan orang gue denger sendiri tadi lo muji gue juga. Selain lo muji suara gue, lo juga muji wajah gue. Bener kan? " Katanya.

"Pede banget sialan. Selain mulutnya pedes lo juga pedean ternyata orangnya ya? " Sindir Lia.

"Selain cerewet di kelas lo juga ga mau ngakuin apa yg lo bilang sebelumnya ya? " Bales Renjun.

"Lo kok ngeselin ya" Lia berdiri menghadap Renjun sambil berkacak pinggang.

Renjun juga tak mau kalah ia juga menyilangkan lengannya.

"Yang ada tuh elo yg ngeselin Lia" Kata Renjun sambil mendorong pelan dahi Lia menggunakan jari telunjuknya.

"Pergi yuk som. Ga enak dengerin keributan rumah tangga mereka" Bisik yeji ke Somi.

"Yuk dah" Setelahnya mereka berdua bangkit dan meninggalkan Renjun dan Lia.

"Wah wah lo ganteng² kasar ya ternyata" Ucap Lia ga terima karena jidatnya didorong sama Renjun.

"Ga ada gue kasar ya Lia "

"Itu tadi apaan? "

"Lo salah menyimpulkan dodol. Gue tuh tadi cuma dorong jidat lo pelan ya"

"Ya sama aja"

"Ya engga lah"

"Sama"

"Beda Lia"

"Sama Renjun"

"Be-"

"Ekhem" Mendengar suara deheman seseorang mereka berdua langsung melirik ke samping dan menemukan ustadz Taeil lagi menatap mereka dingin.

"Ayo sholat"

"B-baik ustadz" Ucap mereka berdua barengan.

.
.
.

"Oyy malah ngelamun. Ga baik malem² gini ngelamun" Yeji yg sedang bersandar di pilar depan rumah sambil melihat langit malam pun langsung tersentak begitu Eric mengagetkannya.

"Ngagetin lo. Mana ada gue ngelamun" Katanya.

"Bo'ong lo keliatan tau. Lagi mikirin apa sih, mikirin kakak gue ya? " Goda Eric.

"Pede gila. Mana ada gue mikirin kakak lo"

Eric juga bersandar pada pilar disamping yeji.

"Lo ada masalah? Cerita aja sini sama gue" Yeji tak membalas.

" Kalo ga mau juga gpp" Katanya.

Yeji melirik Eric sekilas sebelum ia melihat ke atas lagi, menatap langit malam.

"Apasih orang gue ga punya masalah juga"ucapnya diselingi kekehan kecil.

" Keliatan yeji lo ga usah bohong. Sebenarnya lo lagi mikirin sesuatu kan?" Tanya Eric.

Yeji tersenyum tipis "Keliatan banget ya? " Eric ngangguk.

"Gue tau kok kita baru kenal beberapa minggu yg lalu. Kita kan sekarang keluarga apa salahnya kita juga berbagi keluh kesah. Cerita aja ji kalo memang ganjel, kalo ga mau juga gpp ga maksa juga gue" Ujarnya.

Yeji menghela nafas sebentar, "Gue lagi mikir,Ramadhan tahun lalu gue masih sama mama dan papa gue. Gue jadi inget kita sahur dan berbuka puasa bareng,tarawih bareng. Tapi tahun ini rasanya udh beda.."

"Tapi kan sekarang lo udh sama kita ji. Lo ga seneng ya, Ramadhan tahun ini bareng sama kita? "

Yeji menghapus air mata yg entah sejak kapan terjatuh dari pelupuk matanya.
"Bukan gitu maksudnya. Gue seneng kok, seneng banget malahan. Karena gue disini udh kalian anggap keluarga kalian sendiri. Tapi gue cuma rindu sama mereka"

Eric menghela nafas lalu lengannya ia lipat.
"Lo kenapa masih mikirin mereka sih, yg jelas² udh ngebuang lo. Bahkan mereka juga ga pernah mikirin lo sekalipun" Katanya.

"Biarpun begitu mereka tetap keluarga gue ric, orang tua kandung gue"

"Gue tau ji, tapi seenggaknya lupain mereka sementara. Maksud gue, jangan buat lo sedih terus dan merasa terbebani karena mereka. Coba lo pikirin diri lo sendiri yeji. Mungkin nih ya mereka udh bahagia sama kehidupannya masing-masing. Sementara lo? Jauh dari kata bahagia"

"Ga bisa ric. Setiap harinya gue terus kepikiran sama mereka"

"Terserah lo lah ji, gue ga mau ikut campur terlalu jauh. Tapi ingat ini ji, jangan terus-terusan lo mikirin mereka lo berhak bahagia tanpa mereka. Mereka juga belum tentu pernah mikirin keadaan lo sekarang 'kan?" Eric berjalan mendekati yeji mengusak-ngusak rambut yeji.

"Jelek banget lo ji beler gitu, ntar Jeno ga suka lagi sama lo. Kakak gue kan ganteng lo masa jelek gini.. " Ledeknya.

"Wah sialan lo sama aja lo kayak Jeno, suka banget ngatain gue" Yeji memukul lengan Eric yg membuat si empu meringis. Sementara yeji hanya tersenyum puas.

"Gitu dong senyum, kan cantik. Jadi kakak gue ntar suka sama lo"

"Wah kurang asem ya lo ric. Sini lo? " Sebelum yeji melayangkan pukulannya, Eric lebih dulu pergi masuk ke dalam.

"MASUK LO TIDUR BESOK SAHUR, NGEBO LAGI NTAR LO" Teriak Eric dari dalam.

Yeji menggelengkan kepalanya, "Asem banget kakak adek bikin gue ambyar. Untung gue sabar dan ga baper tapi ga tau kedepannya.."

*****

Sorry for typo...

Double up!

Maaf kalo part edisi ramadhan nya kek begini, aku bingung mau buat kek gimana soalnya ..

DREAM'S SQUAD || 00L [NCT Dream] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang