Di bawah derasnya hujan

616 38 0
                                    

Vote and coment!!

Jaemin hanya misuh² saja dalem hati, kesel dia sama kejadian² hari ini yg menimpanya.

"Udh elah emang lagi kagak beruntung aja lo hari ini" Ucap Jeno menyabarkan jaemin dengan menepuk pundaknya pelan.

"Muka lo biasa aja kenapa jaem. Tau gue lo lagi kesel tapi ya ga usah kayak ikan cupang deh lo" Ya gimana coba renjun ga bilang jaemin kayak ikan cupang orang dia misuh² sambil monyong-monyongin bibirnya, kan minta ditabok renjun.

Jaemin mendengus sebel "Untung lo yg ngomong kalo Haechan dah gue tabok dia"

"Gue lagi gue lagi. Keknya gue selalu salah dimata lo pada" Saut Haechan.

Renjun menatap Haechan sinis "Lo diem aja salah apalagi lo banyak tingkah" Sewot Renjun.

"Iya deh laki' emang selalu salah"

"Heh lo pikir gue apaan? "

"Banci di perempatan lampu merah" Bales Haechan.

"Anjing ya lo. Sembarangan ngatain gue banci" Renjun tak terima.

"Udh deh ga usah mulai gue lagi ga mood buat nyeramahin lo bedua" Sambung jaemin.

"Apasih lo ikut campur aja. Ini menyangkut harga diri gue ya. Ya kali gue ganteng gini dikatain banci, kan babi emang"

"Gue masih ngomong baik² kok lo malah nyolot" Sewot jaemin sambil berkacak pinggang.

"Siapa juga yg nyolot?" Renjun ikutan berkacak pinggang.

"Ya Allah sabarkanlah hamba dalam menghadapi temen² hamba yg kayak setan" Haechan menengadahkan tangannya ke atas.

"Setan ga usah ngatain setan" Sewot Renjun dan Jaemin barengan.

"Aduh pusing gue pigi aja deh gue dari sini" Jeno pergi dari taman belakang tanpa disadari oleh yg lain.

.
.
.

Sore ini terlihat mendung melihat langit yg sudah mulai gelap sepertinya akan turun hujan sebentar lagi.

Jeno yg lagi berada di Toko buku memandang langit.

"Udh mau hujan, untung gue bawa mobil"

Jeno langsung keluar dari toko buku itu dan langsung masuk kedalam mobilnya. Selang beberapa detik air hujan mulai jatuh dengan derasnya ke permukaan tanah. Jeno  langsung mengemudikan mobilnya dan bergabung dengan kendaraan lain di jalan raya.

"Kalo hujan kayak gini pasti macet. Bunda khawatir ga ya gue pulangnya agak telat. Kabarin aja deh" Monolog nya.

Jeno berhenti begitu lampu merah lalu ia mengabari Irene kalau dia pulang agak telat karena hujan dan kemacetan jalan raya.

Disaat lampu lalu lintas berubah warna menjadi hijau, Jeno melajukan lagi mobilnya hingga netranya tak sengaja melihat ke arah samping kanan yaitu sebuah taman. Ditaman itu ada seorang gadis yg duduk dikursi taman sambil memeluk lututnya di derasnya hujan yg turun dari langit.

"Kok kayak kenal ya" Jeno menghentikan mobilnya di pinggir jalan, ia mengambil payung di jok belakang dan keluar dari mobil untuk menghampiri gadis itu.


Disaat Jeno sampai disana ia langsung memayungi gadis itu. Sedangkan gadis itu yg tidak merasakan air hujan yg membasahi tubuhnya mendongak keatas dan menemukan Jeno yg sedang memayunginya.

"Lo ngapain hujan-hujanan ji? " Tanya Jeno.

Gadis itu tersenyum simpul ke Jeno dan menurunkan kakinya.

"Lo kok tau gue ada disini? " Jeno menggeleng.

"Lo habis nangis kan? " Tebak Jeno. Walau dia tau wajah gadis itu basah karena hujan, tapi ia juga tau kalau gadis itu sedang menangis terlihat dari matanya yg bengkak.

"Kalo lo mau lo boleh cerita ke gue.. "

Jeno berpindah posisi dari berdiri di belakang gadis itu menjadi duduk disamping gadis itu.

Tanpa disadari gadis itu langsung memeluk tubuh Jeno menenggelamkan wajahnya di dada bidang Jeno dan meluapkan tangisnya. Jeno merasakan bajunya yg basah karena air mata yg keluar dari gadis itu.

Jeno mengelus rambut gadis itu "Gpp ji gue disini cerita aja" Gadis itu merenggangkan pelukannya pada Jeno.

"Gue ga tau harus apa jen. Orang tua gue udh pisah. Tapi ga ada satupun dari mereka berdua yg mau ngurus gue. Mereka malah menitipkan gue ke panti asuhan.Sedangkan keluarga gue cuman mereka berdua. Mereka egois jen, gue capek. Sebelum mereka pisah mereka sering bertengkar dan membanting barang yg bisa jadi pelampiasan emosi mereka. Mereka ga pernah ngertiin gue. Disaat gue lagi butuh mereka berdua, mereka malah bersikap kasar ke gue. Gue capek jen rasanya gue pengen nyerah aja. Gue ga tau harus kemana, gue juga ga tau harus ngapain. Mereka udh pergi ninggalin gue, dan gue juga ga tau mereka pergi kemana. Gue sendiri jen" Gadis itu menumpahkan cairan bening itu dari pelupuk matanya.

Jeno langsung menarik gadis itu dan menenggelamkannya kedalam dekapan Jeno. Ia juga mengelus lembut surai gadis itu.

"Lo ga sendiri ji, Lo masih punya gue. Masih ada gue yg selalu ada buat lo. Lo harus sabar atas cobaan yg dikasih ke lo. Gue tau ini terasa berat bagi lo dunia ini memang kejam ji, tapi gue mohon lo jangan ada niatan untuk nyerah ya. Lo harus buktiin ke dunia dan ke mereka berdua kalo lo itu bisa bertahan tanpa kehadiran mereka berdua. Lo yg sabar ya, lo pasti bisa buat ngelewatin ini semua. Ada gue yg selalu disamping lo, semangat ji... "

Gadis itu melepaskan pelukan Jeno "Makasih ya jen lo selalu ada buat gue" Jeno mengangguk dan menghapus jejak air mata di pipi gadis itu.

"Senyum dong jangan nangis lagi, gue mau liat lo yg ceria bukan yg sedih kayak sekarang"

Gadis itu melebarkan senyumnya yg membuat Jeno terkekeh geli.

"Ihh kok ketawa"

"Lo lucu ji"

Gadis itu mendorong bahu Jeno "Apasih ga jelas bngt jadi orang" Keselnya.

"Ouh iya, lo jangan balik ke panti ya"

"Terus gue mau tinggal dimana Ziooo" Jeno terkekeh lagi hanya gadis di depan nya ini kalau lagi kesel manggil dia dengan sebutan Zio.

Jeno menyelipkan anak rambut gadis itu kebelakang telinga "Di rumah gue"

*****

Sorry for typo...

DREAM'S SQUAD || 00L [NCT Dream] ✔Where stories live. Discover now