"Satu, dua, dua lagi.. satu, dua lagi.. tiga!" Zean langsung menancapkan gasnya kencang. "CURANG WOY!" teriak Adelio dan langsung menancapkan gasnya kencang.

Suara raungan dari motor terdengar sangat nyaring, keduanya memasukki sebuah terowongan. kini Adelio yang tadinya tertinggal berada disamping motornya Zean. dia menoleh kepada Zean, dia hormat sekilas dengan tengilnya.

"BUSET! TENGIL!" pekik Zean.

Adelio terkekeh dibalik helm, dia pun menancapkan gasnya kencang. sesekali keduanya ngejumping motornya. sungguh, ini balapan yang sangat sengit.

Motor Zean sangat kencang diatas rata-rata, bahkan kecepatannya 80 keatas.

"ZEAN, JANGAN TERLALU CEPAT. BAHAYA!" teriak Adelio membuka kaca helmnya. "ALAY!" jawab Zean yang mendengar perkataan Adelio, dia sedikit menoleh ke belakang.

Zean pun kembali menoleh ke depan, dia terkejut saat ada polisi tidur. motornya melewati polisi tidur, sedikit melompat motornya.

"EH, EH! ANJING!" teriaknya.

Saat motor kembali menapak ke jalanan, motornya terpeleset ke samping, alhasil Zean juga ikut terseret. motor tersebut menabrak trotoar.

BRAK!

"ARGHH! AWSS.." ringis Zean dengan kaki bawahnya yang tertimpa motornya sampai kelututnya.

Adelio turun dari motornya, dia lepas helmnya. lalu dia angkat motor Zean untuk berdiri, saat dia ingin menarik Zean berdiri, Zean meringis sangat sakit pada kakinya.

"SAKIT, DEL." Zean terduduk dengan memegang kakinya.

Adelio berjongkok. "makannya! pelan-pelan, dibilangin sama Abang tuh ngerti!" Zean mengerutkan keningnya. "maksud lo Abang?!" sentaknya.

"Waduh, keceplosan!" pikir Adelio. "anggap aja gua Abang lo, soalnya lo masih kayak bocah." lanjutnya.

"Najis!" pekik Zean.

"Sakit banget nih kaki lo?" tanya Adelio.
"menurut lo gimana bangsat?!" kesal Zean.

Adelio berdiri, dia pegang kaki Zean, lalu dia tekan.

"ARGHH!!! PELAN-PELAN!!" teriak Zean.
"HALAH.. TAHAN!" Zean menahan rasa sakitnya, "keseleo ini." Adelio melepaskan kaki Zean dengan pelan.

Dia tarik tangan Zean, dia rangkul. "gua anterin pulang, gak mungkin lo naik motor lo."

***

Zean dan Adelio pun masuk, mereka menuju ruang tamu, direbahkannya Zean disofa ruang tamu.

"CHRISTY BANGUNIN MAMA DAN PAPA DULU," kata Christy.

Zean meringis dengan memegang kakinya. tidak lama dari itu, Shani, Gracio, dan juga Christy berada diruang tamu.
Shani terkejut saat melihat Adelio, sementara Gracio menatap tidak suka kepadanya.

"Zean, kenapa kamu?!" tanya Gracio.
"ini Om.. Zean kecelakaan." Adelio menjawab.

"Saya tidak nanya kamu!" sentak Gracio.

"Zean kecelakaan sedikit," jawab Zean.

"Keluar lagi malam-malam?!" tanya Gracio. Zean menggaruk lehernya yang tak gatal, "iya." Gracio menggelengkan kepalanya, dia mendekati Zean.

"Minggir!" pekik Gracio kepada Adelio yang duduk disamping Zean. Adelio pun berdiri, Gracio pun duduk.

"Apanya yang sakit?" tanya Gracio. "kaki Zean." Gracio pun merangkul Zean, ia bawa Zean menuju ke kamar Zean.

"Del, kok kamu bisa sama Zean?" tanya Shani. "dia nantang Adelio balapan, malah dia yang celaka. karna dia ngegasnya kencang banget Mama," jawab Adelio.

"Mama?!" sentak Christy.

"Mama kamu maksudnya lah." ngeles Adelio.

Gracio kembali menuju ruang tamu, sementara Zean sudah beristirahat.

"Pulang kamu!" titah Gracio kepada Adelio. "iya Om." Adelio mengulurkan tangannya untuk bersalim, namun Gracio menepis tangannya. Adelio menarik uluran tangannya kembali, dia bersalim kepada Shani, lalu dia berpamitan.

***

Dikamar Adelio.

Adelio dan Acel sedang video call.

"Haha.. mukanya tambah ganteng deh, kalau malam."

"Mau foto gini." dari video call tersebut, terlihat Acel yang membuat tangannya love.

Adelio tersenyum, dia buat juga tangannya love.

Adelio tersenyum, dia buat juga tangannya love

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



















VOTE, TIDAK MAKSA. HARGAI KETIKA SUDAH MEMBACA, TERIMAKASIH..

YOUR BEAUTY END✓ [ TELAH TERBIT ]Where stories live. Discover now