41. Rencana Utomo

Start from the beginning
                                    

“Mobil lo dibobol?” Bejo terkejut.

“Ya. Ada yang hilang, dan kunci mobil gue rusak. Please, jangan lupa. Oke?”

“Oke.”

“Thanks.” Sambungan dimatikan, dan kini Diana menghubungi Tyo. Suara pria itu terdengar berat di seberang sana.

“Halo, Sayang?”

Diana hampir tersedak kaget. Lalu, dia pun teringat kalau Tyo sudah mengenalkan Diana adalah selingkuhan kepada bosnya. Digigitnya bibir untuk menahan tawa, dan langsung bicara dengan nada tegas. “Tyo, mobilku dibobol. Tas belanja tadi hilang, kamu bisa ketemu aku nanti?”

“Oh. Oke, Say, nanti Abang ke rumah, ya?”

Sambungan terputus dan Diana menghela napas berat. Meski dia bukan penakut, menyadari kalau diikuti sedekat ini membuatnya cukup was-was. Jantungnya berdetak lebih cepat, dan adrenalin meningkat seiring dengan ketegangan yang kini terasa di nadinya. Orang itu pasti menerka kalau kunjungannya ke bank berkaitan dengan kotak deposit ayahnya, dan ini sangat mengerikan.

******

Belajar dari kejadian dengan Bram sebelumnya, kali ini Diana lebih waspada. Untunglah, ternyata Utomo tidak selihai Bram, dan entah kenapa, Diana merasa kalau pria yang ada di kondisi puncak pada usia emasnya itu terlihat cukup tertarik kepadanya. Utomo tidak terlalu menjaga jarak seperti dalam permintaan di surel pendahuluan, juga tidak terlalu tertutup, meski Diana terkadang mengajukan pertanyaan yang sedikit menyimpang dari draf yang sudah dikirimkan. Pria itu tetap menjawab dengan sopan dan cukup informatif. Caranya menatap Diana begitu simpatik, dan sesekali dia tersenyum, menunjukkan sepasang lesung pipit dalam yang membuatnya terlihat sangat tampan. Tidak ada kesan terpaksa dalam ekspresinya, dia malah tampak menikmati sesi wawancara itu sampai waktu makan malam tiba.

“Apa sesi wawancara ini masih lama, Diana?” tanyanya, menyela pertanyaan yang diajukan oleh Diana.

Diana menatapnya dan tersenyum. “Masih ada beberapa pertanyaan, Pak Tom, tapi, apa Bapak punya agenda lain?” Dia balik bertanya.

Utomo mengulas senyum yang membuat ujung matanya mengeriput, menambah pesonanya yang matang. “Tidak. Tapi, saya merasa lapar dan bertanya-tanya, apa mungkin kamu mau meluangkan waktu untuk menemani saya makan?” sahutnya, lembut.

Diana tertegun. Kalau saja belum ada Tyo dalam hidupnya, dia yakin sekali akan langsung terperangkap dalam jebakan pesona buaya darat di depannya ini. Susah payah, dia pun mengingatkan dirinya sendiri kalau Utomo adalah pria petualang. Banyak wanita yang pernah menjadi pasangannya, dan tidak ada satu pun dari mereka yang bisa hidup tenang setelah berpisah dari pria yang meski terlihat ramah, tapi sebetulnya sangat mengerikan.

“Apakah Bapak tidak keberatan? Itu pertanyaan yang lebih tepat, Pak,” balasnya sambil tersenyum manis. Mencoba memikatnya? Huh! Dia disebut perempuan petualang juga bukan tanpa alasan!

Utomo tertawa kecil. “Saya senang sekali kalau bisa makan malam sambil menikmati kebersamaan dengan seorang perempuan cantik dan cerdas, juga sangat menarik seperti kamu, Diana.”

Ingat Tyo! Diana menghardik dirinya sendiri. Jangan sampai melayang dipuji salah satu manusia terkaya di Asia ini. “Pak Tom bisa saja.”

“Kita pindah ke ruang makan?”

“Boleh sambil saya teruskan wawancara supaya tidak terlalu lama menyita waktu Bapak?”

“Tidak boleh. Makan ya makan, begitupun dengan wawancara. Bagaimana kalau meneruskan wawancara setelah makan saja?”

“Kalau itu tidak mengganggu Bapak.”

“Diana, yakinlah satu hal, keberadaan kamu membuat saya sangat senang. Sama sekali tidak mengganggu. Tidak apa-apa saya mengatakan itu, bukan?”

Alamak! Pria buaya darat ini bahaya, lebih bahaya daripada Tyo dengan ketenangan sungai yang dipenuhi buaya sungguhan.

******

Utomo mengamati berkas di tangannya. Senyum miring tercipta di bibirnya saat dia mengamati foto wanita cantik yang mampu membuatnya menikmati waktu wawancara untuk pertama kali dalam hidupnya. Diana. Nama yang sesuai dengan orangnya yang cantik, tangguh, dan jelas berbahaya. Sialnya, dia sangat kritis, lihai, dan Utomo khawatir akan mengambil risiko terlalu besar kalau sampai tertarik kepada wanita itu.

Namun, tidak ada salahnya kalau dia main-main, bukan? Berdasarkan laporan yang diberikan anak buahnya, dia tahu kalau Diana adalah perempuan petualang yang sering berganti pasangan. Jenis wanita yang akan sangat bersemangat dan memuaskan di tempat tidur. Ini adalah pertama kalinya Utomo menginginkan wanita yang berbeda dengan tipenya selama ini, feminin dan lemah lembut. Tapi, dia tidak keberatan mencoba. Bersenang-senang sebentar akan membuat dunianya semakin berwarna, tentunya, sebelum dia menghancurkan perempuan itu melalui skandal dengan Roberto Bulaeng.

Secantik dan semenarik apa pun seorang perempuan, kalau dia berani menantang Utomo Widiarto, maka harus ada konsekuensi yang ditanggung. Sebuah konsekuensi yang tidak kecil.

Senyum licik dan kejam terulas. Ini akan sangat menyenangkan.

******

Diana membuka pintu mobilnya dan langsung masuk ke bagian pengemudi, tapi dia terkejut setengah mati saat sebuah bisikan menyapanya dari dalam kegelapan.

“Sudah selesai?”

Cepat, dia menoleh ke belakang dan melihat figur Tyo yang bisa dikenalinya meski dalam mobil begitu gelap. Dia langsung tersenyum lebar. “Tyo! Kok bisa masuk?” Dia ikut berbisik.

“Kamu kan bilang, mobilmu dibobol. Jelas aku bisa masuk dengan gampang.”

“Oh, iya.”

“Kamu yang menyetir dulu, nanti kita mampir ke salah satu tempat umum untuk gantian.”

“Oke.”

“Omong-omong, kenapa kamu langsung tanggap untuk berbisik juga?” bisikan Tyo terdengar heran.

Diana menyeringai. “Sama kayak kamu. Aku curiga kalau ada penyadap di sini, nanti aja kita ngomong.”

Tyo menyandarkan punggungnya dan berdiam dalam kegelapan. Dalam hati dia semakin merasa kagum, Diana bahkan lebih waspada dibanding kebanyakan petugas rekannya. Dia punya kekasih yang hebat.

Bersambung.

Kalo kebetulan kalian rada bingung karena ceritanya agak susah diikuti, coba baca ulang. Khusus buat cerita ini eike aja pake tabel sama diagram segala macem, kok. Wkwkwkk.

So, buat yang gak sabaran, silakan meluncur ke Karyakarsa, buat yang tetep sabar, tunggu di sini aja. Betewe, di Karyakarsa ada beberapa cerita yang gak ada di sini, ya. Kebetulan muatannya cukup dewasa, jadi gak bisa eike taruh bebas. Yang kepo, silakan melipir, tapi kalo belum cukup umur, biarpun udah punya duit sendiri, tetep dilarang mampir. Oke? Yang nurut, ya.

Maacih udah mampir di sini. Jangan lupa, klik gambar ijo di bawah.

Winny

Tajurhalang Bogor 12 April 2023

Diana, Sang Pemburu BadaiWhere stories live. Discover now