13. Fate is playing with us

Start from the beginning
                                    

"Siapa?" Ujar Taehyung sambil menghampiri arah pintu.

Setibanya disana, Taehyung terkejut pintunya terbuka namun tak ada orang disana, untuk memastikan maka Taehyung mendekati pintu yang terbuka padahal ia yakin tadi ia menguncinya. Bukan hanya menutupnya.

"Nenek Eve?" Ujar Taehyung lagi. "Kau kah itu, Nek?"

Nihil. Tak ada siapa-siapa.

"Mencariku?"

Suara itu menghentak Taehyung, ketika berbalik tubuh betapa terkejutnya bahwa kini tengah berdiri seseorang yang Taehyung kenal bernama Park Chanyeol. Taehyung tahu, untuk apa dia sampai mengikutinya kemari.

Taehyung memaku, ia takut. Tentu saja, seringai licik dalam ekspresi Chanyeol tercetak jelas saat ini.

"Jangan takut, aku tak akan melakukan apapun."

"M-mau apa kau kesini?" Tanya Taehyung berusaha mengikis rasa takutnya.

"Mengapa kau disini?"

Pertanyaan Chanyeol memunculkan kerutan di dahi Taehyung, apa maksudnya?

"Benarkah kisahnya sudah selesai, eh? Hanya sampai sini rupanya."

"Aku sudah tak ada urusan apa-apa lagi dengan Jungkook dan semua anggota gengnya, jadi tolong biarkan aku tenang mulai sekarang."

"Dan kau yakin, Jungkook juga baik-baik saja disana?"

"Apa maksudmu?"

"Kau percaya setelah kau kembali seperti ini, Jungkook benar akan baik-baik saja? Kau melupakan satu hal Taehyung, ingat bahwa dia seperti ini karena menyelamatkan mu, dan kau lebih percaya pada orang-orang sialan itu untuk menjauhi Jungkook demi hidupnya, itu tidak masuk akal."

Taehyung terdiam. Dalam hati ia membenarkan ucapan Chanyeol, tentu Taehyung sadar. Betapa kerasnya Jungkook menahan sakit demi dirinya, Taehyung sadar ia memiliki tempat di hati Jungkook, namun Taehyung berusaha menepis anggapan itu, Taehyung hanya tak percaya ada seseorang yang ternyata menginginkan kehadirannya.

Apalagi motif Jungkook seperti ini jika ia tak menaruh hati pada Taehyung, kan? Dan masalahnya, Taehyung menutup mata untuk hal itu.

Namun sekarang Taehyung sadar, ternyata ia juga memiliki perasaan yang sama. Taehyung hanya terlalu lambat menyadarinya, dan Taehyung juga sadar, ia sudah terlambat untuk membuat perasaan itu mengambil haknya. Taehyung sudah kehilangan semuanya.

"Jadi apa sekarang?"

"Ingin ikut bersamaku?"

Taehyung tersenyum remeh menatap Chanyeol yang terlewat percaya diri pada tipuannya.

"Mau menjebak Jungkook seperti apalagi agar dia menyelamatkan ku seperti kemarin hah, aku sudah tak berguna untuk mereka. Kau mau pancing mereka lewat aku lagi, itu percuma, kau tak akan berhasil."

"Bukan bertemu Jungkook, tapi bertemu keluarganya, ibunya, adiknya. Itu pun jika kau mau, aku hanya ingin membantumu."

"Aku tahu sebenci apa kau pada Jungkook, matamu sudah mengatakan semua perasaanmu ketika kau menatap Jungkook dengan tatapan dendam. Aku tahu kau bukan tanpa maksud jauh-jauh datang kemari dan menawarkan semua ini padaku, jadi apa mau mu?"

"Jadilah rekanku Taehyung—

Kau bisa pantau Jungkook lewat aku, Jungkook memang musuhku, tapi mau bagaimana pun, dia juga keluarga ku."

Dan Taehyung semakin tak mengerti pada semua yang terjadi.

.

Sementara Jeon Jungkook menderita.

Deritanya tak terlihat, karena hanya Jungkook yang merasakan, raganya terbaring tak berdaya di ranjang pesakitan sejak hari dimana Jungkook tahu ia kehilangan Taehyung.

Jungkook menyerah, nyaris putus asa karena dunia benar-benar bercanda pada kehidupannya.

Kedua tangannya di borgol seperti narapidana yang berusaha kabur.

Jungkook tertawa pada dirinya sendiri. Ia mengingat saat pertama kali ia sadar ia di cancang seperti ini tempo hari, ia yang memberontak namun di abaikan. Seolah mereka tuli pada suara teriakan histeris Jungkook yang nyaris habis.

Sekarang semua yang ia rencanakan berantakan, mereka sudah ikut campur terlalu jauh dari batasan yang di janjikan. Jungkook sadar, sekarang ia tak bisa lagi mempercayai apapun dan siapapun.

Suara pintu terbuka, memunculkan sosok pria yang Jungkook tak ingin melihat wajahnya.

Dalam diam, sosok itu berjalan diantara keheningan hingga ia tepat berada di samping yang terbaring. Jungkook menyaksikan tangan itu bergerak membuka borgol yang menahan kedua tangannya.

"Bersikaplah yang baik, jangan membuat dirimu sendiri gila demi orang tak berguna sepertinya."

"Dan jangan mencampuri urusan seseorang jika kau tak tahu apa yang sebenarnya terjadi Suga Hyung."

"Ini demi kebaikanmu, dengarkan perintah bos sekali saja, Jungkook."

"Kalian yang seharusnya tak mendengarkan perintahnya. Kau tak sadar kita ini di permainkan, hah? Dia hanya menarik keuntungan dari kita semua, dan saat kita butuh bantuan mereka apa mereka ada? Tidak hyung. Kau mau menutup mata pada luka sayatanmu yang masih basah? Mau menutup mata pada kita yang sejauh ini tak menghasilkan apa-apa? Buka matamu bahwa kita hanya di jadikan kambing hitam demi dunia menganggap mereka yang paling benar."

Suga terdiam, air mata adiknya jatuh ketika Suga menatapnya.

"Kau mau kita hancur di tangan mereka, Hyung?"

•••

sorry baru update yaw, moga ga makin pusing. kita akan memasuki inti, silakan berteori :)

WKWKW ga ga ga, jangan expect deh, takut ga sesuai.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 30 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ILY from 195 CountriesWhere stories live. Discover now