Bab 9

24 21 5
                                    

Kayla lalu menghampiri Siska dan membaca surat yang di bawa Siska.

" Untuk Kayla dan anak-anak.."

" Aku pulang kerumah dulu ya, yah sebenernya aku gak ingin pulang. Namun, aku juga harus bekerja. Jadi kalo ada waktu lagi aku mampir ke sana. Jangan cariin dan lupain aku aku ya! "

Kayla tersenyum entah di bagian mana yang membuatnya tersenyum " Astaghfirullah kenapa aku..aku langsung panik sendiri, hahahaha! "

" Kakak gak papa? " Tanya Zul yang dari tadi melihat Kayla panik " Kakak gak usah sedih, kan di surat juga Kak Alvi bakalan mampir kesini. "

" Siapa juga yang sedih, Kakak tadi kelilipan debu aja kok. " Kayla menyeka air matanya yang tadi keluar lalu membawa Zul dan Siska keluar " Yaudah yuk kita keluar aja, itu udah mau komat kalian mau sholat di sini atau di mushola? "

" Di mushola aja Kak, kalo gitu kami pamit. " Zul dan Siska sudah di tunggu yang lain di luar, mereka yang awalnya berniat ke mushola bersama Alvi harus di tunda karena Alvi yang pergi tanpa pamit.

" Dih kok aku nangis ya, rasanya takut banget kehilangan dia! " Kayla lalu tersenyum sendiri di kamarnya sambil menatap surat Alvi, lalu ia teringat dengan cincin yang di berikan Alvi.

" Kalo aku menerimanya gimana? Tapi aku sudah menganggap dia seperti Kakak dan juga sahabat aku! Gimana Bu, aku harus gimana kedepannya? "

Kayla menatap cincin yang terlihat sederhana namun memiliki arti penting bagi Kayla " Andai aja aku bisa menerimanya! Pasti dia gak bakalan pergi lagi! "

" Hah, semoga aja di selamat sampai tujuan. Ayo Kayla kamu harus bersih-bersih rumah terus lanjut bikin jualan, kamu bakalan sibuk hari ini jadi harus semangat Kayla! " Kayla lalu pergi bergegas dengan semangat yang membara.

***

" Gimana ya si Kayla sekarang? Aku kangen, lah baru aja gak ketemu beberapa jam udah kangen aja! "

Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundak Alvi yang sedang melamun " Hayo lagi ngelamunin apa? Jangan-jangan..." Dendi teman satu-satunya yang akrab dengan Alvi.

" Mikir apa sih orang lagi mikirin kerjaan sana ke meja sendiri, kamu gak di terima di meja sini! "

" Ya maaf, jangan marah kan aku sahabat sekaligus teman lembur kamu. "

" Sahabat apa, kalo di minta tolong suka gak mau! " Alvi lalu mengacuhkan Dendi.

Semuanya berubah seperti semula, Alvi sering lembur hingga dia tak sempat untuk mampir ke tempa Kayla. Saat ia sedang bekerja tak sengaja Alvi mendengar percakapan bos nya.

" Jadi gimana perkembangan di sana? "

" Salah satu pegawainya mengundurkan diri, jadi ada satu tempat pegawai kosong. "

Alvi lalu memperjelas telinganya untuk mendengar percakapan bos " Eh bentar, tempatnya dekat rumah Kayla, apa aku coba minta di pindah kerja aja ya? "

Alvi lalu menghampiri bosnya yang sedang berbicara lalu mengajukan dirinya untuk di pindah tugas ke sana.

" Pak, boleh saya mengajukan diri buat di pindah tugas kan? " Dengan rasa takut, Alvi gemetar namun ia tahan agar tidak membuat dia gugup.

" Wah kebetulan sekali, kamu kan kerjanya cukup bagus, nah pasti cocok nih! "

" Tapi pak ini bukan pekerjaan yang bisa dilakukan oleh sembarang orang. "

" Gak papa yang penting ada penggantinya dulu, nanti kalo ada kendala kita cari orang lagi. " Bos lalu mendekati Alvi

" Mulai besok kamu pindah ya, saya kasih kepercayaan yang tinggi buat kamu jadi kamu harus bekerja dengan benar dan lebih giat lagi ya! "

Seketika Alvi langsung tersenyum lebar dan menjabat tangan pak bos " Makasih pak, saya akan bekerja dengan sungguh-sungguh, terima kasih atas kepercayaannya! "

" Dasar, semangat anak muda emang tinggi ya, hahahaha! "

Alvi langsung diberangkatkan ke kota di mana kantornya sekarang cukup dekat dengan rumah Kayla.

Tok, tok, tok.

" Assalamualaikum Kay, anak-anak Kak Alvi datang! "

Kayla yang ada di kamar segera berlari untuk membukakan pintu " Wa'alaikumsalam, kamu udah balik lagi, kok bawa banyak barang-barang? Ini barang kamu ya? "

" Iya, ceritanya panjang! Jadi aku boleh tinggal di sini mulai sekarang? " Alvi memohon kepada Kayla, dan Kayla merasa sedikit senang karena dia tak perlu kehilangan lagi Alvi.

" Ya, boleh aja. Tapi kok kamu pindah? " Kayla lalu membawa barang-barang Alvi masuk ke dalam.

" Jadi aku tadi di pindah kerjakan ke kantor yang deket sini! "

" Serius?! " Kayla kegirangan namun ia harus memendamnya.

" Iya serius, jadi mulai sekarang aku gak bakalan jauh dari kamu, Siska, Zul, Resky, sama Juan! " Alvi seketika memeluk Kayla yang membuat hati Kayla terus berdetak kencang.

" E..eh, Alvi lepasin! "

Keheningan tiba-tiba datang di antara mereka, Alvi yang sangat senang karena tak akan jauh dari Kayla tiba-tiba menunjukkan ekspresi sedih.

" Kamu gak suka ya, maaf deh. Kalo gitu aku cari kontrakan yang deket sini, aku titip barang-barang ku di sini ya. " Alvi pergi keluar tanpa pamit dan menyisakan Kayla yang sendirian.

" Eh, tunggu Alvi, aku gak ngelarang kamu tinggal di sini! "

Alvi tak mendengar ucapan Kayla dan terus berjalan hingga tubuh Alvi tak lagi terlihat di mata Kayla.

Cinta Semanis GulaWhere stories live. Discover now