#2 Alex

5 1 0
                                    


"Lena berangkat sekolah dulu ya, mah". Ucap Lena sambil mengulurkan tangannya hendak pamit ke sekolah.

"Iya, Len, hati-hati ya".

 Lena bergegas mengeluarkan sepedanya dari garasi dan menaikinya ke sekolah. Sekolahnya tidak jauh dari rumah Lena.

...

...

"Len, nanti istirahat bareng, ya". Ucap Alex, teman sekelas Lena.

"Yoi, Lex".

 Alex, seorang laki-laki seumuran dengan Lena, berbadan tinggi, dan rambut sedikit berantakan. Alex dan Lena sudah berteman cukup lama, mereka berdua mempunyai hobi yang sama yaitu menggambar. Orang-orang sering mengira mereka adalah pasangan cinta monyet atau disebut pacaran, namun kenyataannya mereka hanya sebatas teman dekat.

Berhubung Lena adalah seorang introvert, ia tidak memiliki cukup banyak teman, walau begitu sebenarnya Lena adalah seorang pribadi yang hangat dan mengasyikkan.

Kringggg.....

Bel istirahat pun berbunyi. Mereka berdua bergegas menuju ke kantin sekolah.

 Tempat duduk yang biasa mereka duduki berada di sebelah ujung selatan kantin, di dekat jendela, mereka sengaja memilih duduk di situ dikarenakan mereka bisa melihat pemandangan pegunungan tempat mereka tinggal dari jendela, suasana itu sangat disukai anak hobi menggambar seperti mereka.

"Nggambar apa, Lex?". Tanya Lena Ketika Alex baru saja hendak mengeluarkan buku gambar nya dari dalam tas.

"Entahlah, mungkin aku akan menggambar menu makanan kita hari ini".

"Memang kamu bisa? Nggambar spaghetti susah lho ".

"Oooo, ngremehin sang maestro ya ini anak". Ucap Alex bercanda

 Mereka berbincang-bincang sambil menggambar, mereka selalu melakukan itu setiap hari.

"Gambar apa, Len?". Tanya Alex

"Biasa, nggambar bulan".

"Tumben enggak nggambar pohon".

"Eh..". Lena terdiam sejenak.

Lena teringat akan pohon misterius yang ia lihat kemarin.

"Kenapa, Len? Kamu gapapa, kan?". Tanya Alex dengan raut kebingungan.

"Lex, sehabis pulang sekolah, kamu aku ajak ke suatu tempat, mau ya?".

"Kemana? Kok tiba-tiba banget".

"Ada yang mau aku tanyain, Lex, udah ikut aja".

"Eumm, Ok..".

...

...

...

 Bel pulang sekolah berbunyi. Lena menghampiri Alex yang sedang merapikan bukunya.

"Ayo cepetan".

"Sabar, memangnya mau kemana, sih?". Tanya Alex.

"Ke jalan menuju kota, gak jauh kok dari sini, ayo cepet". Ucap Lena sambil menarik tangan Alex.

Lalu mereka berdua bergegas menaiki sepeda masing-masing.

...

...

"Stop, disini Lex".

"Memangnya ada apa, Len?".

Lena mengarahkan telunjuk jarinya ke arah tiga pohon kemarin.

"Pohon itu, apa sebelumnya kau pernah melihatnya?".

"Entahlah. Kurasa tidak, aku jarang pergi ke kota, jadi aku tidak pernah melewati jalanan disini. Ya... kau tahu lah aku mabuk perjalanan".

 Mereka berdua pun duduk di sebelah sepeda mereka, karena percuma jika tidak melihat pemandangan dahulu.

"Kok aku merasa aneh, ya?". Ucap Alex tiba-tiba.

"Aneh kenapa, Lex?".

"Daritadi kita sampai disini, rasanya sepi banget, ya? Seperti ada yang janggal".

"Kamu jangan nakut nakutin, dong".

 Lena juga merasa janggal, hanya ada angin sepoi-sepoi disini, tidak ada kicauan burung, kupu-kupu beterbangan atau apapun. Namun tiba-tiba

"Lena...".

"Alex... kurasa kau melihat apa yang aku lihat".

 Mata mereka tertuju pada arah yang sama, yaitu pohon sequoia, salah satu pohon terbesar yang dilihat Lena kemarin.

 Pohon itu mengeluarkan cahaya hijaunya. Dari akar, menuju ke seluruh bagian pohon. Sesaat, pohon itu bersinar. Langit diatasnya mulai dipenuhi gumpalan awan mendung dan angin yang lebih kencang dari biasanya.

Melihat itu, mereka berdua pun takut dan bergegas untuk pulang.

"Len! Pulang Len!". Teriak Alex sambil menaiki sepedanya.

"Itu tadi apa, Lex?!". Tanya Lena sembari memancal sepedanya dengan cepat bersamaan dengan Alex.

"Kita cari tahu nanti. Aku kerumah mu saja dulu ya, Len".

 Kedua bocah yang masih mengenakan seragam sekolah itu bergegas pulang, dengan memancal sepeda sekuat tenaga menaikin tanjakan yang untungnya tidak terlalu tajam.

 Anehnya, saat mereka berdua sampai di desa, langit cerah seperti sedia kala, tidak ada mendung ataupun angin kencang. Mereka berdua akhirnya sampai dirumah Lena.

"Mah, aku pulang". Ucap Lena sambil memasuki kamar.

"Iya... Eh, ada Alex, masuk saja Alex".

"I-iya, tante".

 Mama Lena juga sudah lama mengenal Alex, karena seperti pada umumnya, ibu Alex adalah teman mama Lena.

...

"Jujur saja, aku masih takut dan terbayang-bayang kejadian tadi".

"Serius, tadi itu apa?!". Tanya Alex sambil agak ketakutan.

"Lagipula, dimana kita bisa mendapat informasi mengenai sebuah pohon?". Jawab Lena.

"Ini mungkin sepele, tapi aku yakin pasti ada".

 Mereka berdiskusi dan mengira-ngira dimana mereka bisa menemukan sebuah informasi sebuah pohon, dan sepertinya itu cukup rumit, Karena di desa ini siapa yang peduli terhadap kisah sebuah pohon. 

...

...

...


𝐓𝐎𝐓𝐀𝐋 𝐊𝐀𝐓𝐀 680

𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐛𝐮𝐤𝐮 𝐢𝐧𝐢 𝐲𝐚𝐚 𝐛𝐢𝐚𝐫 𝐚𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫-𝐧𝐢𝐦 𝐬𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐮𝐩𝐥𝐨𝐚𝐝𝐧𝐲𝐚

𝐭𝐡𝐚𝐧𝐤 𝐲𝐨𝐮 𝐟𝐨𝐫 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐭𝐡𝐢𝐬 𝐜𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫

The Light Of SEQUOIAUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum