Sontak hal itu membuat Ethan rileks, melirik sekilas Andreson yang kini mendudukkan pantatnya di pinggir kolam membelakanginya

"Aku punya hal yang menarik, itu membuat jantung ku sering berdetak lebih cepat dari sebelumnya. Kau tau apa alasan di balik itu?"

Meski tak seter-tekan tadi, itu tak membuat rasa cemas Ethan berkurang. Ia menjawab dengan nada yang di buat senormal mungkin

"Tidak" jawab Ethan

"Hanya Karna seorang bocah. Ku pikir aku sudah gila memungut anak di pelelangan, tapi sekarang aku paham. Bocah itu mampu memasuki dunia ku yang bahkan anak kandung ku sendiri tak mampu memasuki nya. Bukan kah itu pencapaian yang bagus? Tapi bocah milikku sedikit nakal, dan itu membuat ku sering menghukum nya"

Ethan tak tau, apa yang terjadi dengan kakak sepupu nya ini, tak biasanya akan bercerita panjang lebar. Tidak seperti dirinya yang biasa, dia benar benar berbeda..

Ethan sebenarnya masi was was, namun rasa penasaran membuat nya melupakan rasa takut yang baru saja ia rasakan

"Bocah? Seperti nya bukan aku saja yang memiliki rahasia di sini..?"

"Keke! Kau benar. Baiklah, akan ku bawa ke mansion utama, dan akan ku ceritakan di sana"

Mendengar penuturan tiba-tiba Andreson, membuat Ethan sedikit kebingungan

"Ah ya! Dan jangan lupa bawa juga milik mu–"

Mendengar nama miliknya di sebut, Ethan hendak protes namun urung setelah mendengar ucapan Andreson selanjutnya

"–tidak usah khawatir boy, aku tak akan berbuat macam macam. Kau bisa pegang kata kata ku"

Ethan pasrah, ketika Andreson bersikap mutlak di hadapannya. Sedikit benci ketika ia bahkan tak bisa melawan di hadapan Andreson, namun inilah ia, inilah batasan yang ia miliki...

.
.

Pagi datang, Ethan bangun dan bersiap siap. Hari ini ia akan pulang ke villa, di mana miliknya berada

"Barang anda sudah saya siapkan tuan" Jo yang membantu membereskan keperluan Ethan memberitahu

"Ya, siapkan penerbangan tercepat milik kita" Ethan yang tengah memasang dasi hanya menjawab tanpa menoleh ke arah Jo

Jo yang mendapat perintah, langsung memegang earphone di telinganya sembari berjalan keluar kamar hotel dan menunggu Ethan di loby

Merasa sudah rapi, Ethan keluar dari kamar hotel. Di bawah ia menemukan Jo yang berdiri di loby, sembari membawa tas yang hanya berisikan satu set baju kotor dan juga beberapa berkas yang memang tak bisa di tinggal

Melihat kedatangan Ethan, Jo menuntun Ethan pada mobil roll royce. Setelahnya mobil melaju dengan kecepatan sedang, menuju salah satu cabang perusahaan nya di Itali guna memakai helikopter

Setelah memasuki helikopter dan pergi dari atas gedung pencakar langit itu, helikopter melaju dengan kecepatan yang biasa

Hingga akhirnya Ethan sampai di bandara Leonardo da vinci. Tepatnya di Fiumicino

Ethan mulai memasuki pesawat pribadi miliknya, pesawat nya mulai lepas landas dan menuju ke Indonesia dengan memakan waktu yang cukup lama

Di perjalanan, Ethan hanya memandang keluar jendela pesawat pribadi miliknya, sejujurnya perasaan Ethan tengah gelisah saat ini, bahkan ketika ia membuka mata di pagi hari tadi

Ethan menatap ajrol di tangan kirinya, menatap jam sudah menunjukan siang hari

"Kenapa dengan perasaan ku, sial!"

Jo yang duduk tepat di samping Ethan mengkerutkan dahi bingung

"Ada apa tu–" pertanyaan Jo terpotong, di sela oleh Ethan

"Jo, coba periksa cctv di rumah! Perasaan ku tak enak"

"Baik tuan!"

.
.

"Ada apa ini?"

Semua mata menoleh, terkecuali Dio. Bocah itu masi sesegukan Karna tak biasa melihat darah, apalagi darah nya sendiri

"Mama?!"

"Nyonya!" Akmal membungkuk, dengan tangan yang menarik pelan tubuh Dio kedalam pelukannya di saat kakak tuannya itu sedikit lengah

"Apa yang mama lakukan disini?" Bingung pria yang mirip Ethan itu

Amber Lagerfeld. Wanita yang menjabat sebagai ibu kandung dari Ethan, wanita paruh baya yang masi sangat cantik di usia yang tak lagi muda

Amber menatap putra nya, kemudian pandangannya beralih pada anak yang ada di pelukan Akmal, dengan penuh..... darah?!

Amber dengan cepat mendekat ke arah Akmal dan Dio, raut wajahnya terlihat sangat panik

"Astaga, apa yang terjadi?! Cepat bawa ke rumah sakit sekarang!"

"Baik nyonya!" Akmal menunduk, membawa Dio dalam dalam pelukannya. Bocah itu sudah tak sadarkan diri saat ini, membuat Akmal di rundung perasaan panik yang tak bisa di jabarkan, ia keluar dari villa dengan berlari menuju mobil

Amber mengikuti Akmal setelah menyeret putranya untuk ikut, menjadi supir dadakan

"Cepat Fred, kita tak punya banyak waktu"

Meski kesal masi menguasai pria yang di panggil Fred oleh Amber, kakak Ethan itu tak menolak melihat bagaimana raut ketakutan wanita yang sangat ia sayangi itu

Mobil melaju dengan kecepatan di atas rata rata, membelah jalan dengan tak biasanya. Banyak yang mengumpat, tentu saja Karna hampir banyak orang yang terserempet

Fred tak peduli, sedikit rasa khawatir menyelip melihat bagaimana darah segar masi mencucur dari kening Dio

'apa aku kelewatan?'

Setelah sampai di parkiran rumah sakit, Akmal langsung keluar dan berlari ke arah loby rumah sakit

"Dokter! Dokter!" Akmal berteriak, beberapa dokter dan suster meletakkan Dio di atas brangkar dan membawanya ke UGD Karna melihat betapa banyaknya darah yang keluar

Amber menyusul dan mengikuti brangkar Dio, Akmal hendak ikut menyusul namun salah satu suster di sana menahan tangannya

"Maaf pak, tapi anda harus menyiapkan sejumlah uang, juga menandatangani surat ini terlebih dahulu agar operasi di laksanakan dan pasien akan di tangani dengan maksimal"

"Apa keselamatan manusia di mata mu hanya mainan, selamatkan Dio terlebih dahulu! Urusan uang bisa belakangan sialan!" Akmal geram, ketika suster tersebut malah menanyakan uang terlebih dahulu dari pada menangani orang yang sekarat

Tak pernah Akmal memanggil Dio dengan namanya, tapi kali ini hanya Karna seorang suster membuat kemarahannya sampai di ubun ubun

"Maafkan saya pak, tapi memang begitu prosedur di sini, silahkan pak. Jika bapak tidak memiliki uang, bapak boleh keluar dengan anak anda" jawab suster itu lagi

Tak menyadari raut wajah Akmal yang mendingin, dengan peringatan jelas yang menguar dari tubuhnya

Akmal yang sudah muak, ingin mengeluarkan revolver dari saku dalam jas nya dan menembak kepala suster di depannya, jika saja Fred tidak menahan tangannya terlebih dahulu

"Aku akan menanganinya, pergilah dan kabari Ethan"

Tanpa kata, Akmal segera menyusul ke ruangan Dio yang sedang di tangani oleh dokter, sedangkan tangannya mulai mendial nomor Jo sang tangan kanan Ethan

Bersambung....




Hayooo, siapa yang duga kalo yang datang itu Ethan...

Salah ya, yang datang itu mama nya Ethan hehehe

Tapi beneran woy, gue udah salah alur cerita, nanti gue bingung nyari topik alur gimana..?

Anak PUNGOTTWhere stories live. Discover now