1 : 𝐂𝐨𝐧𝐭𝐫𝐨𝐯𝐞𝐫𝐬𝐢𝐚𝐥 𝐰𝐫𝐢𝐭𝐞𝐫

831 72 2
                                    

Dahulu, pada abad kegelapan. Dimana perang antara wilayah timur dan barat. Kesengsaraan, kemiskinan, tumpah darah, bahkan meregang banyak nyawa. Untuk makan hari esok saja belum terpikirkan karena mereka masih bertanya pada diri sendiri. Apakah besok aku masih hidup?

Bayang-bayang ketakutan selalu menyelimuti. Ditinggal orang terkasih itu sudah biasabagi mereka yang hidup di abad kegelapan. Hati mereka sudah mati. Tangan mereka sudah kotor. Membunuh seperti makanan sehari-hari mereka. Yang pada akhirnya, semua sudah selesai. War is over.

Bahagia dan kelegaan menjadi satu. Yang tersisa hanya rasa trauma mereka. Kini abad kegelapan sudah ditinggalkan kemudian menjadi awal revolusi dunia untuk berkembang.

Tetapi jiwa perang seseorang masih ada. Bahkan kesulitan dalam menyambung hati ke orang lain. Bukan karna hatinya mati, tapi belum mengenal. Inilah awal dimana ia menemukan hatinya sendiri.

Kaiser Michael adalah penulis paling kontroversial pada abad revolusi. Bukunya menyindir pemerintahan, fantasy dark, psychological fears, fiksi pasca apokaliptik, horror dan lain-lain. Tetapi kebanyakan bukunya adalah masa-masa perang disitu Kaiser menggunakan banyak kalimat yang menyindir pedas.

Pada akhirnya, Kaiser pernah ditahan di kantor polisi kemudian di bebaskan karena pendapatnya yang kuat sekaligus dibantu temannya, Reo. Walau Reo pun sudah lelah dengan Kaiser.

Kaiser tak pernah menulis buku romansa. Ketika bukunya ada tokoh pasangan, dipastikan tokoh pasangan itu salah satunya akan meninggal atau pengkhinatan. Kaiser itu tak pernah tertarik dengan dunia percintaan. Padahal banyak wanita yang mencintainya tetapi di tolak mentah-mentah oleh Kaiser. Dia tak akan terjun ke dunia percintaan, karena menurutnya sangat merepotkan. Mungkin dia akan lebih fokus ke karirnya menjadi seorang penulis paling kontroversial.

.
.
.
.
.

- ,, Kaiser Michael.Pov ・━━ ❜

Ketika matahari terbit dari sebelah timur dan udara masih sangat dingin bahkan kaca-kaca rumah warga masih berembun. Udara di pagi hari itu sangat segar karna para pendosa belum menghirupnya dengan rakus. Kupikir aku akan mengawali pagi ini dengan tenang tanpa harus berjumpa dengan banyak orang.

Nyatanya tidak. Di pagi buta aku di telepon. Kupegang telepon genggam dengan sangat malas. Padahal kesadaranku belum sepenuhnya sadar tapi sudah ada saja yang menyebalkan di pagi hari. Dasar tak sopan.

"Ya?", panggilku singkat.

"Datang kesini segera, ada yang ingin ku bicarakan", pintanya. Si ungu terong janda ini kenapa jadi sangat repot-repot memintaku datang kesana? bukankah lebih baik menjelaskan langsung saja padaku lewat telepon ini.

Aku menghela nafas malas. "Jelaskan saja sekarang, apa susahnya?", malasku.

Reo terdengar menghela nafas panjang mendengarnya. Dia menanggapi dengan sedikit kesal. "Datang saja. Jangan banyak protes. Pemalas sepertimu butuh penjelasan berulang-ulang. Dasar rambut kertas", kesalnya langsung mematikan telepon.

Apa dia mau marah-marah padaku? menambah beban pikiranku saja. Padahal aku belum memikirkan ide buku novelku kedepannya. Benar juga. Sudah 2 minggu berlalu, ide untuk menulis juga tak kunjung dapat padahal aku sudah banyak melakukan riset untuk jadi refrensi.

Heh- sekalinya aku membuat sebuah novel. Novel ku juga langsung di kecam banyak pihak termasuk pemerintahan, hampir saja jadi buronan. Padahal kalau tersindir ya bilang saja tidak usah pakai formalitas akan menangkapku. Aku bebas menggunakan kalimat dari perasaan dan pemikiranku sendiri.

𝐄𝐥𝐞𝐟𝐭𝐡𝐞𝐫𝐢𝐚 [ Kaiser Michael ]Where stories live. Discover now