"Gue tau lo lagi patah hati tapi gak usah egois anjing! Gue datang kesini mau nolongin lo tapi ternyata? Lo malah kayak tai!"

Haruto menepis tangan Jeongwoo yang terasa semakin menusuk pada tulang pundaknya,

"Lepasin!"

Jeongwoo mendorong Haruto cukup keras sehingga pemuda itu limbung,

"Fine, kalau emang itu mau lo gue pergi, gak bisa di urus lo!"

"Akh--"

Baru saja 2 langkah Jeongwoo kembali berbalik saat mendengar suara rintihan, ia melihat Haruto yang memegang perutnya sendiri

"Gak usah banyak drama!" Tekan Jeongwoo yang tak bisa lagi ditipu oleh Haruto seperti minggu lalu,

Namun melihat Haruto yang meluruh dan bersandar pada tembok dengan keringat dingin yang mulai bercucuran membuat Jeongwoo langsung dengan sigap menahan tubuh Haruto

"Jeo-- hiks sakit banget"

"Tahan Ru, gue telfon dokter dulu"


*****

"Kan gue juga bilang apa, asam lambung lo naek bego, lo telat makan sama banyak pikiran jadi double kill mampus!"

Meskipun dengan mendumel Jeongwoo tetap menyuapi Haruto bubur yang sudah dibuatkan oleh Mashiho, Haruto sama sekali tak mendengarkan ocehan Jeongwoo, kepalanya sungguh pusing, perutnya terasa di aduk aduk,

Haruto merasakan kembali mual, pemuda itu berusaha berdiri, Jeongwoo yang melihat Haruto akan muntah lagi langsung menuntut sahabatnya itu masuk ke dalam kamar mandi, Jeongwoo memijit tengkuk Haruto dan membantu pemuda itu untuk memuntahkan semua isi perutnya.

"Jijik hiks huek!"

"Gak usah di liat bego!"

Jeongwoo mengusap wajah Haruto dengan air agar pemuda itu lebih segar, segera Jeongwoo menggendong tubuh Haruto dan dibaringkan diatas kasur,

Setelah memberikan Haruto minum air hangat, jeongwoo kembali masuk ke dalam kamar dan membersihkan bekas muntahan sahabatnya itu tanpa rasa jijik sama sekali.

"Lo gak jijik?" Tanya pemuda itu lemah saat Jeongwoo kembali duduk dan menyuapi nya bubur yang belum habis

"Halah segala pake jijik, umur 6 tahun aja gue udah nyebokin sama bersihin tai lo!"

Suapan kedua Haruto menutup mulutnya "Gak mau, mual"

"Satu suap lagi ya? Kalau gak ada makanan yang masuk nanti gak bisa minum obat, lo mau hah di rawat dirumah sakit?"

Hanya dengan kalimat itu Jeongwoo bisa menakut-nakuti Haruto, Haruto itu paling takut dengan rumah sakit, apalagi jarum suntik.

Jadi dengan sangat terpaksa Haruto menurut, membuka mulutnya dan menelan bubur itu dengan mati-matian menahan mual,

"Nih minum" Jeongwoo menyerahkan beberapa butir obat pada sahabatnya

"Tidur, istirahat" Kata Jeongwoo menyelimuti Haruto "Jangan di buka bajunya"

Haruto menahan tangan Jeongwoo saat pemuda itu akan pergi, Haruto sedikit menggeser tubuhnya memberi ruang pada Jeongwoo

"Temenin, takut"

Jeongwoo mengangguk kecil kembali menyimpan piring bekas diatas nakas

"Lo mau ganti baju dulu? Takutnya mual baju lo tadi kena muntah"

Haruto mengangguk, Jeongwoo segera membawa baju ganti dan memberikan nya pada Haruto, pemuda itu berbalik membiarkan Haruto untuk mengganti baju diatas tempat tidur

Jeongwoo mengambil baju kotor dan dimasukkan ke keranjang cucian, setelah semuanya beres baru Jeongwoo lah yang ganti baju meminjan baju Haruto yang sedikit besar, ia hanya takut Haruto akan mual saat tidur dengannya karena tadi Jeongwoo juga ikut terkena cipratan muntahan.

Jeongwoo masuk kedalam selimut, membaringkan tubuhnya di samping Haruto, ia juga sudah ijin pada Mashiho bahwa akan menginap dikamar Haruto karena anak itu sedang sakit pasti akan sangat rewel, ditambah dengan sakit maag yang bisa kambuh lagi kapan saja.

Mashiho tentu saja setuju, bukan karena ia tak mau mengurus Haruto hanya saja setelah pulang sekolah Haruto seperti sedikit menghindar, tadi juga Mashiho sempat membujuk Haruto namun adiknya itu tak mau melihat kearahnya jadi Mashiho membiarkan Jeongwoo yang membujuk adiknya itu.

Mashiho yakin besok atau lusa Haruto pasti akan kembali baik, adiknya itu tidak bisa marah lama-lama.

Haruto semakin mendekatkan tubuhnya pada Jeongwoo, perlahan tangan Haruto melingkat di perut pemuda itu

Jeongwoo yang menyadari bahwa Haruto ingin di peluk langsung berbalik dan menghadap pemuda manis itu, Jeongwoo menarik Haruto kedalam pelukannya,

Mereka terlelap dengan saling memeluk satu sama lain.

*****

Tbc

POSSESSIVE BFKde žijí příběhy. Začni objevovat