(Name) terbelalak. Ia langsung menahan diri nya dengan secara menggantung di jendela yang pecah. Tangan nya terluka sehingga membuat (name) merintih kesakitan dan membuat nya melepas genggaman nya ke jendela.

Hyungseok juga kaget. Di saat bersamaan, mereka bertiga terjatuh dari lantai tiga yang membuat mereka langsung tak sadarkan diri. Telepon (name) masih terhubung dengan hyunki.

Brakk!!!

"Ketiga nya tidak sadarkan diri!" Ucap medis yang datang sembari membawa hari hari mereka.

"Sudah ku bilang pasang penyangga leher nya dulu! Kalau leher nya patah, mau tanggung?!"

"Maaf-- maafkan saya!"

.

.

.

.

Deg! Deg! Prangg!! Tangan jihoon bergemetar hebat begitu mendengar telepon dari rumah sakit kalau (name) jatuh dari lantai tiga dan sudah tidak sadarkan diri.

Bersama park Hyungseok, dan gong yunghoon. Jihoon menutup mulut nya kaget. Nafas nya terengah engah, (name) memang sering masuk rumah sakit. Tetapi baru kali ini ia mendapatkan berita kalau (name) sudah tak sadarkan diri di rumah sakit.

Jihoon tanpa berpikir panjang langsung menuju rumah sakit tersebut tak lupa menelpon krystal dan jonggun... Yang lain perlu juga kah? Kek nya, ngga.

Jihoon mengelap keringat yang sudah membasahi wajah nya. Jihoon segera menghampiri (name) yang sedang di rawat.

Ia terduduk begitu melihat keadaan (name) yang kritis. Koma begitu saja.. "(name)? Kau bisa bangunkan? Kau bisa bangun kan? Aku percaya pada mu (name) kenapa kau selalu tercampur masalah yang membuat sterss seperti ini, (name).. aku selalu khawatir pada mu.." ucap jihoon memegang tangan (name) lembut.

"DG??" Hyungseok kecil menoleh ke arah jihoon, ia sontak menatap sinis hyungseok karena melihat jihoon yang saat ini mata nya sedang berkaca kaca.

"Ah maaf, aku mau bertanya.. kamu kang dagyeom tapi di panggil Lee jihoon oleh (name)-kan? Lalu.. ini Lee jihoon siapa?"

"Banyak tanya lo! Cari tau sendiri." Ucap jihoon tak ingin menjawab, hyungseok hanya mengangguk mengerti karena ia harus mencari tahu sendiri siapa Lee jihoon yang identitasnya ga jelas ini.

"Aku benci hal ini.."

"Dg.."

"Apa?"

"Hyunki, Eun sook, ha Joon, hyejin kau tidak menghubungi rekannya?" Tanya hyungseok.

"Aku tidak punya nomor nya."

"Tapi hp nya kan ada disana?" Ucap hyungseok menunjuk meja. sontak jihoon membuka ponsel itu dengan sidik jari (name). Dan menelpon seluruh temannya yang mungkin anggota nya.

Jihoon menghela nafas nya berat.

Berminggu Minggu, dan berhari hari, jihoon lah yang mengurus (name) ia terus menatap wajah (name) yang tengah tak sadarkan diri itu.

"Kapan kamu sadar (name)..? Aku kangen.." sahut jihoon lirih, hyunki juga menatap wajah (name) dengan sabar. Sontak kontak mata mereka berdua bertemu.

"Aku hanya tangan kanan, (name). Jangan salah paham." Ucap hyunki mengalih perhatiannya. Jihoon tersenyum tipis lalu duduk di kursi yang tersedia

"Kau mengumpul banyak rekan hanya untuk (name)? Kau hebat, hyunki." Ucap jihoon tersenyum, membuat Hyunki salah tingkah karena baru pertama kali di puji oleh artis.

"Ah iya terima kasih.." hyunki ikut duduk, (name) seperti sedang menggerakkan salah satu jari nya yang membuat jihoon langsung tersadar dan bangkit begitu saja.

"MAMA!" seru (name) membuat jihoon dan hyunki kaget,

"Mama? Aku dimana? Mama? Mama dimana?? Perasaan aku sama mama tadi.." ucap (name) bangun membuat jihoon langsung menenangkan nya.

"Kamu siapa? Aku dimana? A- aku tadi sama mama, mama tadi meluk aku.." (name) langsung berontak, jihoon sontak menahan tubuh (name) agar tenang.

Hyunki memanggil dokter, (name) berontak berontak seperti ini bangun, ia menyeka air mata nya yang mengalir.

"mama.." (name) menghela nafas berat, ia berpikiran kosong. Ia bingung, perasaan tadi dia bersama mama nya di Padang bunga yang indah, dengan mama yang bersayap..

"Tadi mama cantik banget loh.. aku kangen, hiks.." (name) memeluk jihoon yang tengah memeluk nya erat. Hyungseok sudah bangun dari koma nya, ia kehilangan kesadaran selama 3 Minggu. Sedangkan (name) hampir 4 Minggu .

"Aku kangen mama, jihoon.. aku kangen mama.." adu (name) pada jihoon, setelah melepas dekapan (name).

Setelah di periksa oleh suster, (name) tersenyum tipis. Ia masih mengingat ibu nya ketika di mimpi itu.

"Hahahaha.... Dasar aku.." (name) tersenyum tipis.

"Aku benci park jiho. Aku harap dia mati." Ucap (name) meremas rambut nya. Jihoon menghela nafas panjang kemudian menyuruh (name) untuk istirahat saja dulu untuk satu hari, besok baru akan ke sekolah.

"Baiklah,"





Tbc

Kebanyakan di skip ya?? Gada ide woyy😭😭

LOOKISM| ~'reader'~ Where stories live. Discover now