₱₹⃓₦₠⃩02

237 17 0
                                    


-Kelabu itu menderu-

Malam semakin menjadi. Sean dengan tenang masih sibuk meracik minuman pesanan pelanggan. Sejak beberapa minggu yang lalu ia mulai bekerja di Bar itu. Jika siang hari ia berada di kedai caffein miliknya. Maka ia menghabiskan sebagian malamnya dalam seminggu di Bar untuk bekerja tambahan.

Orang lain sering melihatnya dengan warna cokelat kalem. Namun begitu memasuki dunia malamnya, ia menjadi seorang dark purple. Sorot mata yang berbeda dari biasanya. Tatapan hampa menyerupai malam yang kelam.

Bagaimana dengan Thian?

Tentu saja ia tidak mengetahui hal ini. Lelaki itu terlalu sibuk dengan pekerjaannya hingga percaya saja ketika malam dan pintu kamar Sean terkunci, ia menganggapnya sudah tidur lelap. Karena esok pagi mereka akan bertemu dan berinteraksi seperti biasa tanpa ada kejanggalan.

Thian tidak mencurigai apapun tentang apa yang dilakukan Sean.

Lihat saja malam ini, suara jedag jedug musik tidak mengganggu pendengaran Sean. Ia hanya fokus pada pekerjaannya. Walau tak jarang ada pelanggan yang menggodanya, tapi tak menggoyahkan hatinya.

Sampai seseorang menghampirinya____________"Sean"

Kepalanya melongok melihat siapa yang memanggil. Seseorang dengan tubuh tinggi dan wajah tampan tegas. Ia adalah pemilik Bar..

"Bos Yuan.......?" Dengan nada memanjang dan wajah membesut.

Yang dipanggilnya –Bos- menyunggingkan senyum. Percayalah, hanya Sean yang memanggil namanya dengan nada seperti itu. Semua orang yang mengenalnya bahkan tunduk didepannya. Ya. Yuan Khein. Tapi ia sendiri menyukai saat Sean memanggil dengan nada tak biasa itu.

"Wajahmu pucat. Kau sakit?"

Sean menggeleng "Tidak, hanya sedikit lelah.."

"Ikut ke ruanganku sekarang!" pintanya tanpa basa-basi.

"Kenapa?"

"Ikut aku, Sean. Jangan membantah.." tegasnya "Dixo!! Gantikan pekerjaan Sean. Aku ada urusan dengannya" lalu ia menyuruh yang lain mengambil tugasnya. Sementara tangannya sudah menyeret lengan Sean untuk segera mengikuti langkahnya.

Dengan terpaksa ia menurut. Walau masih bingung dengan sikap Bos-nya. Tapi, daripada ia kena marah dan berakhir di pecat lebih baik diam saja. Karena ia tahu persis sifat Yuan. Jika ia sudah marah, apapun bisa dilakukannya sebagai kejahatan.

Yuan mendudukkan Sean di sofa lalu mendorongnya hingga berbaring nyaman. Mata Sean terus memperhatikan apa yang dilakukan Bos-nya.

"Tidurlah sebentar, kau butuh istirahat"

Mendengar itu Sean bangun "Tidak. Aku tidak selemah itu Bos. Jangan terlalu memperhatikanku.. aku baik-baik saja. Lagi pula tidak enak dilihat yang lain.."

Yuan tidak peduli. Ia dorong lagi tubuh Sean. Malah kemudian melepas jaket dan menutup tubuh kecil Sean dengannya.

"Kau mau ku pecat?" Sean menggeleng "Kalau begitu lakukan perintahku!" ucapnya tegas.

Ck!!! Sean tidak percaya Bos kejamnya itu menyebalkan juga. Tapi ia tidak mau kehilangan pekerjaan juga. Ada hal yang harus ia lakukan dengan uang itu. Jadi ia akan mengumpulkannya dengan cepat..

Setelah ia dapat uang banyak, Sean akan keluar dari sana. Pikirnya.

Namun untuk saat ini sebaiknya ia menurut.

"Jangan berpikiran macam-macam! Aku bahkan tidak akan melepaskanmu Sean.. tidak akan pernah!" ancamnya.

Sean tidak takut. Ia menutup wajahnya dengan jaket Yuan. Sebaiknya memang ia tidur saja daripada mendengar ancaman lagi.

DissembleWhere stories live. Discover now