2022 Agas

3 0 0
                                    

Agastian Fernando, begitulah namanya. Seseorang yang sangat kuat mengahadapi dunia yang begitu kejam terhadapnya. Agas merupakan penderita bipolar sejak ia masih kecil. Banyak sekali kepahitan yang dialami selama hidupnya. Keluarga yang utuh tetapi terasa sangat jauh dari dekapannya. Dia agas, sosok lelaki 20 tahun yang selalu berusaha mengakhiri hidupnya.

"Mati, mati, mati" ucapnya sambil menggoreskan silet ke tangannya, membuat ukiran - ukiran yang terlihat indah di matanya.

"Aaakkkhhh gua cape, kenapa harus gua yang punya penyakit sialan ini" ucap agas dengan penuh amarah.

"Gua cape gaada yang peduli sama gua, gua mohon tuhan ambil gua dari dunia ini" mohon agas dengan pasrah.

Kringgggggggggg.

"Sialan gua harus ke kampus sekarang" Agas segera membersihkan kekacauan yang telah ia perbuat dan segera menyelesaikannya menuju kampus.

Dengan mengendarai sepeda motornya yang bewarna merah dan helm abu - abunya, Agas berangkat ke kampus di tengah teriknya matahari kota. Sesampainya di kampus ia memutuskan menuju ke kelasnya dengan kemeja lengan panjang yang menutupi luka yang telah dibuat tadi.

Saat sedang berjalan santai menuju kelasnya, ia melihat sosok gadis kecil dengan senyuman manis yang terpatri di wajahnya. Seorang gadis kecil yang terlihat bahagia berjalan bersama teman-temannya. Sosok gadis cilik yang hanya melihatnya saja sudah membuat hatinya terasa tenang. Sang gadis kecil yang sepertinya telah mencuri hatinya.

"Lala, Kaila Aurora!" panggil salah satu teman sang gadis kecil tersebut.

Iya Caca gadis kecil itu menjawab temannya sambil tersenyum hangat yang membuat hati Agas menjadi sangat tenang saat melihat senyumannya.

"Kaila Aurora, nama yang sangat indah" gumam Agas sambil menatap Lala dari kejauhan.

Setelah melihat sang gadis kecil memasuki kelas, Agas pun segera memasuki kelasnya karena sebentar lagi pelajaran akan dimulai.

"Agas" panggil Ira, sosok perempuan yang sudah menjadi teman Agas sedari SMA.

"Iya ra kenapa?" jawab Agas menghampiri Ira.

"Kok kamu hari ini ga jemput aku?" tanya Ira terheran - heran karena biasanya mereka selalu pergi bersama kapan pun itu.

"Maaf, gua tadi ada urusan" jawab Agas seadanya.

Mereka berdua pun segera duduk menghampiri teman -temannya yang sudah berada di dalam kelas sedari tadi.

Sepanjang perkuliahan Agas tidak fokus karena selalu terbayang gadis kecil yang ia lihat tadi. Senyumannya sungguh membuat hatinya tenang tidak seperti biasanya. Rasanya hanya dengan melihat dari kejauhan seperti tadi sudah bisa meredam segala amarah yang ada di hatinya. Tidak pernah ia melihat sosok perempuan dengan perasaan seperti ini. Tak hanya senyumannya, tatapan mata gadis kecil itu juga terlihat begitu indah. Ah rasanya Agas sudah tidak sabar ingin memeluk gadis kecil itu.

Tak terasa karena keasikan membayangkan sang gadis kecil itu, perkuliahan sudah selesai. Agas menyelesaikan meninggalkan kelas dan berharap bisa bertemu sosok gadis kecil itu lagi. Agas berjalan ingin melewati kelas sang gadil kecil tadi tapi tidak jadi karena ada yang memanggilnya.

"Agas" panggil Ira dari depan kelas.

"Iya" Agas pun menoleh menatap Ira.

"Ayo pulang, kita pulang bareng kan?" tanya Ira dengan mata yang berbinar.

"Iya ra" jawab Agas dengan pasrah.

Agas dan Ira pun meninggalkan kelas dan menuju ke parkiran motor. Sepanjang perjalanan Agas hanya melamun membayangkan sang gadis kecil, tak peduli dengan ocehan perempuan di sampingnya. Setelah sampai di parkiran mereka segera menaiki motor dan pulang ke rumah. Selepas mengantarkan Ira, Agas menuju ke rumahnya. Saat sampai di rumah ia segera memasuki ruang tidur dan mencari informasi mengenai gadis kecil tadi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 10, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

RumahWhere stories live. Discover now