"Tak apa apa, aku dan kamu sama sama berkerja keras untuk ujian, aku yakin kamu bisa melampaui hyungseok. Jadi bersemangat lah!" Ucap (name) menyemangati ketua kelas.

Senang sekali mendapat juara satu di bagian depan. (Name) bangkit dan mulai meninggalkan kelas.

.

"jihoon?" (Name) bingung karena pagi pagi jihoon sudah ada di rumah nya. Cepat banget kerumah? Jihoon menoleh begitu (name) memanggil nya.

"Aku buatkan sarapan." Jihoon tersenyum kecil dan mengangkat masakan nya. (Name) tersenyum tipis, ia mulai duduk di kursi.

"Aku lupa memberitahu mu, (name). Aku akan tinggal di apartemen mu." Ucap jihoon mendadak, (name) tidak kaget sih, soal nya keliatan sekali kalau jihoon itu selalu mampir dan hampir tidak pernah pulang dari rumah nya.

"Yah, boleh. Asal ga ribut." Ucap (name) mulai menyantap sarapannya dengan damai, jihoon tersenyum senang. Ia juga langsung menyantap habis makanan nya.

Selesai sarapan, (name) membantu jihoon membersihkan seluruh piring kotor. Makanan yang tersisa jihoon menaruh nya di kulkas dengan rapih.

(Name) mencuci piring dengan santai, sembari bersiul siul. Tugas nya selesai pun ia langsung tersenyum riang.

Ting! (Name) duduk di sofa dan melihat notifikasi yang berasal dari ponsel nya itu. (Name) melihat ada info dari sekolah. Ke kamp pelatihan.

"APA!?" seru (name) kaget. Ia.. merasa ada yang aneh dengan ini, tetapi apa boleh buat. Ia harus bersiap untuk besok.

"Kenapa (name)?" Tanya jihoon heran. (Name) mengangkat ponsel nya dan berusaha tersenyum. "Seluruh siswa di wajibkan ikut kamp pelatihan!"

"Oh yaudah?" Jihoon duduk di samping (name), (name) menghela nafas nya berat. Ia langsung menyiapkan peralatan yang harus ia bawa, dan.. alat tajam yang mungkin bisa berguna sedikit.

jihoon menyalakan televisi nya, membuka acara yang mungkin bisa menghiburnya sedikit. (Name) dengan kesal melempar semua barang nya ke lantai. Ia ingin meluapkan kekesalan nya terlebih dahulu sebelum pergi.

Karena, ia tau. Akan terjadi sesuatu yang mengerikan disana. (Name) menghela nafas nya dan melempar cutter kelantai.

Tiba tiba penglihatan nya memburam seketika, (name) ingin berteriak tetapi suara nya tidak bisa keluar. Kepala nya menghadap ke atas dengan warna mata yang sudah memutih.

"Aku akan.. membunuh orang yang melukai.. teman ku.."

Kesadaran (name) kembali, ia langsung terbatuk. Tenggorokan nya langsung sakit, seperti di cekik rasanya.

"hahaha.." kekeh (name) kecil dan melanjutkan beberesnya.

Esok.

Haru sudah tiba, (name) menyimpan alat tajam itu dengan sangat hati hati. Agar tak ketahuan, (name) memasuki bus dan melihat hyungseok duduk di belakang bersama yang lain.

(Name) langsung duduk di samping mijin. Kesal kesal. Hari ini mungkin akan menjadi hari yang terbahagia. Tetapi tidak akan hari selanjutnya.

Berisik! Mereka di tengah perjalanan sangat berisik. Mereka santai sekali ya? Tetapi, (name) juga ikut permainan itu kan?

"Ahh.. lembutnya.." zin memegang tangan mijin dengan lembut ketika ia kalah, (name) menatap nya aneh, yang lain juga begitu.

mereka istirahat terlebih dahulu di supermarket mungkin..? Zin sedang mencoba permainan tinju, ia mendapatkan rekor tinggi. Tapi tidak dengan hobin yang tak mau kalah dari nya.

(Name) menatap mereka aneh, ketika (name) memisahkan mereka, dan (name) mencoba permainan tinju itu, ia mendapatkan rekor paling tertinggi! Gile ni cewek!

"A- apa?!" Zin dan hobin terkejut dengan hasil rekor itu. (Name) menghela nafas kasar. Ia meninggalkan kedua nya langsung pergi ke toilet untuk buang air kecil.

tak berselang lama saja, terdapat keributan di samping toilet. Sial. Hidup nya tak pernah tenang!
.

.

.

.

"SIALAN! AKHIR NYA SAMPAI JUGA!!"
Seru (name) keluar dari bus terlebih dahulu. Ia melihat hyungseok dan yang lainnya turun dari mobil.

"Semua berbaris! Berkumpul di depan ku!" Seru sang pelatih cakep, dan salah satu lelaki gendut di samping nya. Senior.

"Kami sebagai instruktur bisa menjadi malaikat atau iblis! Tergantung dengan kelakuan kalian..."

"HALAH BACOT! Langsung ke inti nya bisa tidak, pria brengsek?!" Kesal (name) blak blakan. Hyungseok sampai kaget, mijin menenangkan (name).

"Hah.. untuk berjaga jaga, kami akan memeriksa tas kalian." Ucap instruktur itu dengan percaya diri. (Name) mengendus kesal. Ia melepas tas nya, ketika tas nya di periksa, ia langsung saja menyembunyikan cutter itu di.. dalam baju?

"Kamu cewek baik baik ya! Good." Instruktur cakep itu tersenyum tipis. (Name) mengambil tas nya dan menatap tajam lelaki itu.

"bacot, sana jauh jauh. Gue alergi cowo kayak lo. Brengsek bajingan!" Perkataan yang mungkin sudah keterlaluan. (Name) mendorong lelaki itu dan menarik mijin menjauh dari nya.

Hyungseok mendekati (name) dan menghentikan (name) di beberapa langkah nya. (Name) mengkerut begitu hyungseok berada di hadapan nya.

"(Name) cepat minta maaf! Kau sudah keterlaluan kepada yang lebih tua!"

"Peduli setan dengan yang lebih tua! Memang nya kalau dia jauh lebih tua dari ku, aku harus berbuat apa? Hormat? Ngga! Najis gua hormat sama cowok brengsek!"

"(Name) kau sudah di ambang keterlaluan! Cepat minta maaf atau--"

"Atau apa sialan? Mau berantem? Sini brengsek! Jangan buat aku menyamakan diri mu dengan Zeus!" (Name) mulai menarik kerah baju hyungseok, kenapa (name) marah sekali? Bingung hyungseok.

Hyungseok mengangkat tubuh (name) dan melemparkan nya ketanah, (name) segera bangkit dan membuat hyungseok terjatuh karena ia menyenggol hyungseok dengan kaki nya.

"Kau tau apa tentang aku sialan? Kalau aku begini terhadap orang brengsek mending kau diam saja ikuti perkataan ku kalau dia brengsek!" Seru (name) menaiki hyungseok dan menarik kerah baju nya.

Zeus mulai panik, ia mendekati mereka berdua yang sedang berkelahi itu. Hyungseok menarik lengan (name) paksa, kenapa cewe ini kuat ketika marah?!

"zin! Kau harus menjaga mijin dari laki laki sialan ini, kalau tidak.. aku bunuh kau! Tidak peduli dengan penjara anak yang akan menunggu ku! Kau harus menjaga nya, dan kau hyungseok! Aku akan menghajar mu hingga kau mengerti apa maksud dari perkataan ku sialan."

"Sudah cukup!" Tentu (name) langsung mendapatkan gosipan dari cewek cewek. (Name) berdiri dan langsung mendekati instruktur won bin.

"Maafkan aku, pak won bin. Aku mendapatkan masalah ketika aku baru pertama kali melihat mu." Ucap (name) hormat dengan won bin.

Won bin sedikit mengangguk dan menaruh satu stiker di pundak (name). "Terima kasih peringatan nya, pak won bin. Aku harap kau terus seperti ini ya."

"Jangan seperti Zeus sialan itu, haha." Kekeh (name) merendahkan. "Ini ponsel ku, kak won bin." Ucap (name) meninggalkan dan menghampiri hyungseok.

"Maaf atas perkataan ku tadi, aku kelewat emosi."

"ah? Ya.. gapapa."

"Itu tadi peringatan loh, hyungseok. Jangan sesekali kau lengah dari Zeus." Suara (name) sontak berubah dan menatap hyungseok dengan tajam.

Hyungseok meneguk ludah susah payah dan menatap (name) aneh.





Tbc.

(Name) emosi gais!! 😨😨

LOOKISM| ~'reader'~ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang