KENAPA GITU-GITU DOANG?

84 9 0
                                        

Kemarin di sebuah grup menulis, saya mengajukan pertanyaan seperti ini:

Kemarin di sebuah grup menulis, saya mengajukan pertanyaan seperti ini:

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Jawaban para penulis di sana kebanyakan adalah seperti ini:

Jawaban para penulis di sana kebanyakan adalah seperti ini:

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Apakah kalian merasa relate dengan mereka?

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.


Apakah kalian merasa relate dengan mereka?

Nggak sekali dua kali saya temui penulis yang berhenti menulis karena 'mengerjakan hal yang lebih penting'.

Hal yang lebih penting itu meliputi:

1. Sekolah
2. Kuliah
3. Kerja kantoran.

Kenapa penulis menganggap tiga hal di atas lebih penting? Nomer 1 dan 2 karena kebanyakan orang berpikir kalau sekolah akan menjamin kehidupan mereka di masa depan karena menjadi syarat utama mendapatkan uang.

Pemikiran itu mungkin nggak salah di masa lalu. Karena orang zaman dulu mengandalkan ijazah untuk mencari pekerjaan yang layak dalam artian pekerjaan di belakang meja. Bertani nggak lagi jadi pilihan menarik karena harga pupuk yang tinggi dan harga hasil panen yang sering anjlok atau panenan gagal karena terpengaruh cuaca.

Banyak orang mengincar pekerjaan PNS, TNI, Polri atau kerja di BUMN / perusahaan swasta besar yang syarat masuknya adalah punya ijazah.

Tapi, coba kalian baca semakin tahun semakin sulit menjadi PNS. Apalagi sejak pemerintah mencanangkan program PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) yang kemungkinan diangkat menjadi PNS pun kecil.

Menjadi anggota TNI dan Polri sudah sulit masuknya, risiko yang dihadapi pun sangat tinggi (termasuk bertaruh nyawa).

Bagaimana dengan profesi lain? Baiklah, kita ambil contoh dokter sebagai profesi yang kita anggap cukup bonafide.

Ini cuma contoh kecil ya, Temans

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Ini cuma contoh kecil ya, Temans. Jangan lupakan sekolahnya yang sulit, lama, dan mahal. Belum lagi risiko tertular penyakit sangat tinggi. Ingat, Temans, selama pandemi kemarin, Indonesia kehilangan 2000 lebih tenaga kesehatan akibat terpapar virus. Mereka meninggal karena menangangi pasien. Miris kan?

Pernahkah Temans berpikir, ada nggak ya profesi yang nggak perlu selelah itu, nggak perlu menghadapi risiko tinggi sampai kematian?

Setelah saya menjalani berbagai pekerjaan, jawabannya adalah penulis platform.

Internet memang mengubah segalanya. Kita nggak perlu kesulitan mendapatkan uang, bahkan cukup dari rumah hanya bermodal gadget, sambungan internet, dan kuota.

Lalu kenapa banyak orang yang mengabaika peluang ini?

Penulis yang saya kenal membiarkan naskahnya mangkrak dengan dalih mengerjakan hal yang lebih penting.

Saya kasih gambaran ya. Dengan hanya di rumah saja dan menulis cerita, kamu bisa per bulan mendapat uang Rp. 100 ribu sampai Rp. 200 juta.

Nggak, saya nggak mengada-ada. Selama kalian tekun, nggak mungkin nasib kalian sebagai penulis cuma gitu-gitu doang.

Buat kamu yang sekarang masih sekolah atau kuliah atau mungkin malah kerja dengan gaji pas-pasan, cobalah mulai tekuni menulis itu. Sempatkan waktu minimal 1-2 jam sehari untuk menulis, posting ke platform dan membuat materi promo ke media sosial. Jadikan itu sebagai kebiasaan selama minimal 2 bulan. Lakukan setiap hari lalu lihat hasilnya satu tahun kemudian.































Write Without FearOnde histórias criam vida. Descubra agora