PLOT DRIVEN STORY

220 32 6
                                        

Menurut saya pribadi, tidak mungkin sebuah novel murni plot driven atau pun murni character driven. Sebab, novel yang hanya mempertimbangkan hanya plot / alur, maka bakal bikin tokoh nggak dekat dengan pembaca yang pada akhirnya bikin pembaca nggak dekat dan nggak berempati pada tokoh. Sebaliknya, cerita yang 100% character driven tanpa membangun plot yang matang bakal terasa menjenuhkan dan kurang seru.

Namun, di chapter ini saya akan membahas novel yang punya kecenderungan plot driven.

Plot driven story digerakkan oleh alur, adegan, dan plot twist. Sangat cocok untuk genre mystery, suspense, action, horror dan thriller. Novel fantasy memiliki perpaduan antara plot driven dengan character driven, sehingga kita bisa juga memakai teknik ini untuk menulis genre fantasi.

Ciri Novel Plot Driven

1. Memiliki banyak adegan

Contoh novel plot driven adalah novel-novel karya Dan Brown, Agatha Christie, dan John Grisham. Banyak banget rentetan adegan yang nggak bakal bikin jenuh. Pergerakan tokoh, benda, bahkan binatang digambarkan jelas. Pembaca diajak memperhatikan setiap detail yang disajikan sebagai clue atau kunci menuju adegan selanjutnya.

2. Alur yang terencana, berurutan, dan matang

Dalam cerita plot driven yang baik, pembaca nggak akan menemukan celah atau cacat logika. Kenapa demikian? Sebab penulis sudah merancang secara matang detil-detil alur serta adegan beserta printilannya demi mendukung kesinambungan bab yang satu dengan bab yang lain.

Maka, kita akan merasakan banget semua adegan berlangsung secara terencana dan terjadwal.

3. Plot twist yang tidak disangka

Dalam cerita yang menggunakan teknik plot driven, pembaca akan banyak menemukan kejutan di sepanjang cerita. Ambillah contoh novel Dan Brown yang banyak banget kejutan.

Dalam Da Vinci Code, holy grail yang dimaksud adalah Maria Magdalena, bukan sebuah benda, tetapi manusia.

4. Konflik eksternal yang seru

Novel plot driven berfokus pada konflik yang berasal dari luar, bukan dari dalam para tokohnya.

Kelebihan Plot Driven Novel

1. Cerita sulit ditebak

Karena plot driven berfokus pada alur dan seringkali terdapat plot twist, maka pembaca akan menebak siapa pelakunya, apakah benda yang dicari akan ditemukan, apakah misteri akan terungkap?

Hal yang membangkitkan rasa penasaran pembaca inilah yang mengikat mereka mengikuti cerita dan membaca sampai tamat.

2. Terhindar dari kebosanan

Semua dialog, narasi, dan adegan mengandung petunjuk untuk mengungkap misteri. Dalam novel Dan Brown malah sesekali diselipi baku hantam. Hal ini menjauhkan pembaca dari rasa bosan.

3. Cerita akan terkesan realistis dan logis

Karena plot driven mengandalkan otak kiri, maka penulis sedapat mungkin meminimalisasikan plot hole, bukan hanya bermodalkan perasaan. Karena itulah cerita plot driven lebih mudah dipercaya oleh pembaca. Bahkan para Pembaca novel Da Vinci Code percaya bahwa Maria Magdalena sungguh istri Yesus.

Kekurangan Novel Plot Driven

1. Memerlukan riset yang dalam

Jelas sekali untuk menulis novel yang dapat dipercaya, maka penulis haruslah meluangkan waktu yang banyak untuk meriset agar tidak terjadi cacat logika. Terkadang karena keasyikan riset, maka novel bisa bertahun-tahun baru dapat selesai.

2. Kurang Dekat dengan Para Tokoh

Dalam novel plot driven, terkadang pembaca tidak tahu latar belakang tokoh dalam cerita, tidak tahu ketakutannya, tidak tahu kerapuhannya. Pada akhirnya, pembaca jadi kurang dekat dan sulit berempati dengan tokoh dalam novel.

3. Kurang Baper

Pencari kebaperan sudah pasti menjauhi novel plot driven. Mungkin ada adegan orang mati, tapi entah kenapa rasanya nggak sedih. Atau saya aja yang nggak sedih, tapi kalian sedih baca novel Dan Brown? Share dong di kolom komentar.

Cara Menulis Novel Plot Driven

1. Riset

Novel plot driven jelas memiliki riset yang matang. Ambil contoh John Grisham, novel legal thriller karyanya penuh dengan detail yang bikin pembaca ikut berpikir. Demikian pula  novel Dan Brown dan Agatha Christie.

2. Susun outline yang dipenuhi adegan berkesan

Adegan dalam outline haruslah matang, teliti, dan terperinci, terutama melibatkan hasil riset yang sudah kita lakukan.

3. Perhitungkan hubungan sebab-akibat

Novel plot driven yang baik tidak boleh memiliki kecacatan logika. Misalnya, saya pernah baca novel misteri mengenai pembunuhan di Indonesia yang pelakunya sudah dilaporkan ke polisi, tapi rumahnya yang menjadi TKP masih ditempati orang. Hal tersebut cacat logika, sebab pastinya TKP sudah dipasangi garis polisi yang mana orang dilarang masuk agar tidak mengacaukan bukti yang tersebar di sana.

Tentunya dengan kecacatan logika fatal semacam ini, mengubah alur. Ingat, perubahan detail dapat mengubah keseluruhan cerita.

4. Siapkan Plot twist

Kejutkan pembaca dengan plot twist, misalnya pelaku pembunuhan yang tidak disangka, atau seperti novel Dan Brown, holy grail yang dicari-cari ternyata adalah manusia, bukan 'cawan' berupa benda.

Write Without FearWhere stories live. Discover now