01

3.3K 231 10
                                    

Hal kecil yang kita kira itu mudah, ternyata sangat sulit. Hari-hari nya selalu sulit bagi dirinya, tapi ia selalu bisa melewati semuanya. Walaupun dengan mengeluh, tapi semua itu ia tuntas kan.

Seseorang pun, selalu mendukung nya. Seorang pria yang sudah bersama nya, hampir 2 tahun belakangan ini. Kekasihnya yang sebentar lagi, akan menjadi suaminya, selalu setia bersama nya, disaat ia sedang lelah, dan menerima keluh kesahnya.

"Kenapa lagi, kali ini?" Tanya lembut jaemin sang kekasih renjun.

"Gak papa, gak ada kejadian yang bikin aku kesel." Renjun.

"Ouh ya?"

"Hmm, semua nya baik-baik aja."

"Kalo kita dah nikah, kamu berhenti ya?" Jaemin mengelus rambut hitam legam renjun.

"Tapi aku suka kerja, di situ."

"Aku gak mau, tiap hari kamu marah-marah karena kesel. Nanti kamu, makin tua tau, kalo marah-marah terus." Ledek jaemin.

"Ihh ka Nana, kok gitu sih." Kesel renjun.

"Aku becanda sayang."

"Lagian, aku udah sanggup menghidupi kamu. Bahkan sampai, buyut kita nanti. Jadi kamu gak perlu, bekerja lagi."

Tentu saja jaemin bisa menghidupi renjun, sampai 7 turunan. Ia pemilik perusahaan Asia, yang sudah bercabang di setiap negara.

Tugas renjun hanya tinggal diam, dan menghabiskan semua uang jaemin. Ia tak perlu lagi mencari uang, ia tinggal duduk manis, dan menerima setiap transfer uang yang jaemin hasilkan untuk nya.

"Tapi kalo aku di rumah terus, aku tuh bosen ka Nana."

"Kamu bisa masak, berbagai macam makanan, dan bermacam kue. Kamu bisa melakukan itu semua, atau berkebun. Aku akan menyiapkan semuanya, di rumah kita nanti." Jaemin.

"Iya juga sih."

"Daripada kamu selalu di marahi, bos mu di tempat kerja. Lebih baik, diam di rumah kita berdua, dan berfikir untuk menghabiskan uang ku." Ucap jaemin dengan bangga.

"Ishh berisik, aku tau uang ka Nana banyak."

"Dan itu semua untuk kamu."

"Ayo sekarang pulang, besok kita harus cek tempat pernikahan kita, kamu gak lupa kan?" Tanya jaemin.

"Mana mungkin aku lupa, ini pernikahan impian aku, ka Nana tau itu."

"Iya aku tau, aku tau semua tentang kamu. Jadi ayo sekarang kita pulang, agar kamu bisa istirahat."

Mereka berdua meninggal kan cafe, tempat mereka tadi makan malam bersama.

Jaemin sudah sampai di rumah nya, setelah mengantar kan renjun ke rumahnya.

Ia berjalan ke arah kamar nya, setelah itu membersihkan tubuhnya. Jaemin berdiri di depan kaca besar di kamar nya, ia menatap pantulan dirinya di kaca.

"Kau sudah bicara, dengan nya?" Tanya seseorang dalam dirinya.

"Belum." Jaemin.

"Pernikahan sebentar lagi, dan kau belum berbicara dengan nya?" Kesal seseorang dalam diri jaemin.

"Aku akan berbicara, tentang mu padanya. Kamu tenang saja, semua akan baik-baik saja."

"Bicarakan tentang kita, padanya. Bukan kau saja yang akan menikah dengan renjun, saya pun akan menikah dengan renjun."

"Bukan kau saja yang harus renjun terima, tapi dia juga harus menerima saya. Kau tau, kita akan bertukar jiwa, jika salah satu dari kita, jiwa nya lelah."

Two Husband Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz